"Sudah aku bilang, hutang anakmu padaku sangat besar, tapi aku anggap saja hutang diganti dengan pernikahan."
"Biadab! Sama persis dengan orang itu!! Asal kamu tahu saja!! Dia bukanlah..."
Cklek..
"Benar kan kataku, dia memang wanita yang sangat baik, jadi kamu benar-benar beruntung bisa menikah dengan tuan muda Li.."
Dua gadis itu sedang berjalan dari luar menuju ke dalam ruangan, mengagetkan Lishian dan ayah Liyana. Mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti berdebat.
"Ah?" menatap dua orang itu dengan bingung.
' Apa yang terjadi disini ??'
"Ayah, apa ayah sudah makan sesuatu? Aku membelikan ayam goreng untuk ayah, sebenarnya.. nyonya Zhe Ruan yang membelinya, dia tidak sempat ke dalam karena mendadak ada pertemuan besar dengan klien katanya.." meletakkan makanan di atas nakas, "makanlah ayam goreng ini, aku sudah makan tadi, nyonya Zhe yang mentraktir kami berdua, dia sangat baik.."
Tapi tidak ada ekspresi yang muncul di wajah laki-laki bernama Yuanda itu.
"Lishian, apa yang terjadi antara kalian berdua?" ( berbisik ).
"Liyana, pikirkan kembali keputusan kamu untuk menikahi aku, aku tidak bisa memaksa seseorang untuk merestui pernikahan kita.."
"Apa?"
Lishian bangkit dari duduknya dan pergi beberapa detik kemudian.
Kreb!!
"Ayah?" menatap.
"Ayah tidak bisa membiarkan kamu masuk ke dalam keluarga keluarga mereka." menangis.
"Tapi kenapa?"
"Hiks hiks.. Keluarga kita punya masa lalu yang kelam dengan orang-orang itu, Liyana.."
"Tapi ayah, bagaimana aku bisa melunasi seluruh hutang kita? Satu milyar bukanlah uang yang sedikit, jangan hanya memikirkan masa lalu saja, ayah.. pikirkan juga masa depan kita, apa ayah mau seumur hidup kita akan dijerat hutang yang begitu besar ini?"
"Liyana.." Hana menenangkan.
"Kenapa harus menerima uang dari laki-laki itu, Liyana? Kenapa bukan orang lain yang lebih baik dari dia? Dia suka bermain wanita, menyengsarakan musuh hanya dengan satu jari, dan dia berani membunuh orang yang dianggap perusuh oleh mereka," berhenti, " Ayah harus keluar dari rumah sakit ini, jangan buat beban yang lebih besar lagi, dan jangan pernah menemui pria itu lagi.."
"Ayah.."
Tapi Liyana sama sekali tidak berdaya. Dia hanya menuruti perintah sang ayah untuk segera pergi dari tempat itu, dan menitipkan kartu hitam di bagian kasir.
' Maaf, aku berjanji.. akan membayar seluruh hutang keluargaku pada tuan, untuk saat ini, aku hanya ingin menuruti keinginan ayahku dulu, maaf pergi tanpa pamit...'
Hanya itulah secarik kertas berisi beberapa butir tulisan pena hasil coretan tangan Liyana, yang ditinggal bersama dengan kartu hitam itu. Dia hanya meninggalkan jejak itu dan pergi ke tempat yang begitu jauh.
"Hemm.. sudah aku bilang, siapa yang berani datang ke dalam hidupku, maka jangan harap bisa lari tanpa seizinku.."
.........
Dua tahun kemudian...
" Liyana, akhirnya kamu bisa bangkit setelah sekian lama terpuruk..'
Wanita itu dengan senyum bangganya akhirnya keluar membawa hasil kelulusan untuk tahun ini. Dia berhasil menyelesaikan pendidikan S1 nya usai berusaha keras menggapai mimpi tersebut.
"Ayah!!" berlari.
Sang ayah terlihat tersenyum dari kejauhan, menatapi putrinya yang sudah berhasil menyelesaikan studinya. Dia merentangkan kedua tangan, dan putrinya dengan erat memeluknya.
"Ayah, ini hasil kerja keras kita berdua.."
"Iya, selamat anakku, kamu berhasil menjadi kebanggaan ayah untuk yang kesekian kalinya.."
"Ayah, bagaimana kalau aku mentraktir ayah makan seafood? Sepertinya sudah lama sekali tidak mentraktir ayah.."
"Baiklah, asal jangan sampai terlalu kenyang, ya.."
"Haha.. biar saja, Liyana mau melihat tampilan ayah yang gemuk, sepertinya sangat menggemaskan.."
"Ah? Kamu ini.."
Dua orang itu berjalan dengan senangnya menuju sebuah mobil taksi. Mereka melaju kencang dari sana, dan akhirnya berhasil meninggalkan tempat itu.
....
"Sudah dapat informasi apa hari ini??"
Dia mematikan ujung rokok di atas pot bunga. Kebiasaan yang begitu buruk. Dia masih mempertahankan kebiasaan itu sampai sekarang..
"Tidak ada hasil yang kami dapat hari ini tuan.." menunduk takut.
Brakk!
Meja dibanting. Sepertinya dia hampir melahap semua barang-barang di dalam ruangan itu.
"Sudah dua tahun lamanya, dan kamu masih tetap tidak menemukan bocah ingusan itu?"
Dia mengambil pis*ol di dalam laci meja. Dan..
Dorrr!!!
Tembakan itu tepat menuju dadanya, dan menembus jantung.
Brukk!!
Pria itu tumbang dan mengeluarkan darah yang begitu banyak. Dia sudah tewas seketika.
"Fiuhh..."
Lishian menarik nafasnya dengan panjang, dan meletakkan pis*ol itu ke tempat semula.
"Bereskan dia.."
Beberapa orang terlihat membawa mayat pria yang baru saja di tembak mati itu keluar. Sementara, dua pelayan wanita terlihat membersihkan noda darah yang membanjiri lantai.
Terhitung sudah empat orang yang berhasil meregang nyawa di tangan Lishian hanya untuk gadis polos yang terus menghantui otak Lishian..
Dia bahkan tidak bisa tidur nyenyak usai ditinggalkan begitu saja oleh gadis naif itu. Hhh.. sungguh sangat menyiksa.
"Aku ingin seorang penguntit yang hebat untuk mengatasi ini, jangan kirimkan aku orang yang salah lagi, atau kamu yang bersedia mati selanjutnya.."
"Baik tuan!!" seseorang menunduk dengan gemetar.
Pria itu pergi meninggalkan Lishian menyendiri di dalam ruang kerjanya.
Dia tersungkur di atas kursi goyang, dan mengeluh disana.. Dia mengusap keningnya dengan sangat kasar, tapi nyatanya semua itu, tidak berarti apapun. Wanita itu tetaplah hilang dari pandangannya..
"Dimana kamu??!!!"
Cklek.
"Lishian?"
Lishian melirik siapa yang datang..
Fi Chan..
Wanita yang beberapa saat lalu berhasil menjadi tunangannya..
"Ada apa lagi disini? Apa kamu menembak orang lagi?"
"Bukan urusan kamu! Aku hanya sedang depresi karena harus menikah denganmu.."
"Lishian, jangan bicara begitu, apa kau tahu saat aku mendengarnya, rasanya begitu sakit?"
"Aku tidak peduli.."
Pria itu kembali menyulut rokoknya yang baru saja dia ambil..
"Lishian, mau sampai kapan kamu terus mengacuhkan aku? Aku sudah menolak adikmu hanya untuk bisa menikahi kamu.."
"Aku tidak terkesan.. Fiuhhh.." tidak peduli.
"Lishian, cukup!! Jangan terus menerus begini, aku yakin, setelah kita menikah, kamu pasti akan jatuh cinta padaku.."
"Jangan mimpi.."
"Tuan.."
"Masuk .."
"Mendadak, ada yang melihat dia di sebuah tempat.."
Rokok yang baru kembali dimatikan..
"Benarkah?"
"Lishian, apa ini soal wanita itu lagi?"
"Pergi kamu..."
"Tidak, aku lebih berhak berada disini, Lishian!"
"Bawa dia keluar..."
"Baik, tuan.."
"Tidak! Lishian, kamu sungguh keterlaluan!!"
Dua orang menarik wanita itu sampai keluar ruangan, dan sekarang, yang ada di dalam ruangan itu tinggal Lishian, dan satu orang pria saja disana.
"Dimana kamu melihatnya?"
"Bukan aku yang melihatnya, tapi kami melihat siaran tv yang memperlihatkan wajah nona Liyana saat sedang berada di depan rumah makan.."
"Apa itu bisa dipercaya?"
"Kami sudah menyelidiki semuanya barusan tuan, jika anda tidak percaya, bisa langsung melihatnya sendiri.."
"Kalau begitu, kita langsung kesana sekarang..."
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
tinta hitam
typo Mae 😂😂😂
Untung ketauan sama ente 😂🤣🤣
thank you Mak 😁🤣
2022-12-28
0
MAY.s
Sudah 2 tahun aja. Tapi Li Shian sadisnya minta ampun.
2022-12-27
0
MAY.s
"Tidak, aku yang lebih berhak di sini, di banding wanita itu."
Apakah seharusnya seperti itu kalimatnya? Di situ tertulis pria. Itu jawaban Fi Chan kan?
2022-12-27
0