Malam ini, Mutiara memejamkan matanya, sekilas dia seperti tengah berdoa dengan tangan yang bergetar hebat memegang beberapa butir obat keras penggugur janin yang diberikan papa barusan. perlahan tangan Mutiara terangkat lalu memasukkan obat tersebut kedalam mulutnya, namun hanya sesaat.
"Hoek.. Hoek.. Hoek
Mutia kembali memuntahkan, seolah-olah bayi dalam perutnya menolak untuk dibunuh orang tuanya.
"Pa, aku tidak bisa menelan obat ini. dan kembali memuntahkan nya."
"Kamu pasti bisa, pelan-pelan saja." bujuk papa
Mutia kembali mencoba, namun tetap memuntahkannya. bahkan tenaganya langsung lemas tidak berdaya karena keseringan muntah.
"Sudahlah pa, sepertinya Mutiara tidak bisa meminum obat tersebut." ucap Dian.
"Kita akan melakukan cara lain, dengan mencari salah satu rumah sakit yang bisa kita ajak untuk bekerjasama melakukan preatek aborsi." ucap Hendrawan dengan ekspresi dingin.
"Ini semua salahku... salahku hick...hick... seharusnya aku mati saja, bukan bayi ini yang harus menagung perbuatan ku..."
Mutia terus menangis pilu, tiba-tiba dia memukul-mukul keras perutnya. melihat hal itu Hendrawan langsung dibuat panik dan berusaha untuk menenangkan Mutiara.
"Sudahlah nak, kamu tidak boleh menyakiti dirimu. yakinkan semua akan baik-baik saja. masih banyak cara untuk keluar dari masalah ini, papa akan selalu bersamamu nak, jadi jangan buat ini semakin sulit." papa mencoba menenangkan putri nya.
"Ingat nak, masa depanmu masih panjang. papa tidak ingin semua berakhir dengan cara berfikir mu yang singkat. sudah cukup kesalahan yang kamu buat, istrahat lah nak, papa akan mencari rumah sakit terbaik untuk membantu kita. jangan takut yakinkanlah semua akan indah pada waktunya." bujuk papa, yang sejatinya masih sangat menyayangi Mutiara.
"Iya pa."
Mutiara berbaring di kasur, tubuh nya benar-benar lelah dan lemas. perlahan dia memejamkan matanya. Hendra membantu menyelimuti Putri kesayangannya hingga batas dada. dia merasa gagal menjadi seorang ayah yang baik setelah kepergian istri tercintanya.
Dalam tidurnya, Mutia bermimpi berada di suatu tempat yang tidak dia kenal sama sekali. tidak seorang pun dia temui selain rasa sepi dan keheningan.
"Mami.."
"Mami.."
"Siapa kalian?"
Mutiara menatap sepasang bocah kembar yang sangat tampan dan cantik merangkak mendekati nya.
"Mami...mami..."
Kedua bocah-bocah itu kembali mendekati nya, perlahan Mutiara mencoba mundur, namun terlambat. mereka berhasil bergelayut manja dikaki sebelah kanan dan kirinya dengan tatapan sendu dan tidak ingin ditinggalkan ditempat sepi ini.
"Pergilah, aku bukan mami kalian."
Mutia berusaha melepaskan pegangan kedua bocah tersebut, namun mereka serentak menagis dan kembali memanggil dirinya dengan sebutan mami. bahkan pelukan mereka semakin kuat dengan tatapan sedih, seolah-olah tidak ingin Mutiara meninggalkan mereka.
"Tidak..... lepaskan aku....."
Mutiara berusaha melepaskan diri, hingga dia terbangun dengan nafas yang ngos-ngosan. keringat dingin membasahi tubuhnya.
"Mutiara, kamu kenapa nak?"
Papa segera menghampiri kamar nya begitu mendengar suara teriakan Mutiara yang kencang.
"Aku...aku mimpi buruk pa. rasanya benar-benar nyata, bahkan kedua bocah-bocah itu memegangi erat tubuhku tidak mau dilepaskan."
"Sudahlah nak, itu cuma mimpi tidak perlu dipikirkan. bersiaplah sekarang kita akan pergi kesalahan satu klinik, yang akan membantu kita keluar dari permasalahan ini."
"Iya pa."
Mutia, yang masih syok dengan mimpi nya barusan, bahkan dia menghabiskan segelas air putih, namun belum juga menghilangkan kering di tenggorokan nya.
Hendrawan tidak peduli harus berapa banyak mengeluarkan biaya untuk bekerjasama untuk melakukan aborsi, yang terpenting masalah besar yang tengah dihadapi putri nya harus berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Rani Ri
Dasar mutiara
2024-01-24
0
anjelll124
mati saja sana tidak cocok dengan namanya ...mutiara....
2023-10-07
1
Ida Lailamajenun
ck mutiara juga iya pa iya pa sih kok nurut sama bapaknya berarti sama donk ma bapaknya gak ada otak mo aborsi.mo bunuh anak nya sdr dah dpt mimpi masih iya pa iya pa aja..
2023-02-08
0