Motifasi Untuk Bekerja

🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

💐 HAPPY READING 💐

Sesuai perintah Ares kemarin, kini Mila sudah berada di dalam ruangan milik Ares, walapun si Bos belum datang, dan ternyata telat dari perjanjian.

“Duh, sudah jam 9 pagi, tapi si Kutu kupret itu masih juga belum datang.” Keluhnya, terus menerus melihat jam.

Bahkan Mila rasanya sangat ngantuk sekali karena harus bagun pagi - pagi sekali agar tidak terlambat. Namun nyatanya sekarang bosnya malah datang terlambat.

“Besok - besok kalau buat janji, lebih baik aku -“ ucapnya terhenti ketika melihat sosok Ares yang ada di belakangnya.

“Lebih baik apa?! Jangan niat kamu untuk mau jadi terlambat!” Ares memberikan peringatan kepada Mila, agar tidak bermain - main dengannya.

Mila hanya diam memutar bola matanya malas. “Bagaimana dia jadi Bos kalau kerjaanya saja seenaknya begitu.” Gumam Mila, yang lalu memasang senyum palsu di depan Ares.

Ares tidak mau memperpanjang lagi masalah dengan Mila, karena hari ini dirinya ada pekerjaan yang sangat banyak sekali. Apa lagi hari ini Greta sudah tidak ada, karena katanya mulai dari pagi sekertarisnya itu sudah merasakan kontraksi untuk melahirkan.

“Apakah kamu sudah tahu apa saja jadwalku hari ini?” Tanya Ares pada Mila yang sedang berdiri di depannya.

Mila mengerjapkan matanya perlahan, apakah tidak salah pria ini bertanya kepadanya tentang jadwalnya, sedangkan dirinya saja baru bekerja satu jam, dan bahkan belum bertemu dengan siapa - siapa.

“Tidak tahu pak,” jawab Mila dengan polosnya.

“Tidak tahu?!” Bentak Ares, dengan sedikit menaikan oktaf suaranya.

“Saya baru datang bekerja Pak, dan belum ada bertemu dengan sekertaris yang dulu, jadi bagaimana saya bisa tahu Jadwal Bapak?!” Seru Mila dengan kesal.

Ares menatap Mila dengan tajam, “bisakah kamu diam saja ketika saya berbicara! Kenapa kamu selalu menjawabku dengan ribuan kata seperti itu!” Ares benar - benar merasa bahwa emosinya sedang di pancing terus menerus dengan kehadiran Mila.

Wanita itu tidak pernah mengunci mulutnya, dan selalu saja menjawab apa pun yang dia katakan.

“Kan bapak tanya, bagaimana mau diam? Nanti kalau tidak di jawab bapak bilang saya tidak sopan.” Sahut Mila, yang juga tidak mengerti apa maunya pria di hadapannya ini.

Di tengah perdebatan mereka, terlihat Bayu yang baru masuk ke dalam ruangan Ares. “Permisi, Pak, ini adalah jadwal Anda yang diserahkan oleh suami Greta tadi.” Ucap Bayu melaporkan pada Ares.

“Kasih ke wanita itu!” Perintahnya pada Bayu, untuk memberikan dokumen itu ke Mila.

Dengan wajah yang bingung, Bayu langsung memberikan dokumen itu pada Mila. “Ini,” lirinya pelan.

“Terima kasih.” Lirih Mila pelan.

“Bayu! Bawa dia pergi bertemu dengan pihak Kbc, ajarkan semua pekerjaan yang seharusnya di lakukkan oleh Sekertari!” Perintah Ares lagi pada bayu.

“Seharusnya Greta yang mengajarkannya, tapi siapa yang tahu kalau anaknya mau keluar tanpa izin seperti itu.” Timpalnya lagi, membuat Bayu hanya bisa menggelengkan kepalanya pusing dengan sikap Ares yang selalu saja bicara se enaknya.

“Baiklah,” balas Bayu.

“Ayo Mila, ikut saya,” ajak Bayu pada Mila.

Mila menganggukan kepalanya pelan, dan lalu mengikuti langkah Bayu yang keluar dari ruangan Ares.

“Apakah dia selalu seperti itu?” Tanya Mila pada Bayu, ketika mereka sudah keluar dari ruangan Ares.

Bayu menoleh sedikit untuk memastikan jika Mila sedang berbicara dengannya. “Kamu membicarakan soal Ares?” Tanya Bayu balik. Dan dengan polosnya Mila menganggukan kepalanya pelan.

Bayu tersenyum tipis, melihat Mila yang sama sekali tidak takut membicarakan Ares dari belakang.

“Ares memang seperti itu, dia selalu berbuat se enaknya, karena ya dia menganggap dirinya Bos.” Jelas Bayu pada Mila.

“Dan dia paling tidak menyukai jika omongannya di bantah, seperti apa yang kamu lakukkan tadi kepadanya.” Sambung Bayu lagi, sembari terus melangkahkan kakinya membawa Mila masuk ke dalam lift.

Mila tersenyum mendengar penjelasaan Bayu. “Aku tidak membantahnya, tapi dia tadi bertanya, lalu aku menjawab, itu saja,” Mila mencoba menjelaskannya pada Bayu, bahwa dirinya sama sekali tidak melawan.

“Sepertinya Mila dan Ares sangatlah tidak cocok jika dipertemukan, ke duanya sama - sama keras kepala dan menganggap bahwa diri mereka masing - masing benar. Hemm, menarik jika Mila bisa membuat Ares bertengkar setiap harinya.” Batin Bayu, yang asik menertawakan nasib Ares ke depannya.

Sempat terjadi keheningan di antara Bayu dan Mila, sampai mereka keluar dari Lift. “Oh ya, aku Bayu, asisten dari Ares. kalau kamu?” Bayu memperkenalkan dirinya pada Mila.

“Aku Kamila, panggil saja Mila, aku sekertaris barunya si pemarah itu.” Mila menyebutkan julukannya pada Ares.

Terus terang saja, jika dia tidak membutuhkan pekerjaan ini. Dia tidak akan mau bekerja bersama dengan pria seperti Ares. Sayangnya tabungannya sudah menipis dan mau tidak mau dia harus bekerja agar bisa mendapatkan gaji di bulan depan.

Lagian gaji yang ditawarkan oleh perusahaan Ares, sangat - sangatlah besar, mungkin Mila bisa membayar operasi ibunya agar ibunya bisa cepat sembuh.

“Semangat - semangat Mila, anggap saja semua yang dikatakan oleh Ares itu adalah angin lalu.” Batin Mila menyemangati dirinya sendiri, agar dia bisa bertahan untuk bekerja di perusahaan Ares.

***

Sesampainya di Mobil, Bayu menyuruh Mila masuk ke dalam mobilnya, untuk mereka segera pergi ke tempat meeting diadakan.

“Motifasimu bekerja apa Mil?” Tanya Bayu, memulai kembali percakapan mereka, agar perjalan 40 menit yang akan mereka lewati ini bisa cepat berlalu.

Mila menoleh sebentar ke arah Bayu yang sedang mengemudi, lalu dia kembali menatap ke depan, ke jalan raya. “Aku tidak punya motofasi apa - apa, selain bisa menabung dan membayar biaya operasi ibu, agar ibuku bisa kembali sehat seperti sedia kala.” Jawab Mila, dengan wajah yang serius.

“Biaya operasi? Emangnya ibumu sakit apa?” Tanya Bayu lagi.

“Kanker otak,” jawab Mila dengan singkat.

“Maaf ya, aku banyak tanya kepadamu.” Bayu merasa tidak enak, karena wajah Mila yang berubah menjadi sedih karena pertanyaan.

Mila kembali menoleh sedikit, lalu dia tersenyum pada Bayu, “tidak apa - apa, lagian itu bukan hal yang menyedihkan, karena menurut aku, Ibuku masih mempunyai semangat untuk berjuang itu adalah hal yang paling membuatku bahagia.”

“Dan perjuangannya untuk sembuh itulah, yang otomatis juga membuatku ikut bersemangat mencari uang untuk menyembuhkan ibuku, agar aku bisa bersama dengan ibuku selamannya.” Ucap Mila penuh dengan harap.

“Aminnnn,” sahut Bayu, mengaminkan impian dan harapan Mila.

*To Be Continue. **

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*

*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘

**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*

*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*

Terpopuler

Comments

n4th4n14e4

n4th4n14e4

mangat

2022-11-06

0

HR_junior

HR_junior

semangat ya mila.jngn menyerah n putus asa..harus berjuang agar ibumu cepet sembuh.moga aja cepet sembuh ya mila.mng ayah Kamu kmn mil kok gak nongl

2022-11-06

1

renita gunawan

renita gunawan

semangat, mila.dirimu pasti bis mencari uang untuk mengobati ibumu

2022-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!