Satu jam, dua jam, dan hampir tiga jam berlalu. Liyana sudah semakin penat terus menunggu. Tapi masih belum ada tanda-tanda ayahnya keluar dari ruangan operasi.
Dia sudah semakin gundah dan tidak bisa menahan kecemasannya. Maklum saja. Operasi cangkok jantung ini adalah operasi yang menakutkan walau hanya mendengarnya saja.
Liyana sudah kembali ke posisi semula. Duduk dan bersandar di kursi tunggu. Ada banyak orang lalu lalang di sebelah kanan, tapi di lorong itu, bahkan satu orang pun tidak ada yang lewat selama tiga jam terakhir. Sepi sekali.
Dia melihat lagi jam dinding yang mungkin sengaja di pasang oleh perawat rumah sakit di tembok yang sedang dia sandari. Iya. Memang waktu operasinya sudah sangat lama. Tapi mendengar suara orang pun Liyana masih tidak. Dia memutuskan untuk menunduk.
Mendadak..
Tap tap tap tap tap..
Suara langkah kaki. Liyana yang awalnya sedang tertunduk itu akhirnya mendongak juga. Dia kira itu dokter, tapi ternyata..
Lishian yang datang..
Deg !!
Bagaimana dia bisa tahu Liyana di rumah sakit ini ??
"Tuan?" ( bangkit ).
"Pergi diam-diam dan tidak bicara apapun pada calon suami kamu, memangnya kamu pikir kamu boleh kabur sembarangan dariku? Hehh.." ( memeluk ).
Liyana bingung..
Tentu saja dia bingung. Lishian mengatakan kalau mereka berdua hanya kawin kontrak saja. Tapi perilaku Lishian sendiri seperti sedang dimabuk kepayang oleh Liyana. Bagaimana wanita itu tidak merasa bingung?
Pasti jawabannya adalah totalitas..
"Kenapa diam??"
"Ba-bagaimana tuan tahu aku disini??"
"Bagaimana aku tahu? Tentu saja karena kartu hitam itu.."
"Ah? Aku baru tahu kalau kartu hitam ternyata bisa dilacak.."
"Hhh..."
Pak !!!
Menjitak dahi Liyana..
Untuk kedua kalinya..
"Aduh!! Kenapa tuan selalu melakukan hal itu padaku??" ( mengelus dahi ), "rasanya sakit sekali, bisakah tidak melakukannya lagi??"
"Haha.. Baik, baik.. akan aku coba.." ( melepas pelukan ), "oh iya, ada yang ingin aku rubah dari surat perjanjian kita..."
"Apalagi yang harus diubah? Bukankah kita berdua sudah setuju??"
"Aku akan menambahkan dua poin lagi untuk isinya.." ( berjalan ), "poin satunya, kita berdua hanya akan berpisah kalau aku sudah berhasil mendapat warisan ayah.."
"Terus kalau ayah kamu memberikan harta warisan setelah kita menikah lebih dari satu tahun bagaimana?"
"Ya kamu akan menjadi istriku lebih dari satu tahun.."
"Apa? Tuan, bukankah kita sepakat kalau pernikahan itu hanya akan kita jalani selama satu tahun saja?"
"Iya, tapi setelah dipikir-pikir, aku juga khawatir kalau suatu hari nanti, setelah kita pisah, ayahku tidak jadi memberi semua harta warisan kepadaku.."
"Hahh.. Itu si untuk kepentingan tuan sendiri, lalu bagaimana denganku??"
"Kamu pikir lima ratus juta itu uang yang sedikit? Kamu bekerja jadi wanita malam sampai sepuluh tahun juga tidak akan mendapat gaji sebesar itu.."
"Mulai sombong.."
"Ya sudah.. Aku minta maaf, tapi kamu harus setuju atas keputusan aku.."
"Iya, aku setuju.. Lalu poin selanjutnya?? apa lagi ??"
"Aku akan memberi kamu imbalan setelah aku mendapat harta warisan itu, dan sebagai tanda terima kasih telah membantuku.."
"Aku tidak mengharap kebaikan dari tuan, lagipula aku juga melakukan semua ini karena hutang.."
"Baiklah, itu artinya kamu sudah setuju.."
"Siapa yang bilang??"
"Aku.. Sudahlah, itu kan belum terjadi. Iya kan?" ( mendekat ), "dan untuk soal tadi malam......"
"Apa memangnya??" ( gugup ).
"Kamu sungguh gadis yang menarik.." ( tersenyum genit ).
Kenapa rasanya gugup sekali?? Padahal sejak awal dia sangat membenci Lishian karena tingkahnya yang aneh ini. Tapi sekarang, setelah tadi malam.. Mengapa, rasanya sedikit senang??
Kreeekkk..
Pintu ruang operasi sudah dibuka. Liyana dan Lishian akhirnya memalingkan perhatiannya pada seorang dokter pria yang gemuk itu. Mereka sontak saja langsung bertanya pada dokter itu tentang kondisi ayahnya.
"Dokter?? Bagaimana kondisi ayah saya??"
Dokter itu membuka maskernya.
"Hahh.. Syukurlah dia baik-baik saja, hanya menunggu waktu pemulihan, untuk sementara waktu dia tidak sadarkan diri, jadi jangan cemas kalau dia belum bisa bangun, karena efek obat bius yang kami berikan.."
"Baik dokter. Terima kasih.."
"Pasien akan segera dipindah ke ruang rawat, jadi mohon keluar untuk menunggu.."
"Iya dokter, kami mengerti.."
"Saya permisi.."
Dokter itu kemudian pergi meninggalkan Liyana dan Lishian hanya berdua saja.. Kenapa mendadak rasanya canggung sekali??
"Emm... tuan..." ( bingung ).
Lebih tepatnya, merasa ragu..
"Kenapa ??"
Lishian diam-diam memperhatikan wajah merah jambu milik Liyana yang bercampur dengan rasa gugup. Terlihat sekali kalau wanita ini sedang menahan rasa canggungnya.
Tapi jujur saja, wanita ini terlihat sangat manis. Coba kalau di rombak sedikit, pasti hasilnya akan sangat memuaskan. Apalagi setelah melihat seluruh tubuhnya tadi malam.
Ugh! Ingin sekali melakukannya satu kali, dua kali, atau bahkan berpuluh-puluh kali juga tidak akan bosan.
"Aku, aku harus berterima kasih pada tuan, karena kebaikan tuan, ayah saya bisa mendapatkan biaya operasi.."
"Asal kamu menurut saja kepadaku, kedepannya aku bisa menjamin kehidupan layak untuk kalian berdua."
"Ah?"
Lishian memeluk pinggangnya..
Dug dug dug dug dug..
Begitulah kiranya bunyi detak jantung Liyana yang terdengar cepat tak berirama. Benar-benar gugup sekali. Laki-laki ini bahkan berhasil membuat tubuhnya memaku tak berdaya.
"Termasuk.." ( mendekati kuping Liyana ), "melayani aku saat malam hari.." ( berbisik lirih ).
"Tuan?"
"Bukankah hal itu jauh lebih baik daripada harus dengan banyak orang??"
"I-iya.."
"Itu artinya, kamu juga terkesan padaku.."
"Tidak!! Permainan tuan tadi malam menurutku sangat buruk!" ( melepas pelukan ).
Berjalan menjauh dari Lishian..
"Katanya kalau laki-laki perkasa akan melakukannya sampai dua atau tiga kali dalam semalam, tapi tuan bahkan hanya mampu sekali saja, apa itu patut dibanggakan?"
"Hemm.. Sedang meremehkan aku ya? Lihat saja nanti, akan aku pastikan kalau kamu tidak akan bisa berkutik lagi malam ini.."
"Jangan malam ini, tuan.. ayahku masih di rumah sakit, bisakah menunggu sampai keadaan ayahku benar-benar membaik??" ( memohon ).
"Hemm.. baiklah. Untungnya aku masih punya hati nurani.." ( kecewa ), "aku akan menunggu kamu sampai kapanpun.."
Lishian pergi dari sana meninggalkan Liyana yang terpaku mematung sempurna. Pria itu diam-diam tersenyum membayangkan betapa manisnya gadis ini. Iya.. Liyana memang gadis yang sangat manis.. Melebihi kue..
.......
"Aku heran dengan pemikiran kamu, Zhe Ruan.."
"Heran bagaimana??" ( memijat kaki Yu Huo ).
"Bagaimana kamu bisa semudah itu menerima kehadiran gadis kecil yang tidak jelas seperti itu, apa kamu sudah berpikir matang sebelum menerima dia menjadi mantu kamu??"
"Tentu saja sudah, apa kamu pikir aku tidak memikirkannya?? Bodoh sekali jika tidak mengambil kesempatan.."
"Maksud kamu??"
"Perjanjian kamu dan anak itu hanya kalau menikah dengan Fi Chan bisa mendapatkan seluruh kekayaan ini, tapi dia malah menikah dengan wanita lain.."
"Maksud kamu?" ( bangun dari tidurnya ).
"Artinya kita masih bisa mengelak menggunakan alasan itu, terlebih lagi, anak kita di luar negeri akan segera menyelesaikan pendidikannya, seharusnya dia langsung mendapat pekerjaan setelah dia pulang. Apa kamu ingin semua harta ini hanya di pegang oleh Lishian saja?"
"Pikiran kamu jernih juga. Aku hanya akan menepati janji kalau dia menikah dengan Fi Chan, artinya, kalau Lishian menikah dengan gadis itu, maka dia hanya akan mendapat separuh dari hartaku saja.. begitu kan maksud kamu??"
"Benar sekali.. Aku tidak mau anak angkat itu mendapatkan haknya yang begitu besar. Sudah seharusnya kita juga mendapat imbalan karena sudah berusaha mengasuh dan membesarkan dia.."
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
MAY.s
Melebihi kue brownies 😅
2022-12-11
0
Doni Ana
mantap,👍👍
2022-11-07
1