Ibu Farida berjalan menuju pantry yang berada di ruang makan lalu membuatkan susu untuk Alika. Ibu Farida memberikan botol yang berisi susu kepada Alika.
“Mimi cucunya cama Mama,” kata Alika lalu mendekati Jihan sambil membawa botol susu.
Jihan menggeser duduknya.
“Sini kepalanya di kaki Tante,” kata Jihan sambil menepuk-nepuk kakinya.
Alika merebahkan kepalanya di kaki Jihan lalu ia meminum susu dengan menggunakan dot. Jihan mengusap-usap kepala Alika.
“Ade masih ngedot,” kata Akmal ketika melihat Alika sedang meminum susu memakai dot.
“Adenya masih kecil, jadi minumnya masih pakai dot,” kata Jihan kepada Akmal.
“Abang tidak pakai dot,” ujar Akmal kepada Jihan.
“Karena Abang sudah besar,” jawab Jihan.
Alika hanya memperhatikan keduanya sambil mengedot.
Lama kelamaan mata Alika mulai menutup sedikit demi sedikit. Dan akhirnya Alika tertidur. Jihan tidak mengambil dot Alika, ia harus memastikan apakah Alika tidur dengan pulas. Setelah Alika tidur dengan pulas barulah Jihan mencabut dotnya.
“Sudah tidur?” tanya Abrisam yang tiba-tiba berdiri di depannya.
“Iya,” jawab Jihan.
“Biar saya yang menggendongnya,” kata Abrisam.
Abrisam mendekati Jihan lalu menggendong Jihan. Abrisam membawa Alika ke kamarnya. Jihan menyimpan dot di atas meja.
“Bu, saya mau pamit pulang,” kata Jihan kepada Ibu Farida.
“Terima kasih, sudah mau menemani Alika,” ucap Ibu Farida kepada Jihan.
“Sama-sama, Bu,” jawab Jihan.
“Besok bisa ke sini lagi?” tanya Ibu Farida.
“Insyaallah, Bu,” jawab Jihan.
Kemudian Akmal mencium tangan Ibu Farida.
“Terima kasih. Sudah mengajak main Alika,” ucap Ibu Farida kepada Akmal.
Akmal menjawab dengan mengangguk.
“Assalamualaikum,” ucap Jihan.
“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Farida.
Jihan berjalan menuju ke motornya yang terparkir di halaman rumah Ibu Farida. Lalu ia dan Akmal naik ke atas motor dan meninggalkan rumah Ibu Farida.
***
Keesokan harinya setelah mengantar Akmal ke sekolah, Jihan pergi ke rumah Ibu Farida. Namun sebelum ia pergi ke rumah Ibu Farida, Jihan mampir dulu ke toko buku untuk membeli buku mewarnai dan pencil warna untuk Alika. Jihan berpikir Alika harus diberi kesibukan agar tidak merengek terus. Jihan juga membelikan buku mewarnai untuk Akmal, karena buku mewarnai Akmal sudah habis dicoret-coret Alika.
Setelah dari toko buku Jihan langsung ke rumah Ibu Farida.
“Assalamualaikum,” ucap Jihan ketika berdiri di depan rumah Ibu Farida.
Alika berlari keluar rumah sambil berteriak, “Mama.”
“Kalau ada yang mengucap salam. Harus dijawab apa?” tanya Jihan kepada Alika.
“Waalaicumcalam,” jawab Alika.
“Bi Icah,” Alika memanggil pembantunya.
Bi Isah keluar melalui garasi.
“Iya, Non. Sebentar,” jawab bi Isah.
Bi Isah membukakan pintu pagar.
“Silahkan masuk, Teh. Motornya masukan saja ke dalam,” kata bi Isah.
“Terima kasih, Bi,” ucap Jihan.
Jihan memasukkan motornya dan memarkirkannya di depan garasi. Kemudian Jihan membawa buku mewarnai yang tadi ia beli.
“Ayu macuk,” kata Alika.
Alika memegang tangan Jihan dan menariknya. Mereka masuk melalui garasi. Ketika di dalam garasi Jihan hanya melihat satu mobil yaitu mobil Sarah. Sedangkan mobil Abrisam sudah tidak ada. Sepertinya Abrisam sudah pergi ke kantor.
Alika menarik tangan Jihan menuju ke ruang keluarga.
“Assalamualaikum,” ucap Jihan ketika masuk ke dalam ruang keluarga.
“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Farida.
“Tante Jihan sudah datang. Alika main sama Tante Jihan, ya. Nenek mau pergi ke pengajian,” kata Ibu Farida.
“Iya, Ne,” jawab Alika.
“Titip Alika. Kalau kamu mau menjemput Akmal, bawa saja. Abrisam memperbolehkanmu membawa Alika dengan menggunakan motor,” kata Ibu Farida.
Jihan kaget mendengar perkataan Ibu Farida. Ibu Farida mengambil baby safe hip seat yang berada di atas meja sofa lalu diberikan kepada Jihan.
“Nanti kalau membawa Alika gendong pakai ini,” kata Ibu Farida.
“Baik, Bu,” jawab Jihan.
“Ibu berangkat dulu. Assalamualaikum,” ucap Ibu Farida.
“Waalaikumsalam,” jawab Jihan.
Ibu Farida berjalan keluar rumah.
“Alika salam dulu sama Nenek,” kata Jihan kepada Alika.
Alika mengejar Ibu Farida.
“Nene, calam dulu,” kata Alika.
Ibu Farida menoleh ke Alika. Ibu Farida mengulurkan tangannya. Alika mencium tangan Ibu Farida.
“Assalamualaikum,” ucap Ibu Farida.
“Waalaicumcalam,” jawab Alika.
Kemudian Ibu Farida keluar dari rumah. Seorang pengemudi becak sudah menunggu di depan rumah Ibu Farida. Ibu Farida pergi naik becak menuju ke rumah temannya yang mengadakan pengajian.
Setelah Ibu Farida pergi Jihan dan Alika kembali ke ruang keluarga. Alika melihat plastik hitam di dekat tas Jihan.
“Mama bawa apa?” tanya Alika kepada Jihan.
“Tante bawa buku mewarnai untuk Alika,” jawab Jihan.
Jihan mengeluarkan buku mewarnai dan pencil warna dari dalam plastik.
“Ini untuk Alika,” Jihan memberikan buku mewarnai dan pencil warna kepada Alika.
“Wah, bagus,” Puji Alika ketika melihat buku mewarnainya.
“Kalau yang ini untuk Abang Akmal,” kata Jihan memperlihatkan buku mewarnai yang berada di dalam plastik hitam.
“Telima kacih, Mama,” ucap Alika.
“Sama-sama, Alika,” jawab Jihan sambil mengusap rambut Alika.
Alika membuka buku mewarnai lalu ia mulai mewarnai dengan pencil warna.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh sudah waktunya Jihan menjemput Akmal di sekolah.
“Alika, Tante mau menjemput Abang Akmal. Alika mau di rumah sama bi Isah atau mau ikut Tante ke sekolah Abang?” tanya Jihan ke Alika.
“Mau ikut Mama,” jawab Alika.
“Sini, Tante pasangkan ini dulu,” Jihan memperlihatkan baby safe hip seat kepada Alika.
Alika mendekati Jihan. Jihan memasangkan baby safe hip seat di badan Alika. Lalu ia menggedong Alika dengan menggunakan baby safe hip seat.
“Ayo kita berangkat,” kata Jihan.
Jihan berjalan menuju ke dapur. Menghampiri bi Isah yang sedang memasak.
“Bi, saya jemput Akmal dulu. Alika saya bawa,” kata Jihan kepada bi Isah.
“Iya, Teh,” jawab bi Isah.
“Aduh, Non Alika mau kemana?” tanya bi Isah kepada Alika.
“Mau ke cekolah Kaka,” jawab Alika.
Jihan berjalan menuju ke depan garasi. Ia membuka pintu pagar lalu mengeluarkan motornya. Setelah itu ia menutup lagi pintu pagarnya. Lalu naik ke atas motor.
“Kita berdoa dulu,” kata Jihan kepada Alika.
Jihan mengajarkan Alika doa keluar rumah. Alika mengikuti kata-kata Jihan sedikit demi sedikit. Setelah itu barulah Jihan menjalankan motornya.
Jihan menjalankan motornya dengan pelan-pelan. Ia takut terjadi apa-apa dengan Alika. Akhirnya sampailah mereka di sekolah Akmal.
Di halaman sekolah banyak para orang tua yang datang menjemput anaknya. Jihan memarkirkan motornya di depan sekolah lalu masuk ke halaman sekolah.
“Eh, Mamah Akmal. Baru datang?” sapa salah satu ibu-ibu.
“Iya,” jawab Jihan.
“Ini siapa?” tanya ibu-ibu itu. Melihat Jihan menggendong Alika.
“Ini cucu teman neneknya Akmal. Karena pengasuhnya pulang jadi dititipkan ke saya,” jawab Jihan.
Lalu ibu-ibu itu melihat wajah Alika yang menghadap ke samping kiri.
“Iiihhh lucu, cantik lagi,” puji ibu-ibu itu sambil mencolek pipi Alika.
“Siapa namanya?” tanya ibu-ibu itu kepada Alika.
“Alika,” jawab Alika.
“Namanya bagus. Secantik orangnya,” puji ibu-ibu itu.
Tak lama kemudian para murid tk pun keluar dari dalam sekolah. Jihan mencari Akmal diantara murid-murid yang keluar. Alika melihat murid-murid tk yang lewat di sebelah Jihan.
“Kaka,” kata Alika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sandisalbiah
emang terasa banget kalau ank kehilangan ibu nya, beda kalau ayah yg gak ada, bukan berarti sosok ayah itu gak begitu berperan tp biasanya ank terutama balita emang cenderung ketergantungan dgn sosok ibu dan ayah adalah pelengkap penyempurna nya..
2023-11-03
2
Yani
Alika seneng ya punya kakak
2022-11-15
2
AnggieYuniar
alikaaaaa 😘😘😘😘
2022-11-09
2