"Ayo ma, kita harus mencari Mutiara. papa sangat mengkhawatirkan dirinya. apalagi kondisinya yang tengah hamil muda." ucap Hendra pada istri kesayangannya Dian.
"Iya, papa tenang dulu. aku yakin jika Mutiara pasti baik-baik saja dan tidak akan kabur kemana-mana. Mutiara tidak akan mampu hidup sendiri diluaran." ucap Dian kesal dan sangat berharap sesuatu yang buruk sudah menimpa Mutiara sehingga dia tidak akan pernah kembali lagi kerumah ini.
"Aku harus bagaimana, jika Mutiara masih bersikeras untuk mempertahankan kehamilannya?" ucap Hendra meremas rambut nya frustasi.
"Jalan terbaik nya cuma satu, menyingkirkan Mutiara dari rumah ini pa." bujuk Dian antusias.
"Aku sebenarnya tidak tega, tapi cuma ini cara untuk menyelamatkan keluarga kita dan masa depan nya, termasuk dari pandangan buruk orang-orang disekitarnya."
Ditengah perbincangan mereka, Mutiara sampai dirumah. Hendra yang melihat kedatangan Mutiara segera berjalan cepat menghampiri nya.
"Syukurlah nak, ternyata kamu pulang kembali kerumah. papa sangat mencemaskan kondisi mu nak." Hendra mendekati Mutiara, dan membawanya kedalam pelukan hangat seorang ayah.
"Maafkan tindakan kami yang terlalu keras terhadap mu, nak." mengelus sayang rambut Mutiara.
"Pa, aku tidak ingin menambah dosa-dosa ku lagi, dengan melenyapkan bayi yang tidak berdosa ini, pa" Ucap Mutiara disela-sela Isak tangisannya.
"Kami mengerti dengan perasaan mu nak, baiklah kita akan mencari cara lain, sayang."
"Pa, aku ingin pindah ke luar kota. menempati apartemen milik mama dulu. paling tidak sampai aku melahirkan nantinya."
"Tidak perlu Sayang, karena papa akan segera mengirimkan kamu ke luar negeri, tempat bibi Erika. dia pasti akan merasa bahagia jika kamu tinggal dan menetap bersamanya disana. karena dia selama ini sangat kesepian hidup seorang diri setelah suaminya meninggal." terang papa.
"Baiklah pa, aku setuju."
"Besok pagi papa akan mengantarkan kamu ke bandara, semoga kamu betah menjalani hari-hari yang baru bersama bibi Erika."
"Terimakasih, pa. aku sangat menyayangi papa melebihi apapun."
"Mutiara, maafkan juga sikap papa selama ini yang sudah mengecewakan kamu, bahkan ini juga kesalahan papa yang kurang memperhatikan dirimu. banyak hal yang sudah berubah nak, bahkan papa terlalu sibuk dengan dunia dan kebahagiaan papa sendiri. sehingga mengabaikan dirimu. kejadian ini merupakan teguran agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi." terang Hendrawan yang menyesali sikapnya selama ini.
"Rumah ini akan terasa sepi tanpamu, Mutiara." ucap Dian berpura-pura sedih.
Mutiara mengabaikan Dian, dan mulai mengemasi pakaiannya, lalu menyusunnya kedalam koper besar milik nya.
"Mama dan Angela pasti senang, tapi ingat suatu saat aku akan kembali lagi. dan akan merebut semua apa yang menjadi hak ku. termasuk rumah ini. ingat!! aku seperti ini gara-gara kalian." bisik Mutiara tepat ditelinga Dian. yang ampuh membuat wajah perempuan paruh baya tersebut berubah menyeramkan.
"Mama jangan terlalu mengkhawatirkan aku. karena aku pasti akan kuat dan baik-baik saja, disana juga ada bibi Erika yang akan menjaga dan membantuku melewati ini semua." ucap Mutiara karena tidak ingin papanya curiga.
****
Pagi ini Mutiara terlihat rapi dan jauh lebih segar dari biasanya, paling tidak rasa berdosa dan bersalah nya sudah sedikit berkurang. dengan membiarkan bayi dalam kandungannya terlahir kedunia. dia turun kebawah dimana semua orang sudah menunggu kedatangannya.
"Mutiara, apa kamu sudah siap nak?" tanya papa dengan tatapan mata sedih, susah payah dia menahan agar air matanya tidak menetes karena sebentar lagi akan berpisah dengan putri nya.
"Sudah, pa." berjalan menuju mobil.
"Papa pasti akan merindukanmu, kamu harus kuat dan jaga kesehatan ya."
"Tentu pa."
Hendra ikut merasa nyeri dihati nya. ketika tiba di airport, dia segera membantu membawakan koper sang putri. sedangkan Mutiara berusaha menguatkan hatinya, mulai sekarang dia harus mandiri untuk pertama kalinya berpisah dalam waktu yang lama dengan papanya.
"Papa, jangan sedih lagi, semua pasti akan indah pada waktunya. dan maafkan anakmu ini yang belum mampu membahagiakan papa."
"Maafkan papa, karena selama ini belum bisa menjadi ayah yang baik untuk mu. jaga kehamilan mu ya nak."
*****
Selama dalam pesawat, Mutiara terus mengelus perutnya. ada rasa hangat mengalir dalam dadanya, saat menikmati moment mengelus sayang perutnya, merasakan detak lembut kedua janin yang mulai berkembang dalam rahimnya.
"Aku akan menyayangi dan melindungi kalian berdua, walaupun kalian hadir dirahimku dengan cara yang salah." bathinnya.
"Apa kamu baik-baik saja?"
Seorang pramugari cantik bertanya, karena melihat wajah Mutiara yang sangat pucat. bahkan gadis itu sempat beberapa kali muntah.
"Ya, aku cuma mual dan pusing saja."
"Apa kamu sering seperti ini jika tengah melakukan perjalanan?"
"Tidak juga, ini karena aku tengah hamil muda makanya sering merasa mual dan pusing, karena morning sikkness."
"Kamu hamil?" menatap tidak percaya, gadis yang terlihat masih terlalu muda itu ternyata tengah hamil.
"Mana suamimu?" tanya seorang perempuan yang duduk disebelah Mutiara.
"Dia sedang sibuk, sehingga aku melakukan perjalanan ini sendirian."
"Tega sekali suamimu, membiarkan istrinya melakukan perjalanan sendirian tanpa pengawasan dengan kondisi seperti ini." jawab ibu tersebut dengan ekspresi ketus. Mutiara hanya tersenyum getir menangapi ucap nya.
Setelah menempuh perjalanan jauh, Mutiara menarik kopernya keluar. dari kejauhan nampak bibi Erika yang menjemputnya ke bandara. yang merupakan adik kandung dari papanya.
"Mutiara, bibi sangat merindukanmu nak."
"Aku juga bibi." mereka berpelukan hangat, karena sudah lama tidak bertemu.
"Semoga saja, kamu betah tinggal di negara ini." ucap Erika sambil membantu membawa barang-barang Mutiara.
"Ya bibi, dan semoga juga bibi tidak bosan menerima dan menampungku tinggal disini."
"Bibi justru sangat bahagia, karna tidak akan kesepian lagi sayang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Nila
anak kandung dibuang demi orang lain 😰😰
2023-04-29
0
Ida Lailamajenun
mana ada kata sayang ma anak tapi buang anak demi nama klg.bapak durhakim itu
2023-02-08
0
Alya Yuni
Tua bngka tunggu kau tua bru kau rsakn jngn hrap ank trih
2022-12-02
1