Kelas dimulai. Wali kelas mereka memasuki ruangan, padahal bukan pelajaran ilmu sihir hitam.
"Perhatian, setelah ini kalian diminta untuk pergi menuju lapangan." Begitu kata Torah memberitahu pada murid-muridnya. "Bawa buku dan perantara sihir kalian."
Setelah mengatakan hal itu Torah berlalu pergi dari sana, sedangkan para murid mengindahkan apa yang dikatakan Torah tadi.
"Tumben sekali, ada apa kita dikumpulkan?" tanya Diego pada Elena dan Carlo.
"Mungkin ada pengumuman yang ingin mereka katakan," jawab Carlo.
"Tapi Kent (ketua kelas) tak mengatakan ada pengumuman apapun," kata Diego lagi.
"Dia belum tahu, makanya Prof. Torah mengatakannya langsung. Atau kita akan ditugaskan untuk melakukan misi untuk menambah level sihir kita."
Setelah Elena mengatakan hal itu Diego dan Carlo ikut berpikir. Selama hampir dua bulan mereka di sana, selama ini mereka hanya berlatih dan belajar saja.
Bahkan mereka bosan, tak ada hal baru yang mereka lakukan. Mereka berkeinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih dari itu, semisal mengalahkan benar-benar musuh.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di lapangan, ternyata bukan hanya kelas mereka saja yang di sana, tetapi ada dari kelas pemula dan ahli, yang berarti tiga tingkatkan kelas para murid baru.
Tiga wali kelas dari masing-masing kelas bersama dengan Loren datang, dan mengatakan pengumumannya.
"Jadi kalian diminta untuk melakukan misi latihan perburuan di hutan belakang Akademi esok lusa." Begitu kata Loren.
Kemudian ia melanjutkan pengumuman, bahwa misi latihan ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kekuatan mereka yang kini dimiliki, apakah mereka sudah siap menjadi seorang penyihir ataupun belum.
Kemudian setiap kelas dibentuk satu kelompok dengan masing-masing tiga orang. Dan secara kebetulan Elena, Diego dan Carlo berada dalam kelompok yang sama.
Jadi misi mereka adalah memburu itu sebanyak mungkin para monster yang ada di hutan itu, selama di dalam hutan itu mereka akan dipantau sampai misi Latihan mereka selesai.
Tak akan ada yang mati meskipun menggunakan monster sungguhan, tetapi kemungkinan besar mereka akan cedera ataupun terluka parah. Jika memang tak bisa lagi melakukan latihan misi mereka akan dibantu, karena para guru akan berjaga.
Namun, setelah bantuan itu mereka dianggap gagal dan harus melakukannya lagi untuk menambah Poin.
"Perlu kalian ingat, kemungkinan besar misi latihan ini akan menaikan level kalian! Jadi lakukan yang terbaik dan jangan mati! Dan tambahan, jika salah satu anggota kelompok kalian gagal maka satu kelompok tersebut juga gagal."
Setelah mengatakannya hal itu Loren menutup pengumumannya. Para guru dan murid bubar serentak.
Saat perjalanan menuju kembali ke kelas, Elena mengatakan bahwa misi latihan dan perburuan di hutan belakang Akademi pasti cukup berbahaya.
Disana ada sebuah hutan yang masih berisi banyak ras monster seperti goblin, orc dan troll. Namun, hanya memiliki level yang setara dengan murid pemula hingga ahli.
Hutan itu memang digunakan untuk latihan.
Carlo merasa senang dengan latihan kali ini, ia jadi tahu bagaimana harus menggunakan kekuatannya.
Ia juga ingin tahu sejauh mana kekuatannya jika gunakan dalam pertarungan yang sesungguhnya.
Meskipun kata Loren para guru akan mengawasi, tetapi Orc, goblin dan monster lainnya itu tak berakal, mereka akan sulit diajak kerja sama.
Para monster itu pasti tak memiliki konsep tuan dan budak, yang mereka tahu siapa yang paling kuat pasti memimpin. Itu juga yang menjadi alasan mereka adalah tempat yang cocok untuk latihan para penyihir.
Nantinya ketiga pertarungan mereka juga akan melakukan hal yang sama, di medan perang siapa yang kuat pasti akan memenangkan peperangan tersebut.
Carlo memikirkan hal itu. Ia memang memiliki sihir yang hebat, levelnya bahkan di atas para guru, tetapi jika ia tak pernah melatih sihir dan kekuatannya pasti ia akan kalah nantinya dengan penyihir yang lain.
Masih ada dua hari dari sekarang, ia harus mempersiapkan diri sebelum memulai latihan. Mungkin ia akan melatih lebih dulu sistemnya, memikirkan kemungkinan yang terjadi.
***
"Kita yakin akan berhasil menyelesaikan misi latihan ini nantinya." Diego mengatakan hal itu dengan sangat yakin.
"Kenapa kau bisa mengatakan hal itu?" tanya Elena.
"Kau lihat di tim kita ada si hebat Carlo dengan sihirnya yang luar biasa, yang bahkan membuat aku penasaran berapa levelnya, lalu ada kau si penyihir penyembuhan yang sama hebatnya." Diego mengatakan hal itu sambil mengunyah makannya.
Mereka saat ini tengah melakukan makan siang di tempat makan, bersama dengan para murid lainnya.
"Tapi kau harus ingat, ada beban yang kita tanggung di kelompok ini." Elena mengatakan hal itu sambil mengejek Diego.
"Hei, Nona. Bisa-bisanya kau mengatakan hal itu, aku ini hanya tak bisa mengontrol bakat sihirku, bukan berarti aku tak bisa bertarung." Diego bersungut tak terima dengan ucapan Elena yang telah mengejeknya.
"Kita lihat saja nanti, jika kita gagal dalam misi latihan ini karena dirimu, aku akan mengubahmu menjadi kodok."
"Aku bisa menghalau dengan sihirku, aku sudah mempelajari cara mengkal sihir hitam."
Carlo hanya bisa mendengarkan kedua temannya itu berdebat tanpa ia berniat ikut campur. Mendengarkan mereka saja sudah membuat dirinya terhibur.
"Kau sendiri bagaimana Carlo? Apa kau sudah pernah bertarung, melawan monster begitu?" tanya Diego kini.
"Melawan monster?" Carlo berpikir sesaat. "Aku pernah mengalahkan goblin satu tahun yang lalu dengan tangan kosong di hutan dekat rumahku. Apa itu monster?"
"Goblin? Berapa perkiraan levelnya?" Kini Elena yang bertanya penasaran dengan apa yang dikatakan Carlo tadi.
"Saat itu sihirku belum muncul jadi aku belum tahu seberapa kuat levelnya, tetapi kalau ku perkiraan kemungkinan setara dengan penyihir pemula berlevel 20. Dan tinggi goblinnya sekitar tujuh kaki (dua meter lebih)."
Elena dan Diego hanya bisa melongo mendengarkan cerita Carlo, terasa tak mungkin, tetapi Carlo memang memiliki kekuatan sehebat itu. Bahkan kemungkinan level sihirnya diatas penyihir dari kelas ahli.
Maka hal yang mungkin jika Carlo mengatakan monster itu seorang diri.
"Seharusnya kau bisa masuk kelas ahli, kenapa kau malah masuk kelas menengah. Awalnya kupikir masuknya dirimu ke kelas menengah itu berlebihan, tetapi sekarang kupikir malah salah," ujar Elena.
Dengan kekuatan sehebat itu, memang seharusnya Carlo sudah masuk ke kelas ahli, karena bukan lagi sihir dasar yang Carlo harus pelajari, tetapi sihir dengan tingkatan yang tinggi.
Saat kedua temannya terkejut Carlo hanya bisa tersenyum biasa, jika saja mereka tahu setinggi apa level yang saat ini Carlo miliki, mungkin mereka akan takut dan Akademi malah akan menganggap dirinya sebagai sebuah masalah.
Dikarenakan sihirnya yang terlalu tinggi untuk anak seusianya. Menurut buku yang ia baca bahkan sage saja levelnya hanya kisaran 100-200. Di atas itu akan disebut sebut sebagai legenda dan digolongkan dengan level setengah Dewa atau lebih tepatnya Demi-God.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Wehelmina Radjahaba
masa dia yg melatih sistem sih thor apa gak kebalik tuh??
2022-12-21
2
Eros Hariyadi
always Like 💪👍👍👍
2022-12-12
0