Carlo dan ketiga temannya menetap di kota Putih setelah mereka tergabung pada guild yang dipimpin William. Mereka menyewa sebuah rumah tak jauh dari guild tersebut.
Sebuah rumah yang cukup bagus, karena sejak awal mereka yakin bisa membayar setiap bulan dari misi yang mereka lakukan.
Selain menambah pemasukan, misi-misi itu juga membuat mereka bertambah kuat, level sihir mereka juga berangsur-angsur bertambah.
“Musim gugur sebentar lagi akan datang,” kata Franca mendekati Carlo yang duduk di bawah sebuah pohon tak jauh dari rumah mereka.
“Apa ada yang salah dengan itu?” tanya Carlo mendapat kedatangan Franca.
“Biasanya kalau musim gugur orang-orang sibuk mempersiapkan diri untuk musim dingin, dan makhluk-makhluk lain juga akan keluar dari tempatnya.”
“Bukannya bagus, jadi kita akan semakin banyak dapat misi dari itu.”
Franca mengulas senyum, lalu berucap, “sihirmu sudah setinggi itu, kenapa kau tak mengambil semua misi saja setiap ada yang masuk. Kita bisa mendapatkan uang.”
“Aku yakin, uang dari misi itu jika dibandingkan dengan kekayaan milik kalian pasti bukan apa-apanya. Di sini yang kita cari bukan itu, kan?”
Franca kemudian memegang punggung tangan sebelah kiri milik Carlo. “Kita di sini bukan untuk itu, tetapi untuk menjadi lebih kuat dan membantumu mendapatkan apa yang kamu mau. Kalau semuanya sudah selesai, kamu mau apa?”
Pertanyaan Franca itu membuat Carlo menatapnya lebih dalam, tangan kanannya kini memegang pipi Franca, merasakan betapa lembut dan terawatnya pipi itu.
“Setelah semuanya selesai, mari bangun keluarga Alfonso bersamaku.”
Carlo mendekatkan wajahnya perlahan menuju Franca, sedangkan Franca menutup matanya. Ia tahu apa yang akan dilakukan Carlo.
Namun, semua itu terganggu saat Diego datang menemui mereka dengan berteriak.
“Kalian di sini ternyata.” Begitu kata Diego.
Baik Carlo maupun Franca sama-sama saling melepaskan.
“Ada apa?” tanya Carlo kemudian pada Diego sambil berusaha menghilangkan rasa terkejutnya.
“Ada misi baru yang cocok untuk kita, ayo kita ke guild.”
Carlo dan Franca mengindahkan apa yang dikatakan Diego, mereka pun berjalan beriringan. Elena juga sudah menunggu tak jauh dari sana.
Mereka berjalan bersama menuju guild yang hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari rumah mereka.
“Tuan William, apa ada misi baru untuk kami?” tanya Carlo begitu sampai di guild itu.
“Misi ini baru saja sampai dari desa pinggiran kota Putih,” ujar William sambil memberikan sebuah form misi yang dikirimkan klien padanya.
Carlo menerimanya, mereka pun membacanya, melihat isi dari surat misi itu. Di surat itu tertulis bahwa desa mereka diserang para goblin yang mencari makanan untuk persediaan musim dingin.
Banyak sekali penduduk yang mati dan kalah, para goblin itu menghancurkan segala yang mereka lihat, bahkan dalam hitungan hari saja mereka menguasai desa itu.
“Kita akan ke sana sekarang, Tuan William,” ucap Carlo.
“Butuh bantuan?” tanya seorang pria ketua dari sebuah Party yang Carlo kenal.
“Kami tidak mau mengurus orang tua yang akan menangis di sana.”
Setelah mengatakan hal itu Carlo berlalu pergi dari sana, sedangkan Party itu merasa kesal karena Carlo mengejek mereka, dengan arti bahwa mereka hanya akan mengganggu misi mereka di sana.
Carlo dan ketiga temannya langsung bergegas menuju desa yang dimaksud, dengan panduan Franca mereka pun terbang ke sana.
Desa dalam misi itu tak jauh dari kota Putih, sampai tak lama kemudian mereka pun sampai di perbatasan desa.
Begitu sampai di luar desa seorang perempuan kurus, dengan pakain compang-camping mendekati mereka.
“Apa kalian Party yang dikirim guild ke sini?” tanya perempuan itu.
“Benar, kami anggota guild. Apa yang terjadi di sini?”
Mendapat pertanyaan dari Carlo, perempuan itu pun menangis dan menceritakan semua. Desanya hancur, suami dan anaknya mati, banyak penduduk yang terbunuh, para goblin mengambil semua yang mereka inginkan.
Persedian makanan hingga harta benda habis dijarah, dan mereka saat ini menguasai desa.
“Apa masih ada penduduk yang selamat?” tanya Elena.
“Ada beberapa penduduk yang selamat bersamaku, kami bersembunyi di hutan saat ini.” Begitu kata perempuan tadi.
“Kalau begitu kami akan memeriksa desa, Nyonya tunggu saja di hutan, jika terdengar suara ledakan dua kali berarti kami menyelesaikan misi ini dan kalian bisa keluar.”
Perempuan mengangguk sambil menahan tangisnya, setelah itu Carlo dan ketiga temannya pun berjalan menuju desa.
Begitu sampai di dalam desa ternyata benar apa yang perempuan itu katakan. Desa sudah nampak sebagian hancur, banyak rumah-rumah yang tinggal puing-puingnya saja.
[Konfirmasi kelemahan goblin didapatkan, 50 goblin dengan level 30 dan satu goblin raksasa berlevel 60]
Sistem mendeteksi bahwa ada banyak goblin tak jauh dari sana dengan level yang lumayan tinggi, kekuatan goblin itu juga akan cukup membuat ketiga temannya kerepotan.
“Hati-hati, level kekuatan para goblin itu cukup tinggi.” Carlo mengatakan hal itu pada ketiga temannya untuk bersiap supaya mereka tak terkecoh meskipun hanya sekedar goblin.
Carlo membaurkan kekuatan sihirnya supaya para goblin tahu kehadiran mereka, dengan penciuman mereka yang tajam mereka pun cepat sadar.
Tak berapa lama para goblin itu pun berlari dengan cepat dan kini sudah berada di depan Carlo dan teman-temannya.
Carlo menyadari bahwa para goblin ini tak seperti goblin biasanya, pasti mereka berakal, buktinya mereka bisa menyerang desa dan juga mengambil harta benda.
Dari kumpulan goblin itu, nampak satu goblin raksasa dengan ukuran sekitar delapan kaki. Tubuhnya gemuk, bertaring dan berwarna hijau. Di tangan kanannya nampak sebuah gada dari kayu berukuran cukup besar.
Gerombolan goblin itu langsung menyerang Carlo dan lainnya, pertarungan pun terjadi. Carlo sempat mengeluarkan Centras untuk membantu teman-temannya.
Sedangkan ia sendiri melawan goblin raksasa, sebenarnya ia bisa melawan goblin itu dengan mudah, tetapi ia ingin melihat sejauh mana goblin itu bisa menyerang.
Goblin raksasa itu menyerang dengan kekuatan penuh, Carlo hanya terus saja menghindar, hingga membuat goblin itu marah. Si goblin membesarkan tubuhnya kini berotot, gadanya juga semakin besar dan levelnya naik beberapa.
Carlo tak gentar melihat itu.
[Konfirmasi skill pedang sihir diaktifkan]
Tangan kanan Carlo dilapisi sihir yang mirip dengan pegang tajam, pedang itu membuat goblin raksasa gentar karena ia bisa merasakan sihir yang luar biasa.
Melihat hal itu Carlo langsung menebas tubuh goblin raksasa itu menjadi dua bagian yang membuatnya tumbang seketika.
Di sisi lain pertarungan ketiga temannya dan para Centras juga sudah berakhir, kelima puluh goblin itu kalah dengan tubuh yang mati tak tersisa.
Dengan alat sihir yang dimiliki Elena, para goblin itu dimasukkan ke sana, itu juga sebagai bukti bahwa mereka berhasil menyelesaikan misi.
Carlo membuat tanda dengan ledakan dua kali, hingga tak berapa lama para penduduk desa yang masih tersisa datang.
Mungkin hanya ada sekitar 60 orang baik tua maupun masih, mereka semua senang dengan kemenangan Carlo dan kekalahan para goblin itu.
“Kalian sekarang aman, goblin itu tak akan kembali ke sini lagi” kata Carlo pada penduduk desa.
Sebelum kembali ke guild Carlo dan yang lainnya sempat membantu para penduduk desa membereskan kerusakan yang ada.
Begitu sampai di guild, Carlo memberikan bukti bahwa mereka sudah berhasil menyelesaikan misi.
Seperti biasa William dan para Party lainnya kaget dan bingung dengan keberhasilan mereka, padahal mereka belum lama menjadi anggota guild.
Carlo pun tak lupa mengatakan bahwa dirinya tak membutuhkan dari misi itu, karena ia melihatkan kehancuran desa, sepertinya desa dan para penduduknya lebih membutuhkan daripada dirinya.
Carlo meminta William untuk mengembalikan uang itu pada penduduk desa dan ia pun menambahkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments