Elco yang melihat wajah cantik Elena yang tertidur hanya bisa menghela nafasnya. Dia bingung sekali harus dia lakukan terhadap Elena. Di satu sisi, dia tidak tega membangunkan kekasihnya yang tengah terlelap tidurnya. Di sisi lainnya, jika dia tidak mengendong Elena maka dia tidak bisa membuka kuncinya dan juga tidak akan bisa masuk untuk menidurkan Elena di ranjang. Pada akhirnya dia membuka pintu dengan mengendong Elena di pungungnya dan menaruh tasnya di sampingnya. Dengan satu tanganya, dia membuka pintu rumah. Walaupun terlihat sekali Elco kesulitan, namun dia berusaha agar bisa membawa masuk Elena dan menidurkan Elena ke kasur sehingga tidur Elena tidak terganggu. Butuh usaha sekitar dua puluh menit untuk bisa membuka kunci pintu rumah. Setelah berhasil, Elco mengantikan gendongan seperti semula dan membawa Elena masuk ke dalam rumah berserta tasnya yang berisi barang-barangnya. Dia membuka pintu rumahnya dan menutupnya. Segera membawa Elena kembali ke kamarnya menyelimuti kekasihnya itu. Sesudah menyelimuti, dirinya melihat ada tungku sedang yang bisa untuk membuat api unggun dan segera dia membuat api dengan korek yang dia punya dan api tersebut sudah menghangatkan kamar tidur mereka. Elco menyalakannya karena melihat tubuh kekasihnya gemetar kedinginan.
Elena yang masih tertidur lelap, masuk ke alam mimpinya yang dimana sang ayah memperingati dirinya.
"Elena, kenapa kau melarikan diri?", ujar ayahnya, tetua elf di wilayah mereka.
"Ayah, aku mohon. Ijinkan aku menjalankan kehidupanku", ujar Elena memohon.
"Tidak bisa Elena sayang, kakekmu pernah melakukannya sehingga kita terpisah dari nenek tercinta", ucap sang ibu untuk menyadarkan putri semata wayangnya.
"Iya sayang, dunia manusia sangat berbahaya. Dan nenek moyang kita sempat menjalaninya hingga dia memutuskan untuk tinggal di wilayah kita", ucap ayahnya lagi.
"Tapi, ayah, Elena mohon", ujar Elena memohon dengan sangat.
Sementara Elena tidur, Elco segera mandi dan berendam air dingin akibat juniornya yang dia tahan. Setelah puas dan sudah menjinakkan Ju****, dia keluar dan berganti pakaian dan keluar menuju dapur untuk menghangatkan masakan Elena yang sudah disiapkannya untuk makan siang. Dia mengikuti semua ajaran mengenai penggunaan peralatan masak.
...****************...
Disaat bersamaan, anggota sudah berkumpul di suatu markas yang hanya diketahui oleh kelompok tersebut. Wakil ketua mengumpulkan semua bawahannya dan membicarakan hal penting mengenai bos besarnya.
"Kalian tahu jika bos selamat", ucap sang wakil ketua.
"Kami sudah mendengarnya komandan", ucap salah satu bawahannya.
Baik bos besar maupun wakil ketua merupakan orang yang misterius. Hanya yang memiliki pangkat dan kemampuan tinggi yang mengetahui indentitas dan sosok dari bos besar dan wakil ketua. Sisanya tidak mengetahui dan hanya memanggil julukan "bos besar" dan "komandan". Untuk keseharian, wakil ketua selalu bertudung hitam dan memakai topeng seperti rubah atau lebih dikenal dengan sebutan "Kitsune", makhluk mitos dari Jepang.
"Kalau kalian sudah mengetahui kedatangan bos besar, maka persiapkan semuanya. Jaga keselamatan bos besar", ucap wakil ketua memperingati para bawahannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Siang menjelang sore, karena belum terbiasa dengan tubuh manusia, Elena tidak merasakan lapar sehingga tubuhnya saat ini belum bangun. Elco dengan sabar menemani Elena yang berbaring sambil mengecek informasi bawahannya tentang kesiapan untuk menjemput dirinya. Sebelum menyuruh para bawahannya untuk menjemput dirinya dan Elena, Elco berencana untuk berjalan-jalan dengan Elena untuk menikmati pulau Greenland.
