Bab 16 - Liburan dan Kehidupan Bangsawan.

Setelah ujian semester, libur pun tiba. Semua anak kembali ke rumah mereka masing-masing, termasuk Diego, Elena dan Franca.

Awalnya Carlo tak ada minat untuk pergi kemanapun karena Akademi adalah rumahnya, tetapi Diego mengajak pulang ke rumahnya, yang ada di Timur Kekaisaran.

"Apa tak masalah jika aku ikut denganmu?" tanya Carlo yang saat itu tengah berkemas.

Tak banyak barang yang akan ia bawa, dua minggu nantinya di sana menurut Diego seluruh perlengkapan sudah disiapkannya.

"Tenang saja, aku sudah mengatakan pada Ayah dan Ibuku kalau kamu ikut pulang pada liburan ini, mereka senang sekali," jawab Diego. "Ayo cemaslah mengemas, kereta kuda sudah berada menunggu cukup lama di depan sana."

Carlo mengindahkan ucapan Diego itu, ia pun bergegas mengemas barangnya.

Setelah selesai keduanya keluar sana, tak lupa Carlo mengunci pintu dan meminta sistem untuk memagarinya dengan sihir, karena di dalam sana ada barang yang cukup penting.

Keduanya turun, melewati lorong dan keluar dari asrama menuju kereta kuda yang sudah menunggu sejak tadi di depan pintu gerbang Akademi.

Carlo dan Diego memasukkan barang mereka, disusul mereka yang masuk ke sana. Setelah nyaman duduk kereta kuda itu pun pergi.

"Apa tidak seharusnya terbang saja?" tanya Carlo memastikan.

Mereka berdua penyihir, memiliki alat dan sihir yang memungkinkan mereka untuk terbang di udara.

"Sebenarnya bisa, tapi jarak antara Akademi dan tempat tinggalku cukup jauh. Kita bisa kehabisan sihir sebelum sampai di sana nanti," papar Diego menjawab pertanyaan Carlo.

Alat yang digunakan para penyihir untuk terbang juga menyerap sihir mereka, meskipun tidak banyak, tetapi jika dilakukan terus menerus maka juga akan memungkinkan sihir habis.

Apalagi penyihir dengan level rendah, terbang dengan jarak puluhan bahkan ratusan mil itu sangat tidak mungkin.

Ditambah nanti jika di jalan mereka terkena suatu masalah atau bahkan berhadapan dengan musuh, maka mereka lebih baik menjaga sihir yang ada.

Carlo mungkin tak akan merasakan hal itu, karena cadangan sihirnya saja begitu berlimpah. Bahkan ia saja sebenarnya bisa terbang ataupun menghilang dengan mudah.

Dalam hitungan detik, bisa saja ia sampai di rumah Diego, tetapi ia tak ingin melakukan hal itu, karena ia tak mau melewatkan waktu berjalan-jalan di Kekaisaran.

Selama dalam perjalanan, Carlo melihat pemandangan hutan, hutan dan hutan lagi. Kadang melewati sungai, ngarai yang curam dan bukit hijau.

"Kapan kita akan sampai di tempatmu?" tanya Carlo lagi.

"Karena kita berangkat pagi, kemungkinan sampai menjelang malam."

Mendengar jawaban itu Carlo mengerutkan keningnya, jauh dan lama sekali, rasanya lebih jauh dari jarak antara kota Milan-Roma yang sekitar 286 mil. Andaikan mereka sekarang menggunakan mobil dengan kecepatan 80 mungkin hanya memerlukan waktu enam jam saja.

Lagi pula mereka saat ini menggunakan kereta kuda yang paling memiliki kecepatan rata-rata 11 mil per jam. Pantas saja sampai di sana menjelang malam.

Carlo jadi berpikir apa ia harus membuat sebuah mobil atau kendaraan bermotor lainnya? Namun, jika ia melakukan hal itu bukannya bisa mengubah sebuah peradaban.

Walaupun begitu, mana mungkin orang di tempat mengenal konsep bahan bakar penggerak mesin. Bahkan mesin saja pasti asing.

Ketika Carlo memikirkan hal itu, tiba-tiba saja kereta kuda itu berhenti. Diego mengeluarkan kepalanya untuk bertanya pada si kusir, tetapi ia urungkan.

"Turun Carlo, ada perampok di depan." Begitu kata Diego.

Carlo dan Diego turun, mereka kini melihat segerombolan perampok bertopeng yang menggunakan pedang dan peralatan penyihir.

Kusir kuda tadi hanya diam sambil ketakutan.

"Serahkan harta kalian para anak bangsawa!" teriak salah satu perampok itu yang menodongkan pedang pada Carlo dan Diego.

Carlo langsung menganalisis kelompok perampok yang beranggotakan tujuh orang itu. Mereka hanya perampok biasa, mereka hanya memiliki level di bawah dua puluh. Kekuatan mereka juga tidak terlalu hebat.

Carlo mengatakan hal itu pada Diego. Diego yang mendengarnya langsung mengatakan pada Carlo untuk mundur supaya ia yang melawannya seorang diri.

"Cepat, serahkan harta kalian!" Perampok itu berteriak lagi.

"Akan kami serahkan harta yang ada, asal kalian bisa mengalahkan aku dulu!" seru Diego.

Lalu pertarungan pun berlangsung. Diego mengeluarkan bakat sihir tanahnya, merapalkan mantra-mantra sihir yang kuat dan dalam sekejap mereka pun kalah.

Carlo mengacungkan ibu jarinya, melihat perkembangan Diego yang begitu pesat dalam beberapa waktu terakhir.

"Ayo masuk." Diego mengajak Carlo kembali masuk ke kereta kuda itu.

Setelah itu mereka pun melanjutkan perjalanan untuk menuju rumah milik keluarga Elmo.

***

Setelah perjalanan cukup panjang, mereka pun akhirnya sampai juga di kediaman keluarga bangsawan Elmo.

Kediaman mereka cukup besar, lebih besar bahkan dari milik keluarganya dulu. Mirip kastil-kastil yang ada di film fantasi.

Carlo disambut dengan hangat oleh keluarga Elmo, mereka semua begitu ramah padanya. Carlo juga baru tahu bahwa Diego memiliki dua saudara laki-laki bernama Henry dan Luis.

Diego dan dua saudaranya terpaut usia tidak begitu jauh. Henry berusia 19 tahun, sedang menempuh pendidikan pengajar penyihir muda, sedangkan Luis seorang dokter sihir berusia 22 tahun.

"Kami turut berduka atas kematian keluarga Alfonso, Carlo. Padahal aku dan Alessandro Ayahmu cukup dekat. Aku sangat mengenalnya." Begitu ujar ayah Diego.

Saat itu mereka tengah menikmati hidangan makan malam bersama.

"Terima kasih atas belasungkawa Paman dan yang lainnya," kata Carlo.

"Tak perlu canggung, aku yang merasa tak enak, karena aku tak datang saat pemakaman kedua orang tua dan kakakmu."

"Tak apa, Paman. Memang kejadian itu terjadi secara tiba-tiba, bahkan satu bulan setelahnya orang-orang baru."

"Tenanglah ini takdir Dewa. Kemungkinan di tanganmu nantinya keluarga Alfonso akan bangkit kembali." Kali ini Ibu Diego yang mengatakan hal itu. Ucapannya begitu lembut dan ramah, membuat Carlo merasa tenang.

Ingin sekali ia memeluknya, tetapi sepertinya tidak mungkin.

"Ah iya, Carlo sangat suka kue buatan Ibu. Katanya mirip dengan buatan Ibunya." Diego menimpali. "Dia memakannya sambil menangis."

Diego mempraktikkan caranya Carlo menangis sambil menikmati kue itu. Hal itu lantas membuat penghuni ruang makan itu pun tertawa.

"Benarkah? Kalau begitu nanti Bibi akan buatkan saat kalian mau kembali ke Akademi," ucap Ibu Diego.

Kemudian makan malam itu pun berlanjut, sampai selesai dengan cepat.

Diego dan Carlo menuju kamar untuk beristirahat, karena tubuh mereka sudah lelah saat ini.

Diego sengaja tak memberikan kamar tamu untuk Carlo supaya Carlo tidur bersamanya dan mereka bisa mengobrol bersama.

"Melihat keluargamu yang begitu harmonis, aku jadi merindukan keluargaku," kata Carlo. "Jika mereka saat ini masih ada, mungkin aku bisa kembali ke rumah saat berlibur."

Diego mengulas senyum, lalu berucap, "sudah jangan sedih. Sekarang keluargaku juga keluargamu seperti apa yang Ayah dan Ibuku katakan."

Carlo mengangguk mendengar hal itu.

Kemudian perbincangan itu tak lama terjadi, karena keduanya memutuskan untuk tidur.

Episodes
1 Bab 01 - Reinkarnasi Carlo Ke Dunia Sihir.
2 Bab 02 - Penghancuran Keluarga Alfonso.
3 Bab 03 - Sistem Pemburu Penyihir Aktif.
4 Bab 04 - Memasuki Akademi Sihir Terbaik.
5 Bab 05 - Pertemuan Murid Baru Akademi.
6 Bab 06 - Melakukan Duel dengan Diego.
7 Bab 07 - Mempelajari Sihir Pembentukan.
8 Bab 08 - Bersitegang Dengan Elena Enzio.
9 Bab 09 - Latihan Ilmu Berpedang.
10 Bab 10 - Menjadikan Diego & Elena Teman.
11 Bab 11 - Pengumuman Misi Latihan Perburuan.
12 Bab 12 - Melakukan Misi Latihan Perburuan.
13 Bab 13 - Pemulihan Setelah Misi Latihan.
14 Bab 14 - Mencari Bukti Bukti Yang Lain!
15 Bab 15 - Rencana Diketahui Kepala Sekolah.
16 Bab 16 - Liburan dan Kehidupan Bangsawan.
17 Bab 17 - Konflik Kehidupan Para Bangsawan.
18 Bab 18 - Hari Kelulusan Telah Tiba
19 Bab 19 - Bergabung Pada Sebuah Guild.
20 Bab 20 - Misi Melawan Para Goblin.
21 Bab 21 - Hari Tenang Tanpa Misi Sulit
22 Bab 22 - Informasi Organisasi Purnama Merah.
23 Bab 23 - Kematian Benvolio Albo.
24 Bab 24 - Membeli Alat Sihir Baru.
25 Bab 25 - Berurusan Dengan Para Centaur!
26 Bab 26 - Ada Serangan Monster Besar-Besaran!
27 Bab 27 - Carlo & Asosiasi Penyihir Putih.
28 Bab 28 - Rahasia yang Carlo Ketahui!
29 Bab 29 - Tatanan Dunia Baru Para Penyihir!
30 Bab 30 - Misi Ke Tempat Elf!
31 Bab 31 - Bertemu Para Elf!
32 Bab 32 - Mereka Bukanlah Sebuah Ancaman!
33 Bab 33 - Mengalahkan Ketua Asosiasi Penyihir!
34 Bab 34 - Pergi ke Tempat Lainnya!
35 Bab 35 - Sampai di Kota Hitam.
36 Bab 36 - Menjadi Anggota Guild Arslan.
37 Bab 37 - Misi Khusus Untuk Elena!
38 Bab 38 - Bukan Sembarang Penyakit!
39 Bab 39 - Kembali Ke Kota Hitam!
40 Bab 40 - Mengumpulkan Jiwa Murni Manusia!
41 Bab 41 - Penyerangan Kelompok Penyihir Hitam!
42 Bab 42 - Misi Menyelamatkan Kota Awan!
43 Bab 43 - Mencari Bayi Naga!
44 Bab 44 - Mengalahkan Giovanni Brusca!
45 Bab 45 - Mengembalikan Bayi Naga!
46 Bab 46 - Dua Entitas Penguasa Dunia!
47 Bab 47 - Munculnya Bakat Sihir Kedua Diego.
48 Bab 48 - Masih Ada Sebuah Kebimbangan!
49 Bab 49 - Rahasia yang Akhirnya Terbongkar!
50 Bab 50 - Peperangan Besar & Akhir Sebuah Dendam.
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 01 - Reinkarnasi Carlo Ke Dunia Sihir.
2
Bab 02 - Penghancuran Keluarga Alfonso.
3
Bab 03 - Sistem Pemburu Penyihir Aktif.
4
Bab 04 - Memasuki Akademi Sihir Terbaik.
5
Bab 05 - Pertemuan Murid Baru Akademi.
6
Bab 06 - Melakukan Duel dengan Diego.
7
Bab 07 - Mempelajari Sihir Pembentukan.
8
Bab 08 - Bersitegang Dengan Elena Enzio.
9
Bab 09 - Latihan Ilmu Berpedang.
10
Bab 10 - Menjadikan Diego & Elena Teman.
11
Bab 11 - Pengumuman Misi Latihan Perburuan.
12
Bab 12 - Melakukan Misi Latihan Perburuan.
13
Bab 13 - Pemulihan Setelah Misi Latihan.
14
Bab 14 - Mencari Bukti Bukti Yang Lain!
15
Bab 15 - Rencana Diketahui Kepala Sekolah.
16
Bab 16 - Liburan dan Kehidupan Bangsawan.
17
Bab 17 - Konflik Kehidupan Para Bangsawan.
18
Bab 18 - Hari Kelulusan Telah Tiba
19
Bab 19 - Bergabung Pada Sebuah Guild.
20
Bab 20 - Misi Melawan Para Goblin.
21
Bab 21 - Hari Tenang Tanpa Misi Sulit
22
Bab 22 - Informasi Organisasi Purnama Merah.
23
Bab 23 - Kematian Benvolio Albo.
24
Bab 24 - Membeli Alat Sihir Baru.
25
Bab 25 - Berurusan Dengan Para Centaur!
26
Bab 26 - Ada Serangan Monster Besar-Besaran!
27
Bab 27 - Carlo & Asosiasi Penyihir Putih.
28
Bab 28 - Rahasia yang Carlo Ketahui!
29
Bab 29 - Tatanan Dunia Baru Para Penyihir!
30
Bab 30 - Misi Ke Tempat Elf!
31
Bab 31 - Bertemu Para Elf!
32
Bab 32 - Mereka Bukanlah Sebuah Ancaman!
33
Bab 33 - Mengalahkan Ketua Asosiasi Penyihir!
34
Bab 34 - Pergi ke Tempat Lainnya!
35
Bab 35 - Sampai di Kota Hitam.
36
Bab 36 - Menjadi Anggota Guild Arslan.
37
Bab 37 - Misi Khusus Untuk Elena!
38
Bab 38 - Bukan Sembarang Penyakit!
39
Bab 39 - Kembali Ke Kota Hitam!
40
Bab 40 - Mengumpulkan Jiwa Murni Manusia!
41
Bab 41 - Penyerangan Kelompok Penyihir Hitam!
42
Bab 42 - Misi Menyelamatkan Kota Awan!
43
Bab 43 - Mencari Bayi Naga!
44
Bab 44 - Mengalahkan Giovanni Brusca!
45
Bab 45 - Mengembalikan Bayi Naga!
46
Bab 46 - Dua Entitas Penguasa Dunia!
47
Bab 47 - Munculnya Bakat Sihir Kedua Diego.
48
Bab 48 - Masih Ada Sebuah Kebimbangan!
49
Bab 49 - Rahasia yang Akhirnya Terbongkar!
50
Bab 50 - Peperangan Besar & Akhir Sebuah Dendam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!