Sudah seminggu lebih, Monika tidak menerima tamu yang ingin berkunjung ke villanya. Jangankan kekasih gelapnya yang diminta melayaninya, sanak kerabatnya tidak boleh mengunjungi dirinya. Karena dia ingin bersantai saja di villa pribadinya.
Di villa Monika
Hari ini dia kedatangan tamu yang dia tunggu, yaitu keponakannya
Keponakannya tiba-tiba ingin berkunjung ke villa dan ingin mengetahui betapa besar villa Monika yang sudah menjadi nyonya Effendi.
Pelayan yang berasal dari rumah Effendi membawa pesan masuk ke majikannya.
"Nyonya, permisi,Anda memiliki tamu" ucap pelayan membungkuk hormat
"Baiklah bawa tamuku kemari" teriak Monika di kamarnya
Monika lalu berdandan dan berpakaian rapi agar dirinya dipandang sebagai nyonya besar Effendi.
Keponakannya dibawa masuk oleh pelayan yang membawa pesan tersebut dan mengantarnya ke ruang tamu. Pada saat keponakannya masuk ke dalam villanya
"Woow, villa bibi besar sekali" ungkapnya sambil mengagumi keindahan interior villa Monika.
"Tentu dong, sayang, villa bibi ini bagus. Memang lebih bagus di mansion utama Effendi" ucapnya dengan arogan sambil turun dengan anggun
"Bibiku makin lama makin anggun dan mempesona" pujinya tulus
"Iya dong, bibinya siapa" ungkapnya bangga
"Bibi mau memperkenalkan anak tiri bibi ke kamu, apakah kamu mau?" tanyanya lagi dengan tipu muslihat ke keponakannya.
"Ela, mau bibi" ucap polos keponakannya
Keponakan Monika yang bernama Ella terkenal gadis yang awalnya polos dan sayang kepada bibinya. Bibinya hanya menyayangi dirinya karena memiliki tujuan tertentu. Ella juga tidak tahu anak tiri bibinya yang bibinya maksud.
"Baiklah bibi akan atur ya sayang" ungkapnya
"Baiklah bibi, jika sudah nanti kasih tau Ela ya" ucapnya berharap
"Tenang saja"
Monika berbincang-bincang kepada Ella mengenai anak tirinya yang terkenal hebat. Sayangnya, Monika tidak mempunyai foto Elco yang sekarang.Namun, perkataan Monika cukup membuat Ella membayang ketampanan dan kegagahan Elco jika dirinya benar-benar ditemukan oleh bibinya. Ella semakin tidak sabar untuk bertemu dengan Elco. Sementara itu Monika yang melihat Ella sudah membayangkan hanya bisa tersenyum licik karena rencananya untuk merebut semua kekayaan Elco menurutnya sudah berjalan sempurna. Dia hanya menambahkan bumbu sedikit kepada Ella mengenai wanita yang mendekati anak tirinya. Membuat Ella memiliki harapan tinggi untuk menjadi pacar anak tiri bibinya. Tidak terasa, sudah waktunya sore dan Ella harus kembali pulang.
"Bibi, obrolan denganmu membuatku senang" ucap Ella
"Aku tidak sabar menantikan kedatangan Elco, bi. Aku pulang dulu ya" ucapnya sambil berdiri dari sofa empuk
"Baiklah Ela sayang, lain kali mampir ke sini. Bibi sangat kesepian" ucapnya dengan berpura-pura nada sedih
"Bibi apakah tidak ingin menikah lagi dan memiliki anak?" ucapnya prihatin dengan keadaan bibinya yang dia tahu sudah menjanda selama 3 bulan sejak kematian suami bibi.
"Tidak, nanti pamanmu bersedih. Pamanmu sangat mencintai bibi" ucapnya dengan bersilat lidah
Pelayan yang dikirim dari rumah utama Effendi mendengarnya dari laptopnya
"Sejak kapan tuan besar Effendi mencintai nyonya Monika?" batinnya bingung
"Mulutnya pintar sekali bersilat lidah dan berbohong" batinnya lagi.
"Begitu ya bibi, memang sepertinya paman mencintai bibi" jawab Ella.
"Tentu dong, sayang, kalau pamanmu tidak mencintai bibi, bibi tidak diberi villa sebagai mahar" ucapnya
"Tapi, apa bibi tidak ingin punya anak?" ucapnya lagi
"Nanti dia bisa-bisa tidak diakui sebagai pewaris, sayang karena kan pamanmu sudah tidak ada" ucapnya lagi
"Begitu ya, baiklah bibi. Bibi selalu sehat ya"
"Baik Ela sayang"
"Dah... dah... bibi. Ela pulang ya. Kapan-kapan Ela main lagi"
"Oke" sambil menciumi kepala keponakannya agar dia bisa mengambil hati keponakannya supaya bisa menjadikan keponakannya sebagai pion.
Ella segera pergi dari villa Monika. Semua percakapan Monika dengan keponakannya sudah disimpan oleh mata-mata dan dikirimkan ke email bosnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kling... kling...
Email masuk dan seorang wanita membuka email tersebut.
Di dalam email terdapat rekaman video percakapan Monika dengan keponakannya. Wanita tersebut melihat dan mendengar suara perkataan Monika kepada keponakannya yang penuh dengan tipu muslihat.
"Menarik, wanita j*l*n* berencana untuk menjodohkan keponakannya dengan keponakan tercintaku" batinnya sambil menahan emosi.
Wanita tersebut ingin tahu sampai mana wanita yang tidak ada identitas itu bisa menjebak keluarga Effendi sampai mana. Dia segera membalas pesan tersebut.
Kling...
pesan tersebut masuk dari bosnya. Mata-mata tersebut tersenyum karena bosnya sangat pintar dan teliti, dia yakin Monika sangat mudah dikalakan oleh majikannya. Dia hanya bisa mengikuti perintah majikannya dan tetap mengawasi jalannya majikannya untuk menjebak Monika.
Dia kembali ke tempatnya dan memasukkan handphonenya agar tidak membuat Monika curiga. Setelah itu dia mengecek kondisi dalam villa apakah mencurigakan atau tidak.
Sementara itu, Monika di dalam kamarnya. Dia ingin makan camilan. Segera dia memanggil pelayan dengan arogannya.
"Pelayan bawakan aku camilan ringan."
"Baik nyonya, akan saya bawakan"
Pelayan tersebut keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Di dapur, dia ditanyakan oleh koki dapur
"Nyonya mau minta apa?" tanya koki dapur
"Terserah kata nyonya" ungkap pelayan yang ditugaskan dari nyonyanya
"Baiklah, akan aku segera buatkan" kata kepala kokinya
"Yang penting sesuai dengan selera nyonya" kata pembantunya
"Oke oke, aku mengerti" kata jawab kepala kokinya dengan cepat
Setelah mengetahui keinginan nyonya segera kepala kokinya membuatkan cemilan dan menyuruh ke koki-kokinya yang melayani nyonya mereka. Mereka menyiapkan segala jenis bumbu dan adonan untuk membuat cemilan yang sesuai selera nyonya.
Satu jam kemudian, cemilan sudah siap dihidangkan.
"Pelayan, bawa ini kepada nyonya" panggil kepala koki
"Baik, saya akan bawakan kepada nyonya." ungkap pelayan dan membawa ke nyonyanya.
Di kamar, Monika sedang menunggu sambil melihat handphonenya. Dia sudah menunggu sangat lama dan sampai kelaparan.
"Permisi, nyonya" sambil mengetik pintu
"Masuk aja" teriaknya
"Maaf nyonya menunggu lama, ini cemilan Anda" pelayan menghidangkan di meja kecil khusus untuk Monika makan cemilan.
"Lama sekali buatnya, mau membuatku mati kelaparan ya?" tanyanya dengan marah
"maafkan saya nyonya, saya tidak bermaksud begitu." tunduk pelayannya
"Ahh sudahlah kamu pergi saja ketimbang aku moodnya turun" usir Monika
"Baik nyonya, saya pamit pulang ya" ucapnya sambil membungkuk
Pelayan tersebut dengan patuh keluar dari kamar Monika dan melakukan aktifitas yang lain. Sementara itu, Monika yang ingin menikmati hidangan cemilan yang terlihat lezat. Aroma wangi yang memanjakan hidungnya. Tiba-tiba aroma capuccino yang biasanya menjadi aroma kesenangannya tercium oleh dirinya dan membuatnya.....
"Hhummp" menahan mual dan berlari ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Monika segera mengeluarkan segala isi yang ada di perutnya. Dia mengalami mual dan muntah yang sangat hebat. Badannya hingga lemas karena tenaganya digunakan untuk muntah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Essy Kehi🦋
ssmangat kak...
2022-12-23
2