Hemmm. Tumben bocah ingusan itu memberiku hadiah. Gumam Michael.
Siang tadi Claudya memberikannya sebuah kotak hadiah dari Jihan entah apa isinya. Karena sibuk Michael memutuskan untuk membuka hadiah itu di kediamannya.
Begitu kotak itu terbuka Michael sangat terkejut hingga kedua matanya hampir copot.
Meski hanya selembar kertas namun berhasil membuat seluruh tubuh Michael bergetar hebat.
Jantungnya serasa hampir berhenti berdetak.
Sayangnya keinginan Jihan untuk melihat ekspresi dari Michael saat membuka hadiah darinya tak dapat ia terima.
Michael lebih memilih membuka hadiah itu di rumah.
Drrtt
Drrtt
Drrtt
Sebuah panggilan dari Jihan Pratama.
Michael sengaja tak mengangkatnya. Ia masih dikuasai oleh keadaan yang membuatnya frustasi secara tiba-tiba.
Bagaimana tidak secarik kertas itu adalah bukti transfer rekening yang mengatasnamakan Michael Purwadinata ke rekening bank yang berada di luar negri. Bernominalkan angka yang sangat fantastis. 100 milyar rupiah.
Bagaimana bisa Jihan mengetahui perihal itu semua.
Pikiran Michael kacau balau ia harus segera menyusun strategi secepatnya. Jangan sampai Jihan bergerak lebih cepat di depannya.
Akan aku apakan gadis ingusan itu. Arrrgghhh. Kesal Michael.
Shiittt. Beraninya si tua bangka itu mengabaikan teleponku.
Aku yakin saat ini dia sedang menikmati hadiah terindah dari seorang Jihan. Gumam Jihan dengan melebarkan senyum smirknya.
Oh ya kenapa si Manager itu belum juga menghubungiku. Mereka berdua sama saja tingkahnya. Bikin kepalaku terbelah jadi dua.
Jihan berinisiatif meminta nomor telepon Rendy kepada Sandra.
Ia menggeser layar pipihnya mencari kontak Sandra.
Setelah dapat buru-buru ia berkirim pesan.
Untung tadi siang aku minta kontaknya Sandra sama si tua bangka itu. Gumam Jihan.
Ting. Bunyi notifikasi pesan.
Sandra yang tengah asyik bersosial media menghentikan sejenak kegiatannya setelah melihat notifikasi ada pesan masuk yang ternyata itu dari si pewaris tunggal. Jihan Pratama.
Ting.
<©PakRendy> Pesan dari Sandra.
Segera ia langsung menghubungi Rendy. Ia amat kesal karena sampai malam begini Rendy belum juga menghubungi dirinya.
Padahal ada sesuatu yang harus segera ia kerjakan. PRnya sangat banyak. Bahkan hari pertamanya di Indonesia ia sudah sangat sibuk.
Drrtt
Drrtt
Drrtt
Lagi-lagi Rendy juga tak mengangkat telepon darinya sama persis halnya dengan Michael.
Kedua kalinya Jihan berusaha menghubungi kembali Rendy. Namun sebelum menekan tombol panggil Rendy terlebih dulu menelponnya.
“Halo Nona Jihan.’’ Sapa Rendy
“Hei kamu tahu apa kesalahan kamu kali ini?’’ Tanya Jihan kesal.
“Ah ya. Maaf Nona saya baru aja mau menghubungi Nona. Namun rupanya Nona malah menghubungi saya dulu.’’ Ucap maaf Rendy.
“Itu tahu. Dan saya tidak mau dengar lagi kamu manggil aku Nona-Nona. Memangnya aku ini Nona Belanda. Hah.’’ Ucap Jihan tambah lagi kesalnya.
Ya ampun abis makan apa sih ni cewek satu ini. Berikan kesabaran sebesar gunung ya Tuhan. Hidupku ini pelangi sekali. Penuh warna. Gumam Rendy.
“Hei kamu. Kamu bisu atau tuli sih. Dari tadi saya ngomong nggak ada respon nya.’’ Ucap Jihan.
“Iya Nona eh Bu Jihan? Miss Jihan? Saudari Jihan?.’’ Ucap Rendy kebingungan.
“Aisshh. Panggil saja aku Jihan.’’ Ucap Jihan.
“Ji Ji han? Oh ya kenapa tidak secara umur dan pengalaman saya berada di atas anda. Baik Jihan. Ada yang bisa saya bantu?’’ Tanya Rendy dengan percaya dirinya.
“Huft. Oke karena biar bagaimanapun kamu lebih senior dari ku. Kamu tahu siapa pembuat resep Mie Instant Qwerty? Bisakah besok aku bertemu dengannya? Ada sedikit urusan yang harus ku selesaikan.’’ Ucap Jihan tiba-tiba dengan nada serius.
“Oh Ya. Bu Diana. Tapi belakangan ini kesehatannya agak sedikit terganggu. Dia sedang di rawat di rumah sakit yang berada di Bandung. Karena beliau asli orang Bandung.’’ Jelas Rendy.
“Oke. Kalau begitu besok kita pergi ke Bandung. Kamu bisa bawa mobil?’’ Tanya Jihan.
“Hei. Meskipun aku nggak ada mobil gini-gini aku juga bisa bawa kamu keliling Indonesia bahkan dunia hanya dengan mobil.’’ Ucap Rendy yang merasa tak terima di rendahkan.
“Ha ha ha. Cute. Aku kan cuma nanya. Im so sorry senior.’’ Maaf Jihan.
“No. I hate saying sorry.’’ Ucap Rendy kesal lalu menutup teleponnya.
Hei. Enak saja ya kamu main matiin telepon ku. Awas ya kamu besok.
Dasar pria aneh. Gumam Jihan.
Dasar gadis aneh. Dia sendiri yang marah-marah kalau aku minta maaf. Sekarang giliran dia yang minta maaf. .Plinplan.
Tapi kenapa aku jadi sensitif gini. Dia kan emang Cuma nanya. Gumam Rendy kebingungan.
Tok
Tok
Tok
“Ren. Ibu masuk ya.’’ Tanya Bu Laras
“Ya Bu.’’ Jawab Rendy.
“Ren. Malam ini Galuh lamaran. Kamu sudah tahu?’’ Tanya Bu Laras.
“Benarkah? Wah Rendy nggak nyangka secepat itu acara lamarannya Bu.’’ Beo Rendy berpura-pura tidak tahu.
“Kamu nggak papa kan Ren?’’ Ucap Bu Laras memastikan perasaan Rendy.
“Nggak papa lah Bu. Emang kenapa?’’ Tanya Rendy.
“Kamu kira Ibu nggak tahu apa kalau kamu sama Galuh ada main rasa.’’ Timpal Bu Laras menggoda Rendy sembari mencubit kecil pinggang anak kesayangannya itu.
“Aduh sakit Bu.’’ Rendy menghela nafas kemudian melanjutkan pembicaraan.
“Jujur Bu. Memang Rendy mengagumi sosok dari dalam diri Galuh. Dia gadis baik, pintar, ramah, humble ke semua orang dan lagi dia gadis yang sangat cantik. Tapi, Rendy hanya sebatas mengagumi Bu. Memang awalnya Rendy berpikir Galuh itu cintanya Rendy. Makin kesini Rendy makin tahu diri Bu. Galuh anak orang kaya. Sedangkan Rendy siapa. Sangat bertolak belakang dengan Galuh.
Saat tahu kalau Galuh akan lamaran. Disitu Rendy shock Bu. Kaget. Ada rasa tidak terima.
Tapi entah kenapa hati Rendy malah merasakan perasaan yang sangat lega.
Rendy nggak harus bingung-bingung mencari cara untuk menjauh dari Galuh.’’ Ucap Rendy tegar.
“Syukurlah kalau begitu Ren. Ibu hanya nggak mau saja kalau kamu sakit hati. Ibu berharap suatu saat nanti kamu menemukan cinta sejati mu. Cintai wanitamu seperti ayah mu mencintai ibu mu ini.’’ Nasehat Bu Laras.
“Pasti Bu. Tapi sayangnya siapapun wanita itu ia harus rela cinta nya aku bagi.’’ Ucap Rendy.
“Heh. Anak nakal. Enak saja mau main-main bagi cinta. Awas kalau kamu sampai menyakiti anak gadis orang lain.’’ Kesal Bu Laras yang lagi-lagi mencubit kecil pinggang Rendy.
“Aow ampun Bu. Maksud Rendy cinta pertama Rendy ya buat wanita yang udah mau menaruhkan nyawanya untuk Rendy datang ke dunia ini Bu.’’ Jelas Rendy sembari memeluk ibunya. “Rendy sangat sayang sama Ibu. Rendy akan berjuang lebih keras lagi untuk membahagiakan Ibu.’’ Ucap Rendy.
Bu Laras seketika terkejut mendengar penjelasan Rendy.
“Ternyata kamu udah dewasa ya Ren. Maafin ibu ya. Dulu waktu kecil mu Ibu nggak ada untuk melihat perkembangan tumbuhmu.’’ Balas Bu Laras sembari mengusap lembut punggung putranya.
“Bu kayaknya enak nih dibikinin mie kuah Qwerty rasa ayam bawang special pakai saos telor sawi. Cocok sama suasananya.’’ Pinta Rendy di tengah-tengah rasa haru yang menyelimuti hubungan antara ibu dan anak itu.
“Boleh. Tapi uang belanja Ibu di tambahi ya Ren. Itukan mie buatan perusahaan dimana kamu kerja. He he he.’’ Jawab Bu Laras menggoda Rendy.
“Siap 86 Nyonya besar. He he he.’’ Balas Rendy sembari melepaskan pelukan hangatnya untuk sang ibu tercinta.
“Ya sudah Ibu ke dapur dulu. Pakai selimutnya biar tambah anget. Nanti sekalian Ibu bikinin lagi minuman hangat ya Ren.
Kebetulan tadi Ibu beli jahe agak banyakan. Nanti ibu bikinin wedang jahe resep Bi Atun.’’ Ucap Bu Laras.
“Bi Atun? Pembantu yang dulu kerja sama Ibu? Gimana kabarnya sekarang ya Bu. Rendy kangen juga masakan Bi Atun. Apalagi opor ayamnya juara banget.’’ Ucap Rendy.
“Ibu nggak tahu Ren gimana sekarang kabarnya Bi Atun. Semoga saja suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi sama Bi Atun. Sama Kang Mamang juga. Kangen becandanya apalagi kalau lagi menggoda pembantu tetangga sebelah. He he he.’’ Ucap Bu Laras mengingat-ingat kenangan masa lalu saat mereka masih menjadi keluarga yang berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments