"Tuan, tuan mau bawa aku kemana??"
Liyana tidak bisa menolak dan terus memaksakan langkah kakinya mengikuti pria tersebut.
Liyana merasa sedikit takut. Maklum saja, banyak pria bertubuh kekar yang selalu mengikuti mereka saat berjalan. Para pria itu sepertinya pengawal dari tuan muda ini. Tapi nama tuan muda yang saat ini sedang menggandengnya saja, dia bahkan tidak tahu.
"Tuan katakan padaku.."
"Jangan berisik.. Aku akan membawa kamu ke tempat yang lebih baik daripada tempat ini.."
"Setidaknya katakan dulu siapa nama anda tuan!"
"Panggil aku Lishian, dan kamu, tidak perlu mengatakan siapa namamu! karena aku sudah tahu dari Ellon! jadi sekarang, tugas kamu hanya diam!!"
Liyana hanya diam saja. Rasanya tidak ada keberanian lagi untuk melawan pria ini karena rasa takut yang sangat dalam.
Ada sedikit penyesalan juga dihatinya mengapa bisa mengambil jalan pintas macam ini. Seharusnya dari awal dia sadar, sudah pasti akan berhadapan berbagai macam pria untuk pekerjaan ini. Tapi mengapa dia baru menyadarinya sekarang?
"Masuk ke dalam mobil.." ( dingin ).
"Tapi tuan, katakan dulu padaku akan pergi kemana?"
"Bisakah kamu diam dan ikuti saja arahan dariku?"
"Ba-baiklah.." ( kalah sudah ).
Tidak ada pilihan lain selain mengalah dan mengikuti setiap kata yang dilontarkan pria tersebut.
Liyana masuk ke dalam mobil, dan disusul juga oleh pria itu masuk. Sang sopir sudah terlihat duduk di depan, dan beberapa saat kemudian, mobil akhirnya dijalankan.
"Tuan? Setidaknya bicara dulu dan perkenalkan namamu, jangan main membawa aku kabur begitu saja.."
Sifat gadis ini memang masih terlalu kekanak-kanakan. Umurnya memang baru menginjak angka dua puluh tahun. Pantas saja masih terlihat begitu imut.
"Namaku Lishian, aku berusia dua puluh sembilan tahun.. sudah cukup.."
"Tapi, tuan Lishian, mengapa anda membawaku pergi dari sana? Bukankah kita hanya akan melakukannya di bar itu saja ??"
"Melakukan apa?? Apa kamu begitu ingin ??"
"A??" ( bingung ), "bukankah tuan memesan saya untuk melakukan itu dengan tuan ??"
"Cihh.. Aku tidak terlalu tertarik dengan seorang wanita.."
"Apa? Apa tuan punya kelainan ??"
Pak!!
Menjitak dahi Liyana..
"Aduh! Sakit tuan.."
"Bicara sembarangan.. Memangnya aku ini pria abnormal apa!? Aku hanya ingin melakukan perjanjian dengan kamu.."
"Perjanjian apa??"
"Menikahlah denganku.."
"Apa?"
Jantung berhenti sejenak..
Mendadak mematung..
"Berlebihan sekali wanita ini.."
"Tidak, tuan, apa kamu memang orang gila?? Atau sedikit... tidak waras?? Menikah? Kita baru saja saling mengenal beberapa menit yang lalu, dan tuan dengan mudahnya, melamarku? Apa ini semacam keberuntungan, atau neraka??"
"Ada keberuntungan, tapi ada nerakanya juga kalau kamu tidak mau patuh.."
"Aku tidak mau!! Enak saja!! baru bertemu langsung melamar.."
"Berhenti!"
Ciiitttt..
Mobil diberhentikan secara mendadak, membuat Liyana yang kaget ikut terpental ke depan, dan terbentur jok depan.
"Aduh!!" ( mengusap jidat ).
Malang sekali nasib Liyana setelah bertemu lelaki ini.
"Kenapa memberhentikan mobil secara mendadak?" tanya Liyana pada sang tuan.
"Kalau kamu mau menikah denganku, maka aku akan menanggung seluruh biaya rumah sakit ayah kamu, termasuk biaya operasi lima ratus juta itu, dan biaya hidup kalian selanjutnya, tapi kalau kamu tidak mau, ya, sudah.."
"Apa? Jadi tuan membayar saya untuk ini ??"
"Memangnya untuk apa? Aku punya permasalahan dengan keluargaku, dan lebih parahnya lagi, ayahku.. Dia minta aku menikah untuk mewarisi hartanya kelak, dan aku tidak bisa mendapatkan semua itu tanpa menikah terlebih dulu.."
"Apa? Jadi tuan mau kita menikah untuk keuntungan masing-masing begitu?"
"Apa kamu tidak mau?? Kalau tidak, ya, aku tidak akan memaksa.. silahkan jawab dulu sekarang sebelum mobil melaju.."
Liyana sedang berpikir keras. Mana mungkin dia bisa menikahi pria arogan dan sombong ini, tapi, bagaimana dengan pengobatan ayah?!
Biayanya cukup mahal, dan dia tidak punya apapun selain tubuhnya. Tapi.. Menikah juga bukan hal mudah dan bisa dipermainkan begitu saja.
"Waktumu hanya sepuluh menit untuk berpikir, dan sekarang hanya tersisa.." ( melirik jam tangan ), "dua menit lagi.."
"Apa? Bukannya baru sebentar aku berpikir?? tuan, aku tidak bisa memutuskannya, aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali.."
"Satu menit empat puluh lima detik.."
"Oh, atau begini saja, tuan bisa meminjamkan aku uang, tapi aku tidak mau menikahi tuan, aku akan berusaha mengembalikan uang itu secepatnya.."
"Bagaimana kamu akan melunasinya?? Bermain ranjang dengan pria?"
Liyana terdiam. Dia berhenti bicara, dan dia sadar diri untuk mengumpulkan uang sebesar itu tidak akan mudah selesai dengan cepat.
"Satu menit dua puluh detik.."
"Oke, aku sudah setuju... aku mau menikah, asal ada perjanjian dulu diantara kita setelah menikah nanti.."
"Aku yang menentukan.."
"Tapi.."
"Tidak ada penolakan.. Jalan pak !!"
Mobil kembali melaju dengan kecepatan tinggi. Rasanya ingin sekali keluar dan lari dari sana. Tapi mungkin saja keputusan ini akan lebih baik dari pekerjaan malam itu.. Hhh.. Semoga saja..
Ciiitttt..
Mobil berhenti di sebuah rumah yang besar, dan diperkirakan luas bangunannya melebihi luas lapangan golf.. Hehehe hanya bercanda.. Ya.. Tapi rumah itu memang begitu luas. Mewah pula.. Apa ini rumah pria itu? Rumahnya sebesar itu?? Apa ini tidak terlalu menyeramkan? Sepertinya laki-laki ini punya kekuasaan yang begitu tinggi di kota ini.
"Keluar!"
Ucap Lishian usai dia keluar dari mobil..
"Tu-Tuan.."
"Aku sudah bilang, tidak akan melakukan apapun padamu kecuali memperistri.."
"Apa kamu benar-benar tidak akan membunuhku??"
Lishian terkekeh. Wanita ini lucu juga.. Dia bahkan begitu polos.
"Aku akan membunuh kamu kalau kamu tidak menurut."
"Jangan! Jangan bunuh aku!" wajah ketakutan.
"Kalau begitu, lakukan apa yang aku perintahkan .."
"Ba-baik.."
Liyana keluar dari mobil mewah itu dan bergerak mengikuti arahan Lishian.
....
Slurp !!!
Yu Huo sedang menyeruput kopinya, dan setelah itu meletakkan kembali di atas meja. Dia kembali membenarkan posisi kacamata bacanya, dan berfokus pada koran ditangan.
Tap tap tap tap..
Langkah kaki orang yang terdengar masuk bahkan tidak membuat tuan besar yang terhormat itu bergeming. Dia bahkan masih dalam posisi yang sama. Duduk dan membaca koran..
Sementara istrinya, Zhe Ruan terlihat bergerak dari arah dapur menuju ke arah dirinya. Wanita itu terlihat membawa satu piring camilan untuk menemani suaminya bersantai. Tapi..
"Lishian??"
Kehadiran Lishian benar-benar membuatnya senang. Tapi melihat seorang wanita di belakang Lishian, membuat raut wajahnya berubah terkejut..
"Siapa wanita itu??"
Mendengar pertanyaan dari istrinya, Yu Huo terlihat penasaran. Dia ingin melihat apa yang dimaksud oleh istrinya itu.
"Wanita siapa yang kamu maksud Zhe Ruan?" ( melepas kacamata ).
Dia menutup koran dan mencoba menatap siapa orang yang dimaksud oleh istrinya.
Pada mulanya, Zhe Ruan dan Yu Huo memang tidak terlalu terkejut.
Karena mereka hanya melihat dengan jelas seorang wanita berpakaian lusuh yang sedang bersembunyi di sisi putranya, Lishian.. Wanita itu, apa dia pelayan? Begitulah pikirnya..
"Lishian, untuk apa kamu membawa pelayan baru di rumah ayah?"
"Apa dia pelayan baru atau..." Sambung Zhe Ruan.
"Dia wanitaku.."
Prang!!
Piring terjatuh dengan tidak sengaja. Seluruh tubuhnya mendadak lemas. Bukan karena senang, anak laki-lakinya ini bahkan hampir membuat jantungnya berhenti berdetak.
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
Hayoooo!!
Bakal di terima sama orang tuanya gak ya? ☺️☺️☺️
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
mama Al
maaf ya aku koreksi
2022-11-27
0
mama Al
"tuan mau bawa aku kemana?" Liyana di tarik paksa mengikuti langkah kaki lelaki itu.
2022-11-27
0
Achi
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2022-11-11
1