17. Mengajak Nikah

Abrisam membelokkan mobilnya ke sebuah cafe yang berada di daerah Dago. Jihan memperhatikan café itu dari dalam mobil. Café itu terlihat mewah dan ramai oleh pengunjung. Abrisam memarkirkan mobilnya di café itu.

“Sudah pernah ke sini?” tanya Abrisam sambil mematikan mesin mobilnya.

“Belum pernah,” jawab Jihan.

“Ayo, kita turun,” ajak Abrisam.

Jihan melepaskan seat belt dan turun dari mobil. Kemudian mereka berjalan menuju café itu. Jihan berjalan di belakang Abrisam. Abrisam menoleh ke Jihan.

“Kenapa kamu jalan di belakang saya?” tanya Abrisam.

Jihan diam tidak menjawab apa-apa.

“Mestinya kamu jalan di sebelah saya,” kata Abrisam.

Terpaksa Jihan berjalan di sebelah Abrisam. Mereka memasuki café.

“Selamat malam,” sapa pegawai café yang menyambut kedatangan mereka.

“Untuk berapa orang, Pak?” tanya pegawai café.

“Dua orang,” jawab Abrisam.

“Mau duduk di indoor atau outdoor?” tanya pegawai café.

Abrisam menoleh ke Jihan.

“Kamu mau duduk dimana?” tanya Abrisam.

“Terserah Bapak saja,” jawab Jihan.

“Outdoo saja, ya. Kita bisa makan sambil memandangi pemandangan kota Bandung,” kata Abrisam.

“Iya, boleh,” jawab Jihan.

Kemudian pegawai itu mengantar mereka menuju ke teras café. Di teras café mereka di suguhi pemandangan kota Bandung dari ketinggian. Di teras café tidak terlalu ramai seperti di dalam café. Hanya ada beberapa pengunjung yang duduk di teras. Pegawai café membawa mereka ke meja sebelah kiri teras. Meja mereka agak jauh dari pengunjung yang lain. Pegawai café menpersilahkan Abrisam dan Jihan duduk.

Jihan memandangi pemandangan kota Bandung di malam hari. Jika Alika dan Akmal di bawa ke sini mereka pasti senang karena bisa melihat pemandangan kota Bandung dari ketinggian. Tak lama kemudian seorang pelayan café datang membawa buku menu.

“Kita pesan makan dulu, ya,” kata Abrisam.

“Kamu pesan yang kamu mau,” lanjut Abrisam.

Jihan membuka buku menu dan mulai memilih makanan. Jihan memilih makanan yang namanya familiar di telinga Jihan.

“Steak di sini enak-enak,” kata Abrisam sambil membaca buku menu.

Jihan menoleh ke Abrisam. Abrisam juga menoleh ke Jihan.

“Mau saya pilihkan steak yang enak dan empuk?” tanya Abrisam.

“Daging apa itu?” tanya Jihan dengan curiga.

“Tentu saja sapi. Sapi dengan kualitas terbaik,” jawab Abrisam.

“Bagaimana? Apa mau saya pilihkan?” tanya Abrisam sekali lagi.

“Boleh,” jawab Jihan.

Setelah mereka memesan makanan pelayan cafe pergi meninggalkan mereka.

Jihan mengalihkan pandangannya ke dalam cafe

“Jihan,” Abrisam memanggil Jihan.

Jihan menoleh ke Abrisam.

“Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan denganmu,” kata Abrisam.

Jihan hanya diam dan mendengarkan kata-kata Abrisam.

“Kamu sudah tahu kalau mamah Alika baru meninggal beberapa bulan yang lalu dan Alika tidak mau menerima kenyataan kalau mamahnya sudah tidak ada,” kata Abrisam.

Jihan menjawab dengan mengangguk.

Abrisam menarik nafas dan mengeluarkan nafasnya perlahan. Agar perasaannya lebih tenang.

“Jihan, maukah kamu menikah dengan saya?” tanya Abrisam.

Jihan langsung kaget mendengar pertanyaan Abrisam.

“Saya tahu, saat ini saya tidak mencintaimu. Maksud saya belum mencintaimu. Saya melamarmu demi anak saya Alika. Ia sangat bergantung padamu. Saya tidak Alika kehilangan mamahnya untuk kedua kalinya,” kata Abrisam.

“Apa maksud Bapak dengan Alika kehilangan mamahnya yang kedua kali?” tanya Jihan dengan bingung.

“Mantan suami kamu sekarang sudah keluar dari penjara. Dan sekarang dia ada di sini. Jika kamu rujuk kembali dengannya Alika pasti akan kehilanganmu,” jawab Abrisam.

“Pak Abri, saya tidak ada niat untuk rujuk kembali dengan Bang Kamal. Kami hanya berkomunikasi untuk membicarakan Akmal. Tidak lebih dari itu. Saya tidak ingin kembali kecewa seperti dulu lagi,” kata Jihan.

“Benarkah?” tanya Abrisam dengan tidak percaya.

“Tentu saja, Pak Abri,” jawab Jihan dengan yakin.

“Lalu bagaimana dengan lamaran saya? Apakah kamu mau menerima lamaran saya?” tanya Abrisam.

Jihan menghela nafas.

“Saya tidak ada niat untuk menikah lagi. Saya tidak ingin kecewa untuk kedua kalinya,” jawab Jihan.

“Saya tidak punya kekasih ataupun teman wanita yang dekat dengan saya. Satu-satunya wanita yang dekat dengan saya adalah kamu. Karena kamu adalah pengasuh Alika,” kata Abrisam.

“Saya harap kamu pikirkan baik-baik lamaran saya. Kita akan menikah demi anak-anak kita,” lanjut Abrisam.

“Maksud Bapak apa dengan demi anak-anak kita?” tanya Jihan dengan curiga.

“Saya akan menikahmu demi Alika. Kamu bisa menikah dengan saya demi Akmal anakmu. Saya tau kamu sedih karena harus jauh dari anakmu. Kalau kamu menikah dengan saya secara langsung Akmal akan menjadi anak saya. Dan ia akan tinggal di rumah saya dan menjadi tanggungan saya,” jawab Abrisam.

Jihan mendengarkan semua perkata Abrisam.

“Beri saya waktu untuk berpikir,” kata Jihan.

“Tentu saja. Saya tidak akan meminta jawabmu sekarang,” jawab Abrisam.

Tiba-tiba seorang pelayan datang membawa pesanan mereka.

“Kita makan dulu,” kata Abrisam.

Abrisam dan Jihan menikmati makanan malam mereka. Abrisam memperhatikan Jihan yang sedang menikmati steaknya.

“Enak tidak steaknya?” tanya Abrisam.

“Enak,” jawab Jihan.

“Itu steak kesukaan Sarah,” kata Abrisam.

“Oh,” ujar Jihan.

“Dulu kami sering ke sini. Dan steak itu adalah menu favorit Sarah,” kata Abrisam.

Setelah selesai makan malam mereka pulang ke rumah. Selama dalam perjalanan pulang tidak ada satu patahpun keluar dari mulut Abrisam dan Jihan. Mereka hanya diam seribu bahasa. Sampai akhirnya mereka sampai di rumah Ibu Farida.

Keesokan harinya Jihan dan Abrisam lebih banyak diam. Yang terdengar di rumah itu hanyalah suara celotehan Alika dan Akmal. Ibu Farida memperhatikan keduanya. Namun Ibu Farida cuma diam tidak mau ikut campur urusan Jihan dan Abrisam. Karena mereka sudah dewasa bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Sepanjang hari Jihan memikirkan perkataan Abrisam. Sampai akhirnya Jihan membuat suatu keputusan.

Ketika hari minggu malam setelah sholat magrib Jihan menghampiri kamar Abrisam. Ia mengetuk pintu kamar Abrisam. Abrisam membuka pintu kamarnya. Ia masih menggunakan sarung dan kopeyah.

“Ada apa, Jihan?” tanya Abrisam.

“Saya mau bicara dengan Bapak,” jawab Jihan.

“Oke. Kita bicara di luar. Jangan bicara di rumah!” kata Abrisam.

Abrisam masuk kembali ke kamarnya. Jihan kembali ke kamarnya untuk ganti baju. Seperempat jam kemudian Jihan keluar dari kamarnya dengan pakaian yang rapih. Alika dan Akmal naik ke atas untuk menghampiri Jihan. Mereka melihat Jihan berdiri di depan kamar dengan berpakaian yang rapih.

“Mama mau kemana?” tanya Alika sambil mengangkat kepalanya melihat ke Jihan.

“Tante mau mengantar Papah,” sahut Abrisam yang baru keluar dari kamar. Abrisam menggunakan celana jeans dan t-shirt.

Abrisam menghampiri Alika.

“Alika di rumah sama nenek dan abang, ya!” kata Abrisam.

“He eh,” jawab Alika sambil mengangguk.

“Bang, titip Alika,” kata Abrisam kepada Akmal.

“Iya, Om,” jawab Akmal.

“Anak pintar,” kata Abrisam sambil mengusap kepala Akmal.

“Kaka. Kita main lagi, yuk,” kata Alika kepada Akmal.

“Ayuk,” jawab Akmal. Alika dan Akmal turun ke lantai dasar.

“Ayo kita pergi sekarang,” kata Abrisam. Abrisam dan Jihan turun ke lantai dasar.

Ibu Farida keluar dari kamarnya melihat Alika dan Akmal lari menuju ke ruang televisi. Ia juga melihat Abrisam dan Jihan turun dari tangga dengan berpakaian rapih.

“Kalian mau pergi lagi?” tanya Ibu Farida kepada Abrisam dan Jihan.

“Iya, Bu. Titip anak-anak,” jawab Abrisam.

“Iya. Kalian tenang saja. Selesaikan saja urusan kalian,” jawab Ibu Farida seolah sudah mengerti tujuan Abrisam dan Jihan pergi.

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

iya..
selingkuh itu penyakit otak dan hati penasaran..
suatu saat akan kymat kalo ada kesempatan atau godaan..

2024-11-28

2

Sandisalbiah

Sandisalbiah

mungkin Jihan sudah istikhoroh dan udah punya jawaban mantab ...

2023-11-03

1

AnggieYuniar

AnggieYuniar

deg degan apa jwbnnya.. buruan up ya thor hahahaa

2022-11-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!