"Lishian? Jangan bercanda!!" Yu Huo bangun dari duduknya.
"Aku tidak pernah bercanda.." Jawab sang putra dengan gagahnya.
"Anak siapa yang kamu bawa ini?? Apa dia wanita yang kamu ambil dari kolong jembatan??"
' Kata-kata pria ini sungguh menyakiti hatiku..'
Benak Arliyana.
"Lishian, jika kamu menolak perjodohan dengan Fi Chan, ibu tidak masalah, tapi jika harus sembarangan menikahi wanita yang tidak jelas asal-usulnya, maka ibu tidak akan pernah setuju.."
"Kalau begitu, berikan aku semua harta warisan ayah tanpa harus menunggu Lishian menikah..."
"Tapi perjanjian bukan hanya itu saja. Kamu juga harus berhenti bermain ke bar dan menjauh dari dunia malam..." Jawab Yu Huo dengan lantang.
"Hhh... Anda selalu punya alasan untuk menolak memberiku nama. Seharusnya dari awal aku tahu, kalau tuan Yu Huo ini memang tidak ingin memberikan hartanya padaku..."
"Jangan bicara sembarangan kamu! Ayah mendidik kamu supaya kamu bisa jadi orang baik! Dengan cara menikah, seharusnya kamu punya orang yang bisa cerewet setiap hari untuk menasehati kamu!! Jadi ayah tidak perlu setiap hari emosi karena sikap kamu yang buruk ini!"
"Yu Huo... Tenanglah.." ( mengusap suaminya ), "kita bicarakan baik-baik mengenai pernikahan ini... Yu Huo kamu duduk dulu.." ( memapah Yu Huo untuk duduk di sofa ).
"Tuan.." ( menarik jas Lishian ).
"Diam.." ( suara lirih ).
"Lishian, kamu duduk !!"
Lishian mengikuti perintah dari ibunya. Dia mengajak Liyana untuk duduk bersebelahan dengannya, dan bersiap untuk dicincang bersama.
"Lishian, jika memang perempuan ini adalah pilihan kamu, ibu harap suatu hari nanti kamu tidak menyesal sudah menikahi dia. Karena bagaimanapun, menikah bukan untuk dipermainkan.."
"Aku sudah tahu.. Jadi ibu setuju?"
"Apa salahnya menerima keputusan anak ibu, lagipula menikah dengan siapa itu urusan kamu..."
"Apa-apaan kamu!! Beraninya memutuskan secara sepihak!! Sampai kapanpun, jika Lishian menikah dengan wanita ini, maka aku tetap tidak akan setuju. Perjanjian memang harus dilakukan, tapi setidaknya bawa pulang gadis baik-baik, bukan gadis seperti dia.."
"Yu Huo, ini demi kebaikan Lishian, dan demi kebaikan perusahaan juga.." Jawab Zhe Ruan.
"Tapi gadis itu sudah bisa ditebak hanya dengan melihat penampilannya saja, apa ibu mau punya menantu seperti dia?"
"Asal anakku senang, apa yang bisa kita buat alasan?"
"Ya sudah kalau begitu, ayah akan ikut ibumu saja.. menikahlah dengan wanita pilihan kamu itu. Tapi ingat!! Setelah menikah, jangan pernah datang ke bar lagi untuk minum dengan kawan-kawan kamu itu.."
"Tidak masalah.. asal ayah siapkan juga surat ahli warisnya, maka aku akan berusaha menjadi suami yang baik.."
' Sesuai di neraka..'
Tap tap tap tap tap..
Liyana berlari sepanjang lorong rumah sakit. Dia berlari menuju ruang kedokteran, dan mencari dokter spesialis jantung yang pada hari kemarin sudah mengatakan kalau ayahnya perlu operasi cangkok jantung.
Dia mencari dokter dengan perawakan tinggi dan badan yang agak sedikit gemuk itu di dalam ruangan, dan akhirnya berhasil menemukan.
"Dokter!?"
Hosh Hosh Hosh..
Dia bahkan sampai Ngos-ngosan mengejar dokter itu.
"Iya!? Kenapa nona??"
"Saya sudah berhasil mendapat uang lima ratus juta itu.."
"Baik, kalau begitu..."
"Apa ayah saya bisa segera melakukan operasi??"
"Baiklah, kalau sudah dapat uangnya, maka bawa saja ke bagian kasir, dan operasi ayah kamu akan segera kami lakukan."
"Baik dokter .. terima kasih banyak.."
"Sama-sama.."
Dokter itu pergi meninggalkan Liyana dengan secercah harapan yang datang begitu saja. Dia akhirnya bisa terduduk dengan santai di lantai rumah sakit..
Meskipun dia harus merelakan dirinya untuk... pria yang tidak pernah dicintai selama ini, tapi setidaknya, dia harus berterima kasih karena pria itu sudah mau membantunya melalui masa-masa sulit ini..
Flashback on !!