Perut Elena terasa sangat lapar hingga membuat dirinya terbangun.
"Hhoahhmm....", suara Elena khas bangun tidur sambil merenggangkan seluruh tubuhnya agar tidak membuat tubuhnya menjadi kaku.
Setelah merenggang seluruh tubuhnya, dirinya segera beranjak dari kasur dan mengamati tempat dimana dia berada. Karena panik Elena segera mencari Elco, kekasihnya.
"El, kau dimana", ucap Elena dengan nada ketakutan dan kekhawatiran terhadap Elco.
Elco yang kebetulan berada di ruang tamu mendengar suara panik dan takut Elena segera mendekati sosok kekasihnya untuk menenangkan kekasihnya itu
"Len, aku disini, di ruang tamu", ujar Elco
"Ah baiklah aku akan segera kesana" ucap Elena lega. Segera Elena menuju tempat yang dimaksud oleh Elco. Setelah dirinya sampai di ruang tamu, langsung saja dia tidak bisa menahan kekagumannya.
"El, ini jadi namanya ruang tamu ya?" tanya Elena dengan mata berbinar-binar ketika sudah sampai di tempat ruang tamu
Elco yang sudah menduga kekasihnya akan bergini hanya bisa tersenyum menahan untuk menertawakan kepolosan Elena
"Yap, ini namanya ruang tamu, Len", ujar Elco dengan santai sambil mengecek handphonenya apakah ada pesan masuk atau tidak dari bawahannya.
"Lalu apakah ini rumahmu? Bagus sekali", puji Elena yang tidak mengetahui tempat tinggal asli Elco.
"Tidak ini bukan kepunyaan ku", ucap Elco
"Punyaku jauh lebih besar dari ini", batinnya kembali
"Lalu ini milik siapa El?", tanyanya masih penasaran.
"Ini milik kepala desa, dia yang memberi tempat untuk kita bisa menginap selama semalam", ucap Elco yang sedikit panjang lebar.
"Setelah itu kita kemana?", tanya Elena yang masih penasaran dengan tujuan Elco.
"Itu masih rahasia ya. Oh iya nanti malam akan diadakan festival penyambutan tamu atau pengunjung. Apakah kau mau ikut?", tanya Elco yang mengantikan topik pembicaraan.
Wahh, aku mau, aku ingin tahu perayaan manusia modelnya gimana?" ucap Elena dengan semangat.
"Baiklah akan aku bawa kamu kesana. Tapi kemarilah dahulu dan duduk bersamaku" ucap Elco kembali
"Oh ya kamu belum makan siang kan?. Akan aku bawakan kemari, Len".
"Baiklah Elco", ujar Elena patuh.
Elco segera menyajikan makanan yang masih hangat karena dia memanaskannya agar tidak bau dan menghidangkan ke Elena. Dengan cepat Elena memakan makanan yang sudah dipanaskan dan disajikan oleh Elco sambil menemani Elco di ruang tamu.
Dia makan dengan lahap dan membuat Elco diam-diam mengambil gambarnya untuk dijadikan koleksi Elco.
"Yeah, selesai. Aku akan membersihkannya El", ucap Elena riang karem tidak sabar untuk malam tiba.
"Baiklah Len, jangan terlalu capai. Nanti kau tidak bisa menikmati festivalnya", ucap Elco dengan lembut sambil mengelus kepala pacarnya itu
"Okey, aku akan patuh dengan perintahmu, El", ucap Elena.
Elena lantas ke dapur dan membersihkan piring bekas makanan yang sudah dipakai, dan sementara Elco menyelidiki kasus yang terlibat dengan pengejaran dirinya. Sepuluh menit berlalu, perkerjaan rumah tangga Elena sudah selesai, dia kembali ke ruang tamu untuk meminta ijin kepada Elco untuk mandi karena badannya sudah gerah.
"El, aku mandi dulu ya, badanku sudah gerah. Sekalian biar festival aku bersih".
"Baiklah, jangan terlalu lama ya. Kalau bisa pakai air hangat. Udara di Greenland sangat dingin" ucap Elco dengan sedikit teriak agar kekasihnya bisa mendengar dari kejauhan.
"Baiklah aku akan mendidihkan terlebih dahulu" ucap Elena sambil membawa baskop untuk tempat air hangat yang nanti akan dia didihkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments