Dalam Pengawasan?

Saat Paman Joe mencoba menenangkan perasaan Roshinta, tiba-tiba Bu Darmi menelponya dari Indonesia.

Drrtt

Drrtt

Drrtt

“Halo. Kenapa Bu Darmi?’’ Tanya Paman Joe

“Nona Jihan sudah ketemu Tuan. Sekarang sedang di rumah sakit untuk pemeriksaan.’’ Ucap Bu Darmi.

“Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Terimakasih banyak infonya.’’ Ucap Paman Joe

“Kenapa Kak? Ada apa? Jihan sudah ketemu?’’ Tanya Roshinta penasaran.

“Iya. Jihan sudah ketemu. Apa kakak bilang segala sesuatunya kita tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan.’’ Ucap Paman Joe.

“Iya Kak. Syukurlah kalau begitu. Tapi kenapa Jihan belum mengabari mamahnya?’’. Ucap Roshinta

“Ros. Kamu ini. Dia kan baru saja mengalami kejadian yang mengguncang mentalnya. Kasihlah dia waktu sedikit untuk menenangkan perasaannya. Yang pentingkan kita sudah tahu dari Bu Darmi.’’ Ucap Paman Joe.

Di sisi lain, Paman Joe sedikit berpikiran negative mengapa yang melaporkan Jihan sudah ketemu malah Bu Darmi bukannya Mario yang ia tugaskan untuk menjaga Jihan.

“Syukurlah semuanya dalam keadaan stabil. Hanya sedikit dehidrasi dan kurang nutrisi. Sebaiknya saudara Jihan di rawat inap terlebih dulu untuk memulihkan kondisi tubuhnya.’’ Ucap Dokter yang memeriksa Jihan.

“Syukur lah terimakasih banyak Dok.’’ Ucap Jihan.”

“Sama-sama. Saya permisi dulu ya. Nanti kalau ada perkembangan biar suster yang memberi tahu. Jangan lupa obat dan vitaminnya di minum tepat waktu.’’ Ucap Dokter.

“Aku ikut senang Ji. Kamu baik-baik saja. Hari ini aku juga udah boleh pulang.’’ Ucap Rendy.

“Oh ya syukurlah. Lebih baik kamu pulang secepatnya.’’ Ucap Jihan.

“Maksud kamu, kamu ngusir aku?’’ Tanya Rendy yang kesal dengan perkataan Jihan.

“Eh bukan gitu maksud aku. Kan kamu udah boleh pulang. Itu artinya kondisi kamu udah membaik.’’ Ucap Jihan bingung untuk menjelaskan maksud perkataannya.

“Bilang aja mau ngusir aku.’’ Jawab Rendy ketus.

Jihan menghela nafas panjang. Ia tak tahu harus bagaimana lagi menjelaskan kepada Rendy.

Drrtt

Drrtt

Drrtt

“Halo Tuan?’’ Ucap Mario setelah menjawab panggilan masuk teleponnya yang ternyata dari Paman Joe.

“Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau Jihan sudah ketemu?’’ Tanya Paman Joe dengan kesalnya.

Apa? Jihan sudah ketemu? Bagaimana Tuan Joe bisa tahu. Gumam Mario.

“Sekarang kamu kawal Jihan di rumah sakit. Info dari Bu Darmi, Jihan tengah di rawat.’’ Ucap Paman Joe.

“Rumah sakit? Baik Tuan saya akan segera kesana.’’ Ucap Mario gelagapan.

Ia harus lebih berhati-hati ke depannya. Ia mulai bimbang harus memihak kemana. Di satu sisi ia mengakui ada rasa untuk Jihan saat kali bertemu. Namun di sisi lain ia masih mempunyai hutang kepada Michael Purwadinata.

Saat Jihan dan Rendy perang dingin di bangsal pasien, Sandra dan Tina menghampiri mereka.

Sandra berniat ingin menjenguk Rendy. Namun saat tahu dari Ibunya Rendy kalau hari ini Rendy sudah di bolehkan pulang, Sandra berniat ingin mengajak Rendy pulang bersamanya.

“Pak Rendy. Saya dengar Pak Rendy sudah boleh pulang hari ini. Gimana kalau nanti ikut mobil saya saja Pak. Sekalian saya balik ke kantor.’’ Ucap Sandra tiba-tiba membuat Jihan dan Rendy terkejut dengan kehadiran Sandra dan Tina.

Jihan yang mendengar ajakan Sandra untuk mengantarkan Rendy pulang seketika perasaannya berubah menjadi panas.

“Oh Sandra, Tina. Sejak kapan kalian di sini?’’ Tanya Rendy basa-basi.

“Baru aja Pak. Kami awalnya sedang ada perlu di luar terus kepikiran untuk sekalian aja jenguk Pak Rendy. Terus tadi waktu kami nanya ruangan Pak Rendy di rawat ketemu sama Ibunya Pak Rendy. Terus katanya hari ini Pak Rendy udah boleh pulang.’’ Jawab Tina.

“Oh iya. Terimakasih banyak tawarannya. Nggak usah nanti saya biar naik taksi saja.’’ Tolak Rendy.

Mendengar penolakan Rendy, Jihan merasa lega. Sedangkan Sandra berkecil hati dan kecewa. Namun Tina tidak tinggal diam ia terus membujuk Rendy untuk mau di antar Sandra pulang. Jihan semakin sebal melihat Sandra dan Tina terkesan cari muka terhadap Rendy.

“Oh ya bukannya kalian di suruh pulang cepet sama Pak Michael. Katanya ada urusan mendadak.’’ Ucap Jihan yang berniat ingin menggagalkan usaha Sandra untuk mendekati Rendy. Semenjak pembicaraan Sandra dan Tina di ruang istirahat yang ingin mendapatkan hati Rendy, Jihan mulai paham alur permainan yang mereka ciptakan.

“Benarkah? Tapi Pak Michael tidak bilang ke saya seperti itu.’’ Ucap Sandra.

“Dan ke saya juga tidak.’’ Imbuh Tina.

“Iya. Kan bilangnya ke saya. Kalian lupa saya ini siapa? Kalian mau membantah?’’ Cerca Jihan.

“Oh sama sekali bukan gitu maksud saya Nona Jihan.’’ Ucap Tina canggung.

“Ya sudah Pak Rendy kami balik kerja dulu. Semoga Pak Rendy lekas sembuh ya.’’ Ucap Sandra.

“Ke Pak Rendy aja nih doainnya. Ke saya malah enggak. Saya malah di culik lho. Terus saya juga bos kalian sesungguhnya.’’ Ucap Jihan ketus yang merasa tak terima Rendy mendapat perhatian dari Sandra dan Tina.

“Oh iya maksud kamu juga ke Nona Jihan. Syukurlah kalau Nona Jihan sudah kembali lagi. Kami permisi dulu. Semoga lekas sehat juga untuk Nona Jihan.’’ Ucap Sandra dan lalu undur diri untuk segera kembali ke kantor.

Mulai sekarang pergerakan kalian dalam pengawasan saya. Gumam Jihan dengan menyunggingkan senyuman smirknya.

“Sepertinya kamu nggak senang aku di antar pulang sama mereka.’’ Ucap Rendy curiga.

“Itukan pikiran kamu.’’ Sanggah Jihan. Ia kemudian langsung menarik selimut tidurnya dan membelakangi Rendy.

“Take Care.’’ Ucap Jihan.

“Of Course. Thanks.’’ Balas Rendy yang kemudian ia memberesi pakaiannya dan bersiap-siap untuk segera pulang.

Hasil rongsen nya bagus tidak menunjukkan hal yang di khawatirkan. Hanya saja Rendy tetap di beri obat untuk rasa pusingnya. Oleh sebab itu Rendy di izinkan pulang hari ini.

Saat Rendy berjalan menuju keluar rumah sakit di pertengahan jalan ia berpapasan dengan Mario.

“Bagaimana Jihan?’’ Tanya Mario serius.

“Hah. Kamu kan body guardnya harusnya kamu yang menyelamatkannya. Bukannya malah aku.’’ Jawab Rendy.

Mario langsung menatap tajam Rendy. Kamu sebaiknya diam Rendy. Kamu tidak tahu apa-apa. Batin Mario. Ia berbicara dengan kedua sorot matanya.

Di balas dengan tatapan tajam oleh Rendy. Ibu Rendy yang menyusuk Rendy dari belakang membuyarkan perang dingin di antara Rendy dan Mario.

“Ayok Ren. Taksi online nya sudah nunggu di luar.’’ Ucap Bu Laras.

“Ini siapa Ren?’’ Tanya Bu Laras yang bertanya soal Mario.

“Bukan siapa-siapa Bu. Ayo kita segera pulang.’’ Ucap Rendy.

Mario tak menggubris perlakuan Rendy. Ia segera menuju ke ruangan Jihan di rawat. Saat ini hanya Jihan fokusnya.

Sesampainya di ruangan di mana Jihan di rawat. Mario mendapati Jihan tengah tertidur pulas.

Bagaimana bisa kamu sampai ke sini Jihan. Monolog Mario.

Ia mengamati Jihan. Ada rasa menyesal menyelimuti benaknya. Semoga saja Jihan tidak mengetahui yang sebenarnya.

Tiba-tiba Jihan menggeliatkan tubuhnya dan hampir saja tangannya tergulai ke bawah ranjang. Dengan sikap cepatnya Mario menangkap pergelangan tangan Jihan. Dan meletakkan tangan Jihan kembali pada ranjang.

Tak puas dengan itu, Mario menggengam erat tangan Jihan. Di pandanginya wajah cantik Jihan.

Andai ia bisa mengungkapkan perasaannya pada Jihan.

Saat hendak ingin mengusap kening Jihan, ponselnya berdering. Ada panggilan masuk dari Bu Darmi.

Segera ia menjawab panggilan itu.

“Ya halo. Kenapa Bu?’’ Tanya Mario.

“Kamu sudah di rumah sakit? Sebentar lagi saya sampai di rumah sakit. Kamu sudah makan Mario?’’ Tanya Mario.

“Belum Bu.’’ Jawab Mario.

“Ya sudah. Kebetulan saya bawa makanan untuk kamu dan Jihan. Nanti Claudya menyusul. Ada urusan yang harus dia kerjakan.’’ Ucap Bu Darmi.

“Baik Bu. Terimakasih.’’ Balas Mario.

Episodes
1 Gentlemen?
2 Perasaan Apa Ini ?
3 Rasa Yang Terpendam Lama
4 Tanggal Pernikahan
5 Surprise????
6 Welcome To Bandung
7 Satu Kamar
8 Romantic Breakfast
9 Kembali Bertemu
10 Cemburu?
11 Lelucon Macam Apa Ini?
12 Pengawal Tambahan Super Ganteng
13 Musuh Dalam Selimut
14 Are You Crazy?
15 Jihan.. Kembalilah
16 Pelatihan Yang Sia-sia
17 Akhirnya Kumenemukanmu
18 Dalam Pengawasan?
19 Kartu AS
20 Bisa Tidak Berhenti Menghantui Pikiranku
21 Panggil Saja Aku Jihan
22 Rinai Hujan
23 Senang Bertemu Denganmu Nona Jihan
24 Hampir Saja
25 Sebentar Ramah Sebentar Marah
26 Opor Paha Ayam
27 Pilih Yang Mana Ya??
28 Sebuah Fakta..
29 Malu-Malu Kucing
30 Jangan Terlalu Kaku, Nanti Tak Laku.
31 Kau Merasakannya ??
32 Sebuah Pelukan Hangat
33 Lebih Dari Sekedar Mengagumi..
34 Indah Pada Waktunya
35 Jatuh Cinta Sama Seblak
36 Mimpi Buruk??
37 Sebuah Gelas
38 Siapa Tahu Jodoh
39 Wanita Berkelas
40 Gadis Istimewa
41 Angkringan, Awal Pendekatan..
42 Tak Pantas Disebut Ayah
43 Aku Juga Tidak Percaya
44 Dilema
45 Pesaing Baru
46 Bukalah Matamu Sayang
47 My First Hug
48 Date With Rendy
49 Sepertinya Jodoh!
50 Menunggu Jawaban...
51 Ternyata Mimpi
52 Ku Terima Apa Adanya
53 Haruskah Aku Kembali?
54 Saudara Tanpa Ikatan Darah
55 Ternyata Manis Juga
56 Akan Ku Pastikan Jihan Milikku
57 Cinta dari Dua Hati
58 Jangan Menekanku
59 Kesalnya Jihan
60 Aku Anggap Ini Sebagai Penolakan
61 Hukuman yang Setimpal
62 Keputusanku Adalah Mencintaimu
63 Berani Berjuang.
64 Seburuk Apa
65 Kekasih Gelap
66 Yes or No?
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gentlemen?
2
Perasaan Apa Ini ?
3
Rasa Yang Terpendam Lama
4
Tanggal Pernikahan
5
Surprise????
6
Welcome To Bandung
7
Satu Kamar
8
Romantic Breakfast
9
Kembali Bertemu
10
Cemburu?
11
Lelucon Macam Apa Ini?
12
Pengawal Tambahan Super Ganteng
13
Musuh Dalam Selimut
14
Are You Crazy?
15
Jihan.. Kembalilah
16
Pelatihan Yang Sia-sia
17
Akhirnya Kumenemukanmu
18
Dalam Pengawasan?
19
Kartu AS
20
Bisa Tidak Berhenti Menghantui Pikiranku
21
Panggil Saja Aku Jihan
22
Rinai Hujan
23
Senang Bertemu Denganmu Nona Jihan
24
Hampir Saja
25
Sebentar Ramah Sebentar Marah
26
Opor Paha Ayam
27
Pilih Yang Mana Ya??
28
Sebuah Fakta..
29
Malu-Malu Kucing
30
Jangan Terlalu Kaku, Nanti Tak Laku.
31
Kau Merasakannya ??
32
Sebuah Pelukan Hangat
33
Lebih Dari Sekedar Mengagumi..
34
Indah Pada Waktunya
35
Jatuh Cinta Sama Seblak
36
Mimpi Buruk??
37
Sebuah Gelas
38
Siapa Tahu Jodoh
39
Wanita Berkelas
40
Gadis Istimewa
41
Angkringan, Awal Pendekatan..
42
Tak Pantas Disebut Ayah
43
Aku Juga Tidak Percaya
44
Dilema
45
Pesaing Baru
46
Bukalah Matamu Sayang
47
My First Hug
48
Date With Rendy
49
Sepertinya Jodoh!
50
Menunggu Jawaban...
51
Ternyata Mimpi
52
Ku Terima Apa Adanya
53
Haruskah Aku Kembali?
54
Saudara Tanpa Ikatan Darah
55
Ternyata Manis Juga
56
Akan Ku Pastikan Jihan Milikku
57
Cinta dari Dua Hati
58
Jangan Menekanku
59
Kesalnya Jihan
60
Aku Anggap Ini Sebagai Penolakan
61
Hukuman yang Setimpal
62
Keputusanku Adalah Mencintaimu
63
Berani Berjuang.
64
Seburuk Apa
65
Kekasih Gelap
66
Yes or No?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!