"Ayah dan ibuku semuanya sudah setuju.." ( berjalan mondar-mandir ), "dan kita harus membuat surat perjanjian antara kita berdua hari ini juga.."
"Huaaa! kalau begitu, buatlah lebih cepat. Aku harus berkunjung ke rumah sakit dengan segera." Jawab Arliyana dengan malas.
"Baik!" ( menaruh bolpoin dan sebuah kertas ), "kita mulai.."
"Oke.. apa perjanjiannya??"
"Ada beberapa poin yang harus kita setujui dan semuanya sama-sama saling menguntungkan .." ( duduk ), "yang pertama.. kamu harus selalu melayani aku sebagai suami kamu termasuk untuk urusan ranjang."
"Apa?? Kenapa begitu?" wajah terkejut setengah mati.
"Tentu saja kamu harus melakukannya.. Itu akan jadi kebiasaan kamu selama satu tahun ke depan."
"Aku tidak setuju.."
"Kamu harus setuju, atau, kalau tidak.. kamu harus membayar hutang kamu setengahnya.."
"Tapi tuan.. untuk urusan ranjang..."
"Kamu sendiri berani menawarkan diri seharga lima ratus juta pada pria lain, tapi melayani suami kamu sendiri, kamu tidak mau?? Hehh.."
"Ba-baiklah.. Aku setuju.."
"Poin kedua.."
Liyana menulis di atas kertas tadi.
"Antara kita berdua memang harus selayaknya berpura-pura menjadi suami istri meski tidak dihadapan kedua orang tua, perkenalkan aku pada ayah kamu nanti, kita minta restu dari ayah kamu untuk segera menikah.."
"Lalu??"
"Poin yang ketiga, urusan keuangan aku yang bertanggung jawab, jadi kamu tidak perlu bekerja, aku sanggup memenuhi kebutuhan sehari-hari kamu.."
Pakk!
Meletakkan sebuah kartu di atas meja.
"Ini??" ( Liyana bingung ).
"Itu kartu hitam milikku, dan tidak ada orang lain yang memilikinya kecuali aku.."
"Lalu?"
"Tentu saja ini menjadi milik kamu, kamu berhak menggunakan semua uang di dalam kartu itu untuk kebutuhan kamu, mengerti?"
' Apa dia sungguh laki-laki yang sangat kaya ??'
"Mengerti tidak?"
"Iya, aku mengerti.."
"Dan yang terakhir, kamu tidak boleh melanggar aturan ini, atau aku akan menambah hutang kamu lagi.."
"Tunggu dulu, kenapa semua poin ini sepertinya memang harus merujuk pada kewajiban suami istri?? Apa tuan benar-benar ingin menjadikan aku istri tanpa kontrak?"
"Asal kamu tahu saja, aku selalu totalitas saat melakukan sebuah hubungan, termasuk..." ( mendekat ).
"Termasuk apa?"
"Menikmati calon istri.."
Mencium bibir dengan paksa.
"Ugh!!"
😘😘😘😘😘😘
Syuurrr.... Syuuuuurr...
Liyana mandi dibawah guyuran air hangat yang memuaskan. Pertandingan barusan sungguh membuat dia menjerit pedih. Tidak terasa, sekarang tubuhnya sudah tidak lagi suci. Tuan muda itu telah merenggut harga dirinya. Rasanya sakit sekali.
Menangislah dia di dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar sang tuan. Tubuhnya dipenuhi tanda merah dan bekas-bekas percintaannya malam tadi dengan pemilik rumah mewah ini.
Dia yang awalnya ingin berkunjung ke rumah sakit malam tadi, akhirnya memilih untuk tidur dalam pelukan laki-laki itu. Pelukan hangat yang memang terasa menenangkan pikirannya. Entahlah. Dia sangat sedih, tapi hutang membuatnya tidak bisa berkutik.
' Sekali lagi aku minta maaf ayah.. putrimu ini sudah menjadi pendosa..'
Liyana keluar dari kamar mandi dan kemudian melirik sang tuan yang masih lelap dalam tidurnya. Dia memilih untuk mengambil bajunya yang berserakan di lantai, dan tidak sengaja melihat sesuatu di atas kasur.
Noda itu...
Liyana memalingkan muka. Noda itu lumayan membuat kesal. Ingin sekali menghapusnya, tapi tuan muda itu bahkan belum berkutik dari tempatnya.
Ah !! Masa bodoh !!
Yang penting, hari ini, Liyana bisa menggunakan kartu hitam ditangannya untuk membayar semua biaya rumah sakit ayahnya..
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
MAY.s
Loh loh loh... kok????
Mana adegannta thor..... 🤨
2022-11-26
1
MAY.s
Weeeeh... kirain hanya perjanjian diatas kertas doang. Rupanya minta jatah ranjang juga😜
2022-11-26
1
Achi
Yohooo aku hadir lagi 🤗🤗🤗 semangat kakak 💪💪
2022-11-18
1