Pada saat melewati kabut yang membuat manusia bisa masuk ke hutan kelam yang merupakah hutan tersembunyi.Elena menggengam erat tangan Elco agar Elco tidak sampai kembali tersasar maupun hilang. Begitu juga dengan Elco, dia juga menggengam erat tangan Elena yang lembut sehingga tangan Elena sedikit memerah akibat tanpa sadar mengerahkan kekuatannya karena takut kehilangan maupun terpisah dengan Elena. Dengan susah payah mereka menembus kabut itu dan melepaskan diri dari hutan tersembunyi. Perlu satu jam untuk Elena dan Elco berjuang agar tidak sampai tersesat ataupun berpisah. Setelah melawan semuanya, mereka berhasil keluar dari hutan kelam, dan tanpa sadar mereka sudah tiba di pulau Greenland, pulau yang rupanya pulau yang menyimpan sejuta misterius di dalam pulau tersebut.
Elena bertanya kepada Elco untuk memastikan keberadaan Elco. Walaupun dia merasa gengamannya sang kekasih, Elena tetap harus memastikannya.
"El, apakah kau ada di belakangku?", Elena memastikannya.
"Ya, aku masih dibelakangmu", ucap Elco
"Bisakah kau bersejajar denganku?". ucap Elena dengan berharap
"Baiklah, kalau begitu kamu berhenti dulu", ucap Elco
"Baiklah, aku akan berhenti dahulu", jawab Elena sambil berhenti untuk memastikan keberadaan Elco apakah benar atau tidaknya dia.
Elco segera mensejajarkan dirinya agar kekasihnya tidak terlalu khawatir. Dia berharap agar kekhawatiran kekasihnya bisa dikurangi. Munculnya Elco, membuat Elena sedikit tenang. Tapi bukannya kekhawatirannya hilang, melainkan bertambah.
"El, tatap wajahku", ucap Elena dengan nada kekhawatiran yang masih jelas di nada tersebut.
"Eh untuk apa, Len?", tanya Elco penasaran. Jujur dia bingung dengan sikap kekasihnya itu, namun dia tetap menurut saja agar tidak membuat kekasihnya khawatir. Dia segera menatap wajah cantik kekasihnya yang sudah terlihat mencemaskannya. Wajah cantik itu tidak satupun tidak mengurangi minat Elco untuk menciumi agar kekhawatirannya bisa berkurang ataupun menghilang. Begitu Elena melihat wajah tampan sang kekasih segera, dia mengucapkan mantranya untuk memastikannya.
"vide in oculos meos et vide si vere Elco sis an non?"(artinya: tatap mataku dan apakah kau benar Elco atau bukan?)
Begitu Elena mengatakan mantranya, matanya berubah berwarna merah dan membuat Elco terhipnotis sehingga dengan begini Elena bisa mengecek apakah didepannya itu Elco atau seseorang yang menyamar menjadi Elco. Setelah sudah dipastikannya, Elena mengucapkan mantra pelupa dan pembalik. Walaupun, dirinya sudah menyegel kekuatannya dan membagi kekuatannya, dia memiliki sihir yang sangat kuat.
"obliviscaris quod factum est sicut nunc".(artinya: lupakan apa yang terjadi barusan)
"revertere ut prius".(artinya : kembalikan seperti awal)
Setelah mengucapkan mantra, mata Elena dan penglihatan Elco maupun sikap Elco yang mematung kembali seperti awal sebelum Elena mengeceknya.
"Len, kamu kenapa itu?", tanya Elco penasaran.
"Tidak apa-apa kok"
"Ish, tidak apa-apa gimana?", tanya Elco.
Segera tanpa aba-aba, Elco langsung meraih pinggang ramping dan mungil Elena dan segera mencium bibir mungil dan seksi sang kekasihnya, segera memberikan ciuman panasnya, membuat Elena tidak bisa mengimbangi dirinya itu.
Elena yang merasakan seksa nafas akibat ciuman panas dari sang kekasihnya itu, segera memberontak.
"Hhhuumm........, El, lepaskan aku sesak nafas", ucap Elena di balik ciuman mereka.
Segera Elco melepaskan ciumannya, karena suara seksi dan lembut Elena sudah membuat di bagiannya tegak, mau tidak mau dia harus menahannya.
"Kalau begitu mari kita masuk ke dalam", ajak Elco
"Baiklah", sambut Elena.
Elco dan Elena berjalan kaki menuju desa yang menurut petanya dekat. Sementara, Elena dengan matanya yang berbinar-binar baru pertama kali melihat keindahan alam di dunia manusia. Membuat Elco merasa senang, jika gadinya sangat tertarik dengan dunianya.
"Bagimana, Len?"
"Ini bagus sekali, El. Tidak kalah indah dengan dunia elf", ucap Elena dengan mata berbinar-binar.
"Len, bisa tidak kau tidak menampilkan wajah itu", ucap Elco memohon sang kekasihnya untuk tidak menampilkan wajah yang menurutnya wajah itu membuat imannya tergoda. Dia menahannya agar miliknya tidak bangkit dan membuatnya kesusahan.
"Kenapa, Elco?", tanya Elena bingung dengan menampilkan wajah imut polosnya yang cantik.
Elco hanya bisa terdiam ketika melihat wajah imut polosnya sang kekasihnya itu. Bagian tubuh bawahnya\, sang jun*** sudah mendesak dan mengeras sudah meminta untuk dimasukkan ke tubuh wanitanya.
"Ahh, tidak apa-apa, hanya saja tatapan itu begitu membuat orang lain tergoda", ujar Elco yang prosesif.
"Tergoda apa? Hah, gimana-gimana, aku masih bingung", ucap Elena yang tambah bingung sehingga wajah imutnya sangat jelas dan membuat pria-pria yang lewat tergoda akan kekasihnya itu.
"Udah\, bukan apa-apa\, pokoknya jangan menunjukkan wajah itu kepada yang lain"\, ucap Elco sambil menampilkan wajah yang menyeramkan kepada pria yang sedang lewat saja namun memberi wajah mesum kepada sang kekasihnya. Tanpa banyak tanya segera dia mengendong kekasihnya dan menyuruh kekasihnya menenggalamkan wajahnya ke dada bidangnya agar tidak ada yang bisa melihat kecantikan\, kepolosan dan keimutan kekasihnya itu\, Tanpa banyak bicara\, walaupun Elena bingung dia menuruti perintah sang kekasihnya walaupun Elco sudah tau jika muka kekasihnya sudah merah padam seperti kepiting rebus akibat wajahnya yang sudah mendekat dada bidangnya. Dia berjalan sambil mengendong Elena dan masuk ke tengah desa untuk mencari penginapan dan juga menengkan jun***nya yang sudah sesak di balik celana boxernya.
Sesampai di desa tersebut, dia mencari informasi mengenai penginapan. Dan akhirnya menemukan warga yang mau menampung mereka berdua untuk semalam saja. Dan segera mengikuti warga yang bersedia memberi tumpangan untuk mereka berdua. Setelah sampai di sebuah rumah kosong, warga yang merupakan kepala desa itu berhenti dan berkata
"Rumah ini memang kami sengajakan kosong untuk sebagai tempat turis menginap. Jadi silahkan anggap sebagai rumah kalian dan jangan lupa kembalikan barang-barang seperti semula dan juga jangan lupa dibersihkan seperti awal kalian datang. Karena ini juga akan dipakai oleh turis lainnya setelah kalian", ucap kepala desa panjang lebar.
"Terima kasih", ucap Elco tulus.
"Kalian bisa beristirahat dulu dan kalau berkenan bisa datang ke festival untuk penyambutan kedatangan turis yang ke tempat desa kami", ucap kepala desa
"Baik, kami akan menyempatkan waktu untuk datang", ucap Elco.
"Kalau begitu, akan aku tinggal ya. Jika membutuhkan bisa telepon di sudah tersedia di rumah dan nomornya hanya bisa terhubung di kantor kami", ucap penjelasan kepala desa.
"Baiklah, sekali lagi kami berdua mengucapkan terima kasih atas keramahan Anda dan penduduk disini. Kami akan beristirahat", ucap Elco dengan sopan.
Kepala desa segera meninggalkan Elco yang menggendong kekasihnya dan menurunkan Elena dengan lembut untuk bisa dirinya membuka pintu agar mereka berdua bisa masuk dan beristriharat di bangunan tua namun terlihat terawat.
"Len, turun dulu ya, sudah sampai, kita akan menginap disini semalam", ucap Elco dengan lembut.
Tanpa Elco sadari, Elena tertidur didekapan Elco karena nyaman dan terhipnotis dengan bau harum dan maskulin milik Elco. Begitu Elco menyibak rambut sang kekasih yang menempel di wajah cantiknya, terlihat jelas wajah cantik itu memejamkan matanya dan membuat Elco sangat ingin menciuminya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments