" Ada apa disana ??"
Semua orang terlihat berkerumun.
" Ya ampun ada kecelakaan.. ini korban tabrak lari ternyata.."
Liyana sedang tertunduk di bawah lindungan kedua tangannya. Dia kira dia sudah mati, tapi ternyata..
" Ah ??" ( membuka mata ).
' Apa aku belum mati ??'
Menyadari sesuatu yang ganjil..
Bangun dari duduknya..
Liyana menatapi seseorang yang terlihat tengkurap dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya dan orang itu adalah..
" Tuan Lishian???" ( terkejut ), " tuan ?? Bangunlah !!!"
" Apa gadis ini mengenal pria itu.."
" Kalian, kenapa diam saja !! Cepat bantu aku membawanya ke rumah sakit !!!" ( cemas ).
...****************...
Bip Bip Bip !!
Liyana sedang berjalan mondar-mandir di depan ruangan operasi. Wajahnya begitu gugup dan terlihat sangat cemas. Maklum saja, sudah hampir dua jam operasi kepala Lishian berlangsung, dan dia belum melihat seseorang keluar dari sana satupun.
Di tengah-tengah kecemasan yang melanda hatinya, mendadak ponselnya berdering dengan nyaring bahkan terasa memekakkan telinga. Dia akhirnya mengangkat panggilan dari ayahnya itu..
" Halo, ayah.."
' Apa kamu belum juga pulang ?? ini sudah malam, biasanya kamu sudah pulang dari sore, apa ada masalah ??'
" Ayah, aku tidak bisa cerita sekarang, tapi aku bisa menjelaskan semuanya pada ayah saat pulang nanti, sepertinya Liyana hari ini pulang larut ayah, karena mendadak ada urusan yang begitu penting.."
' Baiklah kalau begitu, tetaplah jaga diri kamu dengan baik ya.. jangan lupa makan !!'
" Baik !! Sudah dulu ya ayah.."
Bip !!
Liyana mematikan sambungan. Tidak lama setelah itu, seorang dokter tinggi dan muda akhirnya keluar juga dari ruangan.
" Dokter, bagaimana keadaan dia ??" ( masih cemas ).
" Untunglah dia selamat, kepala bagian depannya mengalami pembenturan cukup keras, dia sungguh beruntung bisa selamat .."
" Syukurlah, kalau begitu, terima kasih dokter.."
" Sama-sama..." ( pergi dari sana ).
Liyana akhirnya duduk di kursi, setelah sekian lama merasa tegang dan gugup.
Dia akhirnya bisa bernafas lega..
Beberapa jam kemudian...
" Dia belum juga bangun.."
Liyana terus menunggu Lishian hingga bangun. Ada suatu hal yang harus dia bicarakan dengan Lishian, jadi dia benar-benar menunggu Lishian bangun dari komanya..
Dan setelah beberapa saat..
" Ssshhhh...." ( memegang kepala ).
Liyana yang sedang terlelap di sisi ranjang mendadak terkejut. Dia mendengar suara Lishian yang kesakitan. Mungkinkah dia sudah bangun ??
" Lishian ??"
Liyana buru-buru beranjak dari kursi dan melihat keadaan Lishian.
" Kamu sudah bangun ??"
" Dimana aku ??"
" Jangan banyak bergerak. Dokter baru saja melakukan operasi karena kepala kamu mengalami benturan yang sangat fatal, sampai tulang kepala kamu retak, karena berusaha menolongku dari kecelakaan.." ( merasa bersalah ).
" Hhh.. aku sudah ingat.. tapi.. bagaimana kamu bisa membayar semuanya ?? Saat itu, aku tidak membawa uang, semua uangku di dalam mobil, dan aku datang sendirian.."
" Baru saja bangun, pertanyaan kamu sudah berhasil aku kantongi sepuluh karung, begitu cerewet kamu ini !!" ( marah ), " sudah, tidurlah dulu, jangan banyak bergerak, nanti dokter bisa memarahi aku kalau kamu banyak bergerak, dikira aku yang meminta.."
" Baik, aku menurut saja... temani aku ya.."
" Aku harus pulang, lagipula para pelayan kamu sudah datang, untuk apa aku masih disini ??"
" Apa kamu kira kamu sama seperti pelayan ?? Duduk dan diam disana !!"
" Aku akan kembali besok pagi, sekarang aku harus pulang, aku sudah berjanji pada ayah kalau hari ini aku akan pulang.."
" Hanya demi ayah kamu, langsung pulang saja ke rumah, jangan mampir kemanapun, ini sudah sangat malam.."
" Apa peduli kamu !! Bukankah siang tadi begitu acuh !!"
Aduhh !! Kenapa perkataan itu mendadak keluar ??
" Apa kamu merasa sangat sedih ??" ( tersenyum puas ).
" Ck.. menyedihkan !! Berharap aku sedih sudah diacuhkan kamu, aku justru sangat senang bisa lepas dari kamu.."
" Soal para mahasiswa yang aku pilih tadi siang..."
" Tidak perlu membahas apapun lagi, aku akan segera pulang, istirahatlah, jangan sampai dokter memarahi kamu habis-habisan karena kamu tidak mau patuh dengan mereka.." ( berbalik ), " oh iya, segera makan dan minum obatmu, aku letakkan di dalam laci barusan, yang warna merah satu, dan yang kecil, dua, lalu minumlah teh manis yang hangat, bisa membantu perut kamu tidak kembung karena efek operasi.."
Dia akhirnya pergi usai menyelesaikan ceramahnya yang begitu panjang..
Krebb !!
Lishian tersenyum smirk !!
" Dia masih perhatian padaku.. ini karena dia mencintai aku, atau memang karena merasa bersalah.."
...****************...
Liyana keluar dari rumah sakit dan menaiki taksi yang memang sudah dia pesan dari tadi. Dia sengaja memesan taksi yang biasa menjadi andalannya karena malam sudah begitu larut.
" Tumben jam segini kamu baru pulang.." ( ucap si sopir ).
Mereka menang begitu akrab karena setiap hari selalu bertemu.
" Hhh... pria itu yang sudah membuat aku terlambat pulang.."
" Pria siapa ??" ( laki-laki itu penasaran ).
" Dia sudah menyelamatkan nyawaku tadi siang, tapi dia sungguh pria yang sangat menyebalkan bagiku.."
" Hati-hati Liyana, jangan bilang kalau dia menyebalkan, nanti lama-lama kamu bisa suka.."
" Hhhh.... bagiku dia hanya pria yang datang tanpa aku undang.."
' Lalu hanya dalam beberapa malam saja, dia berhasil memikat hatiku sepenuhnya.. '
" Aku lihat, wajah kamu bahkan tidak tega meninggalkan dia di rumah sakit.. mengakulah.."
" Yanshi... Jangan meledek aku lagi, ini sungguh bukan lelucon !!"
" Hahahaha.. iya, aku mengerti.. maaf ya sudah membuat kamu kesal.." ( terus menyetir ).
" Apa dia punya seorang gadis ?? Atau dia pria yang begitu buruk sampai para gadis pun tidak sudi melihat dia ??"
" Mungkin hanya aku saja yang tidak suka berdekatan dengan pria itu.."
" Kenapa ?! Apa dia bukan tipe kamu ?? Apa kurang tampan ??"
" Dia sebenarnya laki-laki yang sangat tampan, dan juga sangat dewasa.. cocok sekali untuk mendidik wanita urak-urakan seperti aku.. tapi..."
" Tapi apa ??"
" Tidak mungkin juga kita bersama, dia langit, sedangkan aku hanya bumi.. dia bulan, dan aku hanya pungguk saja.. lagipula, ayah tidak akan merestui hubungan kami karena kami punya perbedaan yang sangat jelas.."
" Begitu ya.."
" Kenapa banyak sekali pertanyaan darimu, apa kamu sedang menginterogasi aku ??!!"
" Memangnya kenapa ?? Sambil menunggu perjalanan yang hampir sampai, tidak ada salahnya mengulik kisah cinta kamu itu kan.."
" Aku punya nasib yang sangat buruk.. jadi tidak mungkin juga terus bercerita panjang lebar dengan kamu.."
" Baiklah.. aku mengerti.."
Kemudian, setelah itu keduanya saling diam. Tidak bicara sepatah atau dua patah kata lagi..
Liyana melihat layar ponselnya. Dia melihat pesan yang masuk sekitar dua jam yang lalu dari Chen. Pria itu pasti akan menanyakan tentang transferan itu.
Dibuka..
Benar sekali..
' Liyana, aku sudah mentransfer uang satu milyar itu ke dalam rekening kamu, apa kamu sudah mengetahuinya ??'
" Iya, sudah aku gunakan uangnya beberapa jam yang lalu.. sekarang sedang berpikir mengenai dua masalah.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments