"Rumahmu terlihat indah dari sini," ujar Carlo pada Diego.
Saat ini mereka berada di sebuah bukit tak jauh dari rumah Diego. Dari sana pemandangan sekeliling area perumahan milik keluarga Elmo terlihat.
Nampak sekali besar dan mewah, jika dibandingkan dengan Italia, mungkin itu seukuran negara Vatikan yang ada di dalam kota Roma. Hanya sekitar 40an hektar.
"Iya sangat indah, tetapi tidak dengan isinya," kata Diego.
Carlo yang mendengar ucapan itu hanya bisa menatap wajah Diego, sedangkan Diego melihat ke depan seolah memikirkan sesuatu.
Carlo mencoba mencari tahu, tanpa harus Diego berucap. Ekspresi Diego tidak seperti biasanya, tumben sekali Diego yang aktif dan selalu penuh tawa saat sampai di rumahnya beberapa hari lalu seperti berubah.
Ada yang Diego tutupi sepertinya.
Diego menarik napasnya dengan perlahan, lalu ia pun berucap, "aku tidak begitu ingin menjadi seorang bangsawan, tak enak, penuh tekanan dan penuh peraturan."
Kemudian Diego mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya selama ini.
Diego bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakaknya sudah menjadi seorang bangsawan yang hebat dengan banyak prestasi yang bisa dibanggakan.
Mereka menjadi sebuah primadona baru di kalangan banyak orang. Luis yang sebentar lagi menjadi seorang dokter dengan memiliki sihir yang hebat.
Sedangkan Henry sebentar lagi akan naik pangkat menjadi seorang pengajar.
Sejak dulu kedua kakaknya begitu hebat, dengan sihir yang melimpah dan level yang pasti memuncak.
Kedua kakaknya memiliki bakat sihir kembar. Luis dengan bakat sihir air-angin sementara Henry tanah-tumbuhan.
Sedangkan dirinya hanya memiliki satu bakat sihir yang bahkan tak bekerja seperti apa yang semua orang termasuk dirinya inginkan.
Sejak bakat sihirnya keluar ia dianggap tak layak seperti kedua kakaknya. Bahkan mereka saat di usia Diego sudah diberikan kekuasaan sendiri.
Diego tidak mendapat itu, bahkan ia baru masuk Akademi pada usia 15 tahun.
Luis adalah lulus terbaik di Akademi, murid di kelas ahli dengan level 50 saat itu, mungkin sekarang levelnya lebih tinggi lagi.
Selain itu menjadi bangsawan juga penuh tekanan dan peraturan, memisahkan antara rakyat biasa dan orang berada.
Diego jarang memiliki teman, bahkan dengan sesama bangsawan ia tak banyak bergaul. Para bangsawan itu lebih memilih menjaga etikanya.
Orang tuanya tak ingin Diego berkumpul bersama mereka, maka dari itu ia lebih sedang bermain dengan kuda, untuk ia bawa berjalan-jalan.
Sejak ia naik kuda, hampir setiap hari ia mengajak berkeliling bukit ataupun sungai tak jauh dari sana. Sebenarnya sungai itu irigasi lahan yang dibangun keluarganya.
"Mana kudamu sekarang? Selama aku di sini kau tak menunjukkan?" tanya Carlo memotong cerita itu.
"Kuda itu telah lama mati, sebelum aku masuk Akademi. Aku menemukan mati begitu saja, tapi menurut Luis ia diracun." Begitu jawab Diego. "Saat itu aku marah, bakat sihirku muncul, aku tak bisa mengendalikannya dan aku menghancurkan sebagian rumah. Kau lihat kan pembangunan di samping kandang kuda?"
"Itu ulahmu?" Diego mengangguk mendengar jawaban itu.
Setelah mendengarkan Diego bercerita, Carlo menyadari bahwa apa yang dikatakan Diego itu benar.
Menjadi bangsawan memang banyak aturan dan tekanan, bahkan saat ia masih tinggal bersama dengan keluarga Alfonso, ia merasakan hal yang sama.
Carlo apa yang Diego raskan, tetapi Carlo tak tahu apa yang diraskan Diego sampai Diego merasakan kesedihan yang begitu mendalam.
"Tapi sekang aku bahagia, karena memiliki kalian sebagai teman." Diego mengakhiri ceritanya.
"Diego, setelah lulus nanti apa kau tetap ingin menjadi sahabatku?" tanya Carlo pada Diego.
"Tentu saja, mengapa kau bertanya begitu?" Diego balik bertanya.
"Aku memutuskan setelah lulus Akademi nanti akan pergi berpetualang untuk terus mencari tahu kebenaran tentang kematian keluargaku."
"Aku akan ikut denganmu. Aku akan ikut kemana pun kau pergi, agar kau yakin aku tetap menjadi temanmu. Jika bukan, karena dirimu aku tak akan seperti saat ini."
Keduanya pun saling pandang kemudian tersenyum. Memang tak bisa dipungkiri bahwa keduanya kini sudah menjadi sahabat yang begitu dekat, bahkan mereka tak ingin ada yang memisahkan persahabatan mereka.
Sementara itu di rumah keluarga Elmo, Charles ayah dari Diego tengah berbicara dengan istrinya tentang kedatangan Carlo itu.
"Carlo sepertinya belum tahu apa yang terjadi dengan keluarganya. Mengapa sampai keluarganya dihancurkan." Begitu kata Charles.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa apa yang dikatakan Charles tempo hari pada Carlo bahwa ia dan Alesandro begitu dekat bukan sebuah kebohongan.
Bahkan mereka sering melakukan perjalanan bersama, mengurus Kekaisaran sebagian seorang bangsawan bersama.
Namun, kematian tak wajar yang akhirnya Charles tahu bahwa ada campur tangan Kekaisaran itu membuatnya tak bisa melakukan apapun.
Charles tak bisa berbuat apa-apa, karna ia yakin bahwa pemerintah ada campur tangan di kematian keluarga Alfonso itu.
Ia tak bisa ikut campur, karena gelar bangsawannya pasti akan menjadi taruhannya.
Meskipun begitu ia tetap menerima Carlo dengan baik, sebagai permintaan maafnya tak bisa melakukan apapun saat kematian keluarga Alfonso.
Bahkan kini ia melihat bahwa Carlo dan Diego bersahabat dengan baik. Charles senang atas itu.
Charles tak akan melarang pertemanan keduanya, bahkan itu hal yang baik. Charles yakin Carlo memiliki sihir yang melimpah seperti kedua orang tuanya, hal itu sangat cocok untuk Diego supaya ia belajar sihir dengan baik.
*
Pada malam harinya ketika mereka makan bersama, Diego mengatakan bahwa dirinya setelah lulus ingin pergi berpetualang bersama dengan Carlo keseluruhan Kekaisaran bahkan tempat lain.
"Kenapa harus berpetualang?" Begitu tanya Charles.
"Saya sudah memutuskannya, Paman. Ini juga untuk mencari bukti kematian keluarga saya," jawab Carlo.
Charles sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Carlo itu. Charles ingin mencegah dan mengatakan bahwa musuh yang ia hadapan bukan sembarang orang.
Namun, Charles enggak mengatakan hal itu. Ia malah lebih memilih untuk menyetujui apa yang Diego dan Carlo inginkan.
"Lakukan. Mungkin itu bisa menjadi yang terbaik untuk kalian. Kalian juga bisa berlatih untuk menjadi penyihir dan bangsawan yang kuat nantinya," kata Charles. "Dari dirimu nanti Alfonso akan bangkit, karena gelar kebangsawananmu masih ada. Aku akan membantu menjaga tanah milik keluargamu."
Mendengar apa yang Charles katakan, Carlo cukup senang, apalagi ia berpikir bahwa ia memiliki aliansi kini.
Carlo bisa bebas melakukan berpetualang dengan Diego kini. Ia juga akan mengajak Elena dan Franca berpetualang dan membentuk guild dengannya.
Meskipun ia sendiri tidak yakin dengan hal itu, karena Elena dan Franca seorang bangsawan dengan gelar tinggi, keluarga mereka pasti melarang untuk pergi jauh.
Diego sudah memberi saran pada Carlo untuk tak segan mengajak mereka. Diego yakin Elena dan Franca pasti akan ikut, karena mereka sudah bersumpah setia untuk terus bersama dengan Carlo sampai kapanpun.
Bahkan mereka tak peduli dengan apa yang terjadi pada Carlo, karena menurut mereka tanpa Carlo mereka tak akan ada di saat seperti ini.
Setelah pembicaraan panjang makan malam terakhir itu pun selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments