Erick berusaha mencari bukti mengenai identitas Elco yang dia yakini sebagai manusia. Dia berusaha agar Elena terlepas dari hukuman dan tuduhan jika suatu hari Elena ketahuan menyembunyikan manusia dan bahkan melindunginya. Erick juga tidak ingin sampai Elena benar-benar jatuh cinta kepada manusia apalagi sampai mengandung anak dari benih manusia. Itu sudah terlarang dan menjadi hal yang tabu bagi pihak elf.
Dia mengendap-endap ke taman yang dimana inti dari kekuasaan Elena agar dia bisa mengambil bukti untuk membuat Elco menjauh dari Elena bahkan Elco dihukum mati oleh kaum elf.
Sesampainya di inti kekuasaan Elena, Erick mencari dengan cermat bau manusia yang pernah kecium oleh dirinya pada saat dia menjemput Elena. Merasa ada yang aneh dengan bau yang benar-benar tidak ada, Erick makin curiga jika manusia itu berbuat sesuatu sehingga Elena merasa kasihan dan melindungi identitas pria manusia. Erick terus berusaha sampai akhirnya dia menyerah untuk mencarinya. Namun, dia tidak patah semangat untuk mencari bukti bahwa Elco adalah manusia.
Karena harapannya sudah tidak ada, dengan kecewa dan berat hati, Erick meninggalkan taman Elena dan kembali ke kediamannya. Dia pergi ke ruang baca leluhurnya dan mencari bentuk tubuh manusia untuk dipelajarinya.
Karena kelelahan Erick jatuh tertidur dengan buku menjadi bantalan kepalanya.
...****************...
Keesokan harinya
Elena bangun terlebih dahulu dan memasak sarapan paginya dengan Elco. Sedangkan Elco masih tertidur pulas karena bebannya sebagai CEO Group Makmur Jaya sudah hilang sejak dirinya menjadi buronan Nyonya Monika.
Elena yang sibuk memasak sehingga bau masakannya keluar hingga ke gubuk Elco. Elco yang masih tertidur pulas mau tidak mau bangun karena tergoda dengan bau sedapnya yang berasal dari gubuk Elena. Elco yang masih mengantuk segera mandi di sungai karena dia memiliki Mysopobia akutnya. Setelah badannya segar, dia berpakaian kasual dan pergi ke gubuk Elena untuk mendatangi kekasihnya.
Sesampai di gubuk Elena, Elco mengetuk pintunya dengan sopan.
Tok...tok... terdengar suara ketukan pintu.
"Sebentar " teriak Elena dari dalam
Beberapa menit Elena keluar untuk membukakan pintu. Pada saat pintu dibuka, Elco disuguhi Elena yang masih memakai piyama dengan rambut yang acak-acakan menambah kesan seksi di mata Elco. Sehingga Elco hanya bisa menelan salivanya dengan kasar. Sedangkan Elena yang tidak berpikiran apa-apa menyambut kedatangan kekasihnya dan menyuruhnya masuk ke dalam. Setelah persiapan sarapannya selesai, dia langsung menghidangkannya di depan Elco.
"El, makan yuk" ajak Elena
"Oke, Len"
Elco mengangguk menyetujui.
Mereka menikmati makan pagi yang sudah disiapkan oleh Elena.
Elco yang sangat menyukai masakan Elena langsung meminta tambah lagi sehingga membuat Elena senang.
"Masakanku enak ya, El"
"Aku tersihir dengan masakanku tahu"
ucap Elco dengan tersenyum.
"Heh, padahal ini aku gak kasih sihir loh"
ujar Elena dengan cemburut
"Siapa bilang gak ada sihir?"
"Lalu sihir apa namanya?" ucap Elena bingung
"Sihir kasih sayang dan cinta, makanya yang makan jadi tergila-gila"
ucap Elco menggoda Elena.
"Oh gombal kau, El"
"Tapi kamu suka kan,Hehm?"
Jawaban Elco lantas membuat Elena tertawa malu
"Iya suka" ucap Elena dengan pipih yang merona
Elco yang melihat gadinya malu-malu hanya bisa membatin
"Lucunya wanitaku ini" batinnya dengan gembira
"Aku harus berterima kasih kepada Nyonya Monika, jika tidak aku tidak bisa bertemunya sekarang" batinnya lagi.
Elco yang tidak memusingkan ibu tirinya yang sangat ingin membunuhnya malahan berterima kasih atas tindakan ibu tirinya. Jika bukan karena Nyonya Monika mengirimnya segerombolan pembunuh bayaran, dirinya tidak akan tersesat dan tidak bisa bertemu dengan gadis yang sangat sempurna. Walaupun ras mereka berbeda satu sama lain, tidak membuat Elco ingin memanfaatkan kehebatan gadis tersebut. Melainkan dirinya jatuh cinta dan ingin melindungi gadis tersebut dari segala macam bahaya, walaupun Elco tahu bahwa gadisnya bukan sembarang gadis melainkan elf keturunan Medium Elf dan juga merupakan putri dari salah satu count di kota Spinel. Itu semuanya tidak dibutuhkan di mata Elco, dia sangat mencintai Elena bahkan dia rela mati untuk Elena jika suatu saat identitasnya sebagai manusia ketahuan oleh kaum elf, dia akan berusaha tidak akan melibatkan Elena agar Elena tetap selamat.
"El, kamu ada pikiran apa? Kok sepertinya kamu melamun?" tanya Elena dengan khawatir.
"Tidak aku memikirkan kamu, Len" ucap Elco
"Memangnya kenapa?" tanya Elena polos
"Jika suatu saat aku ketahuan oleh kaummu karena identitasku sebagai manusia, kamu bagaimana?" tanyanya penasaran
"Kamu meragukan cintaku ya, El" Elena merasa kecewa jika Elco meragukan cintanya.
"Tidak aku tidak pernah meragukannya, ingat itu"
Elco menyanggah perkataan Elena. Dia sangat yakin jika Elena mencintainya dengan raga dan jiwanya. Dibuktikan dengan Elena yang sangat melindunginya dengan baik melalui teknik penyamaran agar Elco tidak ketahuan identitasnya. Hanya saja Elco sangat takut jika Elena akan terseret masalah dirinya dan Elena juga akan kena hukuman mati. Dia paling takut jika itu terjadi
"Lalu apa yang kau khawatirkan, El"
tanya Elena yang bingung karena Elco tahu jika dirinya sangat mencintainya.
"Aku hanya ingin tau bagaimana jika identitasku ketahuan. Aku harap kau tidak ikut campur urusanku, karena aku takut kehilanganmu" aku Elco
"El, jika aku kehilanganmu, untuk apa aku hidup? Aku akan mempertahankan dan mempertaruhkan nyawaku untukmu. Kita akan menghadapi bersama-sama ya, El. Kumohon, aku sungguh tidak bisa tanpa bersamamu" ucap Elena sendu
"Atau kamu bawa aku pergi aja, kita ke duniamu" kata Elena lagi
Elco yang mendengar perkataan Elena lantas menciumi bibir kecil Elena dengan lembut dan penuh tuntutan. Sedangkan Elena menyambut ciumannya dengan gairah walaupun dia tidak mahir dalam berciuman panas.
Selesai berciuman yang membuat Elena kehabisan nafas
"Hoshh... El, cukup dong, aku gak bisa nafas" kata Elena dengan malu-malu
"El, kau sepertinya keliatan mahir sekali"
"Tidak aku sama seperti kau, dan itu juga ciumanku, Len"
"Masak?? Ciumanmu sangat bagus sedangkan punyaku buruk sekali" tandas Elena dengan cemburut
"Gadis manisku, kita bisa latihan jika kau kecewa. Padahal aku sangat menikmatinya walaupun itu buruk" bisiknya di telinga Elena dengan lembut
"Dasar mesum kamu" ucap Elena dengan malu
"Len, apa kau yakin dengan perkataanmu?" tanya Elco memastikan
"Yang mana?"
"Kau mau aku bawa pergi dari sini" ucap Elco lagi
"Ya, jika kau mau. Aku bersedia kemanapun kau membawaku aku akan patuh karena kau selalu ada di sisiku" ucap Elena sambil memeluk Elco agar Elco tidak meninggalkannya.
"Baiklah aku akan membawamu tinggal bersamaku"
"Aku tidak sabar, El. Aku ingin kita tidak terpisahkan"
"Pasti, Elena"
Mereka berpelukan dan kembali berciuman sampai lupa jika Elena harus membersihkan sisa makan pagi mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments