“Ini mobil siapa, Bunda?” tanya Akmal ketika mereka mendekati sebuah mobil.
Akmal tidak mengenali mobil Abrisam karena berbeda dengan mobil yang kemarin mereka pakai ke makam.
“Mobil Papahnya Alika,” jawab Jihan.
“Bukan. Ini mobil punya Mama,” sahut Alika.
“Oh,” komentar Jihan.
Jihan membukakan pintu belakang lalu Akmal masuk ke mobil. Kemudian ia membuka pintu depan lalu ia masuk bersama Alika. Setelah itu mobil Abrisam melaju meninggalkan sekolah Akmal.
Akhirnya mereka sampai di rumah Abrisam.
“Assalamualaikum,” ucap mereka ketika masuk ke dalam rumah.
“Walaikumsalam,” jawab Ibu Farida.
Akmal mencium punngung tangan Ibu Farida.
“Akmal sudah pulang sekolah?” tanya Ibu Farida.
“Sudah, Nek,” jawab Akmal.
“Nek, Alika juga mau cekolah juga cepelti kaka,” kata Alika.
“Nanti, ya. Kalau Alika sudah besar,” jawab Ibu Farida.
Abrisam masuk ke dalam ruang kerjanya. Sementara itu Jihan, Alika dan Akmal duduk-duduk di ruang keluarga bersama Ibu Farida.
“Kaka, ayo kita main,” kata Alika.
“Nanti dulu. Abang mau bikin PR,” kata Akmal.
“PL itu apa, Kak?” tanya Alika.
“PR itu tugas dari ibu guru yang harus Abang kerjakan di rumah,” jawab Akmal.
Akmal mengambil buku dan tempat pinsil dari dalam tas. Lalu membuka buku PR nya.
“Alika juga mau bikin PL sepelti Kaka,” kata Alika ketika melihat buku milik Akmal
“Ambil buku dan pinsilnya,” kata Akmal.
“Mama, Alika mau buku cama pencil,” kata Alika kepada Jihan.
“Sebentar Nenek ambilkan,” sahut Ibu Farida.
Ibu Farida masuk ke dalam ruang kerja Abrisam. Tak lama kemudian ia keluar sambil membawa kertas dan pinsil. Lalu ia memberikan kertas dan pinsil kepada Alika.
“Alika nga mau keltas. Alika maunya buku cepelti punya kaka,” kata Alika kepada Ibu Farida.
“Tidak ada buku kosong. Besok Nenek belikan buku,” jawab Iu Farida.
“Nga mau, Alika mau buku,” Alika mulai merengek.
Jihan membuka tas Akmal lalu mengambil buku mewarnai milik Akmal.
“Abang. Pinjamkan buku mewarnai kepada Alika,” kata Jihan.
“Iya,” jawab Akmal.
“Alika, belajarnya pakai buku Abang Akmal saja,” Jihan memberikan buku mewarnai kepada Alika.
Alika langsung diam ketika melihat buku yang diberikan oleh Jihan.
“Itu buku sekolah Akmal, bukan?” tanya Ibu Farida.
“Bukan, Bu. Akmal suka membawa buku mewarnai ke sekolah,” jawab Jihan.
Alika membuka buku milik Akmal.
“Ada gambalnya,” kata Alika sambil membuka-buka buku.
Akmal mengambil pinsil warna dari dalam tasnya.
“De, warnai pakai ini,” Akmal membuka kotak pinsil warnanya.
Alika mengambil salah satu pinsil warna lalu mulailah mencoret-coret buku mewarnai milik Akmal. Jihan dan Ibu Farida memperhatikan kedua anak itu.
“Suami kamu pulang kerja jam berapa?” tanya Ibu Farida ketika mereka sedang memperhatikan Jihan dan Akmal.
“Saya sudah tidak punya suami, Bu,” jawab Jihan.
Ibu Farida kaget mendengarnya.
“Apakah dia sudah meninggal?” tanya Ibu Farida.
“Bukan. Saya sudah bercerai dengan ayahnya Akmal,” jawab Jihan.
“Lalu mengapa kamu masih tinggal dengan Ibu Wenti? Bukankan Ibu Wenti ibu mertuamu?” tanya Ibu Farida.
“Sewaktu saya keluar dari rumah ayah Akmal, Ibu Wenti dan Pak Chalif melarang saya pulang ke rumah rumah orang tua saya. Mereka meminta saya untuk tinggal bersama mereka,” jawab Jihan.
“Memang ayahnya Akmal tidak pernah ke rumah orang tuanya?” tanya Ibu Farida.
“Ayahnya Akmal jarang ke rumah orang tuanya,” jawab Jihan.
“Kerja dimana ayahnya Akmal?” tanya Ibu Farida.
“Di kepolisian. Ayahnya Akmal perwria menengah di kepolisian,” jawab Jihan.
“Kenapa kamu cerai dengan Ayahnya Akmal?” tanya Ibu Farida.
.
.
..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sandisalbiah
nah.. tertawan sudah..
2023-11-03
1
itanungcik
lanjut bestie
2022-11-25
1
Yani
Oh... ternyata Juhan janda
2022-11-15
1