Keluarga Effendi adalah keluarga konglomerat yang terkenal no satu di Indonesia. Keluarga Effendi hanya mengakui satu pewaris kerajaan bisnis yang berada di Indonesia, yaitu Elco Effendi. Keluarga Effendi didirikan oleh Effendi, kakek buyutnya yang merupakan pendiri keluarga Effendi dan Group Makmur Jaya. Sehingga keturunannya memiliki nama keluarga Effendi yang tersemat di nama belakangnya. Untuk keluarga besar, mereka mewariskan nama keluarga dan sebagian anak perusahaan dari Group Makmur Jaya. Tujuannya adalah agar mengurangi persaingan warisan yang diturunkan oleh ahli waris resmi.
Setelah kabar hilangnya Elco Effendi, para keluarga besar pihak Effendi segera pergi ke rumah keluarga utama Effendi. Mereka mencemaskan keselamatan dan keadaan Elco ini.
Di ruang keluarga utama
Mereka sedang berdiskusi.
"Bagaimana ini keadaannya Elco" ucap salah satu pamannya.
"Apa dia ditemukan?" timpal yang lain. Berbagai pertanyaan yang diajukan oleh masing-masing kerabat karena hasil pencariannya tidak menemukan sosok Elco.
Kevin yang ikut menyimak pembicaraan keluarga besarnya hanya bisa terdiam. Otaknya sudah mencurigai kelakuannya Nyonya Monika.
"Bagaimana dengan Monika, apa yang harus kita lakukan?" ucap Kevin tiba-tiba
"Maksudmu itu kelakuan si j*l*n* Monika?" tanya semua orang kepadanya.
"Siapa lagi kalau bukan dia?" jawab Kevin kesal.
Orang-orang yang ada di ruangan tersebut hanya bisa terdiam sambil memikirkan ucapan sepupu Elco yang sangat dekat dengan Elco. Mereka kemudian mengingat kelakuan Monika sejak masuk ke keluarga Effendi.
"Memang sepertinya tindakan Monika" ucap salah satu dari mereka
"Tapi kita tidak bisa menghentikan pesangonnya" ucap yang lainnya
"Kita harus bisa membuat Monika masuk ke penjara karena tuduhan membunuh Elco" ucap yang lainnya.
"Menurutku Monika ada hubungannya dengan kematian ibu Elco"
Kevin kembali berkomentar
"Haa.. bagaimana bisa?" ucap mama Kevin
"Mudah saja, bagaimana bisa dia muncul tiba-tiba dengar Paman Hans, ini tidak masuk akal. Kalian semua tahu, Paman Hans sebucin apa dengan Tante Astrid. Tidak ada yang bisa mengantikan Tante Astrid di hati paman"
jelasnya panjang lebar.
Mereka yang mendengarkan penjelasan Kevin memang masuk akal, namun mereka minim bukti untuk bisa menguakkan kejahatan Monika pada keluarga Effendi.
"Lalu bagaimana dengan buktinya, kita tidak punya bukti yang kuat" ucap papa Kevin
"Maka dari itu, kita harus bersatu mematai-matai Monika, jangan sampai dia berhasil menguasai seluruh aset dan group keluarga Effendi. Dia mengira keluarga Effendi seenaknya menerima orang licik sepertinya" ucap Kevin semangat.
Yang mendengarnya pada setuju dengan ide Kevin. Kemudian pembagian tugas untuk mencari bukti kejahatan yang dilakukan oleh Monika kepada keluarga Effendi. Mereka bersatu untuk membalas dendam kepada Monika atas hilangnya Elco dan kematian kedua anggota keluarga mereka. Mereka tidak ingin kedatangan Monika membuat keluarga besar mereka hancur berantakan karena ulah Monika yang ingin menguasai kekayaan keluarga Effendi.
Di waktu yang bersamaan, di tempat villa Monika. Monika yang tidak sadar akan ancaman yang datang ke dirinya, sedang bersenang-senang dengan pria yang berbeda.
Di kamar pribadi Monika
Di kamar Monika yang elegan dan terlihat mewah serta yang terang.
Sebelum Monika melakukannya, dia lantas menutup korden kamarnya. Perbuatannya mengundang pertanyaan oleh pria yang menemaninya
"Apa yang kau lakukan, Mon"
"Kita harus melakukannya secara tertutup"
Apa kau mau ketahuan dengan istrimu, Tuan Lee?" tanya Monika dengan menggoda pria yang rupanya memiliki marga Lee.
Keluarga Lee dikenal sebagai keluarga sukses yang maju di bidang properti. Tuan Lee yang sedang bersama dengan Nyonya Monika merupakan seorang yang sudah beristri namun memiliki sikap playboy sehingga sering bermain dengan wanita yang dia temui di klub malam. Salah satu wanita yang bermain dengannya adalah Monika, istri almarhum Tuan Hans Effendi yang sangat berpengaruh di Indonesia, dan di beberapa negara di Asia Tenggara.
"Wah, kau nakal juga, Mon" puji Tuan Lee.
"Kau memang terbaik, Mon" ucap Tuan Lee yang membuka semua pakaian atas Monika hingga tubuhnya tanpa balutan kain.
"Demi melindungi reputasi kita bersama, Tuan Lee"
ucap Monika dengan nada menggoda
Nada menggoda Monika membuat Tuan Lee semakin tidak tahan dengan tubuh seksi yang dimiliki oleh Monika. Tanpa lupa memakai pengaman, langsung saja mereka bertarung panas di ranjang Monika. Mereka berdua sangat menikmati tindakan mereka di ranjang. Nyonya Monika dan Tuan Lee masing-masing sangat menikmati dan sampai keduanya di ujung klimaksnya. Mereka bertarung panas di ranjang sampai larut malam. Mereka melakukannya sampai nafsu akan **** mereka terpuaskan.
...****************...
Di tempat hutan El
Elena dan Elco menikmati keindahan taman kekuasan Elena. Mereka sambil bergandengan tangan menikmati permandangan terbenamnya matahari.
"El, ini udah waktunya malam, apa kau tidak lapar?"
"Belum saatnya makan, Len"
"Hei, tapi setidaknya kita harus memasaknya terlebih dahulu, El"
"Baiklah, aku akan membantumu masak", ucap Elco lembut
Mereka menyudahi melihat permandangan yang indah dan kembali ke gubuk Elena untuk mempersiapkan makan malam mereka.
Disaat mereka menyiapkan makan malam,
"El, apakah kau tidak ingin kembali?"
tanya Elena penasaran
"Tidak, Len, aku hanya ingin disisimu"
ucap Elco serius
"Aku senang mendengarnya, El"
"Oke"
Mereka menyiapkan bumbu-bumbu untuk memasak makan malam mereka. Setelah semuanya jadi, Elco menghidangkannya di meja makan.
"Sekarang kau yang duduk,Len. Aku akan melayanimu"
"Baiklah panggeranku".
Elco melayani dengan baik, menyiapkan semua peralatan makan untuk Elena dan dirinya. Lalu menyajikan hidangan masakan mereka berdua di hadapan Elena. Setelah semuanya selesai, Elco duduk di kursinya dan mengambil semangkuk nasi untuk Elena beserta dengan lauk pauknya. Elena yang melihat Elco melayaninya hanya bisa tersenyum senang karena Elco sangat memanjakan dirinya.
"Ini Len, makanlah"
"Okey aku akan cicipi masakanmu,El"
"Kalau aku akan mencicipi buatanmu,Len"
Mereka menikmati makanan dengan romantis meskipun sangat sederhana.
Bagi Elco yang merupakan tuan muda, masakan tersebut sangatlah sederhana. Berbeda dengan Elena yang sangat jarang makan daging yang dibakar. Karena Elena sangat jarang memasak.
Setelah menikmati sesuap sendok, baik Elena maupun Elco saling menanyakan pendapat mengenai masakannya.
"Bagaimana El masakanku, apakah enak?"
"Ini enak sekali, Len, aku tidak pernah makan"
"Bagus sekali jika kau menyukainya. Aku akan sering memasaknya untuk dirimu"
ucap Elena yang senang karena kemampuan masaknya meningkat
"Apa kau pernah memasak untuk orang lain"
yang Elco dengan cemburu
"Ah tidak pernah bahkan aku jarang memasak untuk diriku sendiri. Kau satu-satunya yang bisa merasakannya" ucap Elena polos yang tidak mengerti jika Elco cemburu
Elco yang mendengarnya sangat lega karena dia adalah orang yang pertama menerima masakan Elena.
"Bagaimana dengan punyaku,Len"
giliran Elco bertanya
"Hhuhhm, ini enak dan lembut sekali. Aku jarang makan ini. Ini namanya apa ya,El?"
tanya Elena penasaran sambil berbinar-binar pada saat memakannya
"Itu bistik"
"Oow"
Mereka menghabiskan makan mereka. Sesudah makan, Elco membantu Elena membersihkan sisa makan mereka. Setelah bersih-bersih, Elco berpamitan untuk kembali ke gubuknya dan tidur di kasur yang barusan dia beli di pasar desa yang letaknya lumayan jauh dari hutan kekuasan Elena
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments