16. Mengajak Pergi

Tinggallah dua plastik lagi yaitu yang besar dan sedang di tangan Abrisam.

“Ini untuk Ibu,” Abrisam memberikan salah satu plastik besar kepada Ibu Farida.

“Terima kasih, Bri,” ucap Ibu Farida.

“Dan ini untuk kamu,” Abrisam memberikan plastik yang sedang kepada Jihan.

“Terima kasih, Pak Abri,” ucap Jihan.

Ibu Farida membuka plastik dan mengeluarkan isinya. Sebuah tas rajut terbuat dari benang nilon berukuran besar. Abrisam sengaja memilih ukuran besar agar bisa dipakai ke pengajian.

“Masyaalah. Bagus sekali,” ucap Ibu Farida.

Ibu Farida melihat harga yang menempel di labelnya.

“Mahal sekali, Bri,” kata Ibu Farida.

Jihan mengeluarkan isi plastik. Sebuah tas rajut selempang yang berukuran sedang. Ketika Jihan melihat harganya, Ia langsung kaget.

Mahal sekali, kata Jihan di dalam hati.

“Kamu dapat apa?” tanya Ibu Farida kepada Jihan.

“Ini, Bu,” Jihan memperlihatkan tas rajut miliknya.

“Bagus sekali. Cocok untuk kamu,” kata Ibu Farida.

“Harganya mahal, Bu,” ujar Jihan.

“Nggak apa-apa. Memang tas rajut merek itu harganya mahal. Sebanding dengan penampilan dan kualitasnya,” kata Ibu Farida.

“Saya tidak tau selera kamu. Jadi saya meminta pegawai butik memilihkan untuk kamu. Saya hanya menyebutkan ciri-ciri kamu kepada pegawai butik,” kata Abrisam. Tas rajut yang diberikan Abrisam sesuai dengan selera Jihan.

Tiba-tiba Akmal berdiri di depan Jihan.

“Bunda, lihat,” Akmal memakai kaos yang bertuliskan “Aku Anak Sholeh,”

Lalu Akmal memperlihatkan kaos lain yang dipegangnya. Kaos itu bertuliskan, “Aku Anak Hebat.”

“Bagus. Sudah bilang terima kasih belum ke Om Abrisam?” tanya Jihan.

“Sudah,” jawab Akmal.

Alika juga menghampiri Jihan. Iya memakai dress lucu berbahan kain batik.

“Mama, lihat. Bagus, nga?” tanya Alika sambil menggoyang-goyang dressnya.

“Bagus. Alika cantik pakai baju itu,” jawab Jihan.

Kemudian Alika mengambil dress satu lagi.

“Ini catu lagi, Mama,” kata Alika memperlihatkan dress satu lagi kepada Jihan.

“Ini juga bagus,” kata Jihan.

Kemudian Alika berputar-putar dengan memakai dress, hingga ia terjatuh karena pusing.

***

Hari ini adalah hari kelima Abrisam berada di rumah. Sekarang ia sudah bersiap-siap berangkat ke kantor. Namun sebelum Abrisam berangkat ada sesuatu yang harus ia sampaikan kepada Jihan. Abrisam mendekati Jihan yang sedang membuatkan susu untuk Alika.

“Jihan, bisa kita bicara sebentar? Saya tunggu di atas,” kata Abrisam.

“Sebentar, Pak. Saya mau memberikan susu ini kepada Alika,” jawab Jihan.

‘Iya, silahkan,” kata Abrisam.

Jihan menghampiri Alika yang sedang asyik menonton film kartun.

“Alika, ini susunya,” Jihan memberikan botol susu kepada Alika.

“Alika minum sendiri dulu, ya. Tante dipanggil papa,” kata Jihan kepada Alika. Alika mengangguk.

Kemudian Jihan menuju ke lantai dua untuk menemui Abrisam. Sesampainya di lantai dua Abrisam sudah menunggunya. Ia sedang duduk di sofa. Jihan menghampiri Abrisam.

“Bapak ada perlu apa?” tanya Jihan.

“Duduk dulu,” kata Abrisam.

Jihan duduk di sebelah Abrisam.

“Malam ini kamu ada waktu, tidak?” tanya Abrisam.

Jihan mengerut keningnya mendengar pertanyaan Abrisam.

“Maksud Bapak apa, ya?” tanya Jihan dengan tidak mengerti.

“Ada yang ingin saya bicarakan berdua denganmu. Tapi tidak bisa di bicarakan di sini. Kita bicara di luar, tanpa membawa anak-anak,” kata Abrisam.

“Mengenai apa, ya Pak?” tanya Jihan.

“Nanti juga kamu akan tau,” jawab Abrisam.

“Lalu siapa yang akan menjaga anak-anak?” tanya Jihan.

“Ibu yang akan menjaga anak-anak. Saya sudah bicara dengan ibu dan ibu menyanggupinya,” jawab Abrisam.

“Bagaimana kalau Alika menangis jika saya tinggal?” tanya Jihan.

“Coba kamu belikan buku baru yang menarik untuknya agar ia sibuk dengan buku barunya. Sehingga ia tidak rewel sewaktu kita pergi,” jawab Abrisam.

“Baik, Pak,” jawab Jihan.

“Ada nggak uang untuk membeli buku?” tanya Abrisam.

“Masih banyak, Pak,” jawab Jihan.

“Kalau uangnya sudah habis bilang ke saya,” kata Abrisam.

“Baik, Pak,” jawab Jihan.

“Jangan lupa jemput Akmal!” kata Abrisam.

“Baik, Pak,” jawab Jihan.

“Sudah siang. Saya harus berangkat sekarang,” kata Abrisam.

Abrisam beranjak dari tempat duduknya lalu turun ke lantai dasar.

“Mama,” tiba-tiba Alika memanggil Jihan.

“Iya, Alika,” jawab Jihan.

“Mama dimana? Alika mau ee,” tanya Alika.

Jihanpun turun ke lantai dasar dengan terburu-buru dan menghampiri Alika. Abrisam memperhatikan Jihan yang jalan dengan terburu-buru.

“Alika mau ee,” kata Alika kepada Jihan.

“Masih kuat nahan, nggak?” tanya Jihan.

“Macih,” jawab Alika.

“Ee di kamar mandi atas, ya,” kata Jihan.

“Iya,” jawab Alika.

Abrisam menghampiri Alika.

“Alika. Papa berangkat kerja dulu,” kata Abrisam kepada Alika.

“Iya,” jawab Alika. Alika mencium tangan Abrisam.

“Assalamualaikum,” ucap Abrisam sebelum pergi.

“Waalaikumcalam,” jawab Alika.

Kemudian Abrisam berjalan menuju ke garasi.

“Mama, ayu. Alika mau ee,” kata Alika.

“Iya, ayo,” jawab Jihan.

Jihan menggendong Alika dan membawanya ke lantai atas.

***

Malam hari setelah selesai sholat magrib Jihan bersiap-siap untuk pergi bersama dengan Abrisam. Alika tidak rewel mengganggunya karena ada Akmal yang sedang menginap di rumah Ibu Farida.

Jihan sekali lagi menatap penampilanya di cermin. Setelah terlihat rapih, ia pun mengambil tasnya yang tergeletak di atas tempat tidur. Jihan menggunakan tas rajut pemberian dari Abrisam. Kemudian Jihan keluar dari kamarnya.

Jihan turun dari lantai atas. Nampak Abrisam sedang menunggunya sambil memperhatikan Alika dan Akmal yang sedang menempelkan stiker.

Ibu Farida keluar dari kamarnya dan melihat Jihan sudah berdandan dengan cantik.

“Sudah mau pergi?” tanya Ibu Farida kepada Jihan.

“Iya, Bu. Saya titip Alika dan Akmal,” jawab Jihan.

“iya, kamu tidak usah khawatir. Ada Bi Isah dan Mimin yang akan membantu Ibu,” kata Ibu Farida.

“Terima kasih, Bu,” ucap Jihan.

Jihan menghampiri Abrisam yang sedang memperhatikan anak-anak. Jihan berdiri di dekat Abrisam. Abrisam menoleh ke samping. Ia sempat terkejut melihat penampilan Jihan malam itu. Jihan terlihat cantik. Pakaiannya dan dandanannya sederhana namun tetap terlihat cantik. Ia bahkan memakai tas rajut pemberian dari Abrisam.

“Sudah siap?” tanya Abrisam kepada Jihan.

“Sudah,” jawab Jihan.

Alika menoleh ke Jihan.

“Mama udah tantik mau kemana?” tanya Alika.

“Tante mau antar Papah dulu. Alika di rumah sama nenek dan Abang Akmal,” jawab Jihan.

“Iya. Alika di lumah aja. Alika mau main tikle cama Abang,” kata Alika.

Alhamdullilah, ucap Jihan dalam hati.

Ia sudah takut Alika akan minta ikut. Sedangkan Abrisam sudah berpesan supaya anak-anak tidak dibawa.

“Bang. Bunda pergi dulu, ya. Jaga Alika baik-baik!” kata Jihan kepada Akmal.

“Iya, Bunda,” jawab Akmal.

“Ayo, kita berangkat sekarang,” kata Abrisam.

Jihan mengangguk.

“Assalamualaikum,” ucap Jihan dan Abrisam sebelum pergi.

“Waalaikumsalam,” jawab semua orang yang ada di rumah.

Abrisam membuka kunci pintu mobil. Jihan dan Abrisam masuk ke dalam mobil. Mobil perlahan mundur meninggalkan rumah Ibu Farida.

“Dadah Mama. Dadah Papa,” Alika melambaikan tangannya.

“Dadah Bunda. Dadah Om,” Akmal juga melambaikan tangannya.

Hingga akhirnya mobil yang dikendarai oleh Abrisam melaju meninggalkan rumah Ibu Farida. Kemudian Mimin langsung menutup pintu pagar.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Abrisam mau ngakak ta'aruf kali ya..? 🤔🤔

2023-11-03

1

itanungcik

itanungcik

ciye ciye jihan abrisam ngedate

2022-11-25

3

Yani

Yani

Seru thor ceritanya

2022-11-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!