[Konfirmasi skill untuk terbang diterapkan]
Selama dalam perjalanan menuju Akademi Sihir, Carlo mencoba berbagai kekuatan dan skillnya.
Ia tak menyangka benar-benar bisa mempunyai kekuatan sehebat itu, bahkan kini ia tengah terbang di udara dengan skill baru yang ia punya.
Dari atas sana ia bisa melihat daerah yang akan ia jalani, bahkan ia bisa melihat dengan jelas Akademi Sihir, tetapi ia tak pergi ke sana dengan menggunakan sihir itu.
Carlo akan memilih untuk berjalan kaki saja, karena jika memperlihatkan kekuatannya mereka akan curiga nantinya.
Carlo tak ingin semua orang memperhatikan kekuatannya, ia hanya ingin menjadi bagian dari keluarga Alfonso dengan sihir seperti yang mereka katakan selama ini.
Carlo turun dan berjalan menyusuri arah menuju Akademi Sihir. Dalam perjalanannya ia harus melewati hutan belantara yang cukup lebat. Di sanalah ia bertemu masalah.
Seorang lelaki tua tengah di pojokkan seekor monster serigala yang buas, mulutnya mengeluarkan saliva yang deras, terasa ingin segera menyantap lelaki tua itu.
Raut wajah ketakutan nampak sekali pada lelaki tua itu, peluh terus keluar dari seluruh tubuhnya sebesar biji jagung.
Carlo terdiam melihat hal itu, ia menunduk mengambil sebuah ranting kayu, lalu memperhatikan serigala itu, untuk mencari titik lemah.
[Konfirmasi pemindai kelemahan didapatkan]
Carlo menajamkan matanya, mengarahkan ranting itu ke tubuh monster serigala bersamaan dengan makhluk itu hampir menerjang lelaki tua.
Ranting itu menancap tepat di bagian kepala si monster dan membuatnya mati seketika.
Lelaki tua itu terkejut, lalu memalingkan wajahnya ke arah Carlo. Carlo mendekati lelaki tua itu, sembari menyerap kekuatan si monster serigala dan itu berhasil membuatnya memiliki skill baru.
[Konfirmasi skill predator didapatkan. Kenaikan dua level]
"Kakek tidak apa-apa?" tanya Carlo pada lelaki itu yang kini menjatuhkan dirinya ke atas tanah.
Lelaki tua itu mundur beberapa kali geseran hingga menyentuh batang pohon untuk menyandarkan diri. "Apa ada yang sakit?"
Kemudian lelaki tua yang mengaku bernama Tera itu mengatakan bahwa tubuhnya tak terluka sama sekali ia baik-baik saja.
Untung Carlo datang tepat waktu, jika terlambat sepersekian detik saja mungkin nyawanya akan melayang.
"Kau akan pergi kemana, Nak?" tanya Tera.
"Aku akan pergi ke Akademi Sihir, Kek."
Tera kemudian mengatakan bahwa Akademi Sihir memang sedang membuka pendaftaran murid baru.
Meskipun disebut pendaftaran, tetapi kebanyakan yang diterima hanya anak para bangsawan, duke maupun orang yang berkedudukan lainnya.
"Aku bagian dari keluarga Alfonso di Barat Negeri, Kek." Carlo mengatakan hal itu, untuk menunjukkan sisi bangsawannya.
Meskipun saat ini ia hanya tinggal sendirian, tetapi ia yakin orang-orang akan tahu bahwa ia layak diterima di sekolah itu.
"Keluarga Alfonso di Barat Negeri," ucap Tera sambil berusaha mengingat. "Kakek baru ingat, keluarga bangsawan yang cukup terkenal itu, kan?"
Carlo mengangguk. Lalu setelah banyak bercerita Carlo meninggalkan Tera, dengan yakin bahwa Tera akan selamat sampai ke rumahnya nanti.
Dalam perjalanan panjangnya, ia masih memikirkan apa yang diucapkan Tera tadi.
Sepertinya tak semua orang tahu bahwa keluarganya sudah hancur lebur dan tersisa hanya dirinya sendiri.
Hal itu semakin mempermudahkan dirinya untuk bisa masuk ke sana tanpa siapapun tahu identitas aslinya.
Dari tempatnya berdiri saat ini ia bisa melihat iring-iringan para remaja sepertinya yang terlihat ingin mendaftarkan menjadi murid di Akademi Sihir itu.
Dari mulia para bangsawan yang menggunakan kereta kuda sampai rakyat biasa dengan pakaian kumuh.
Beberapa hal sudah ia pelajari apa yang harus ia lakukan, ia sudah membaca beberapa informasi tentang Akademi itu.
Dari mulai tes masuk, hingga para gurunya yang kebanyakan Sage. Para Mage muda sebagai pengurus dan penjaga para murid lama dan baru.
Kumpulan itu satu demi satu berkurang, hingga sampailah pada bagian Carlo.
"Nama dan keluarga?" tanya penjaga pada Carlo.
"Carlo Alfonso," jawab Carlo.
Mendengar Carlo yang menyebutkan nama dan keluarganya, penjaga itu menatapnya tajam cukup lama, kemudian ia berucap, "tunjukkan pergelangan tangan kirimu."
Carlo memperlihatkan pergelangan tangan kirinya. Si penjaga lalu memberikan tanda sihir berbentuk lingkaran pentagon berwarna merah di sana.
"Masuk."
Carlo mengindahkan ucapan penjaga itu, lalu masuk melalui gerbang yang begitu tinggi sekitar tiga meter.
Begitu masuk nampak di mana sebuah halaman yang begitu luas dan besar, gedung Akademinya mirip kenampakan Buckingham di Inggris.
Sudah banyak anak-anak seusia dengannya yang berkumpul di sana. Lingkaran pentagon di tangannya kemudian berubah menjadi tanda nomor peserta, ia mendapatkan nomor urut kesekian.
Mungkin ia bisa tertidur sembari menunggu tes dimulai. Namun, rasa laparnya lebih menggigit pada dinding perutnya, ia tak ingat kapan terakhir makan, sejak keinginannya pergi ke sana ia mengabaikan rasa laparnya.
Untung saja di sana banyak orang berjualan makanan yang mirip seperti bayar, tak jauh dari tempat tes.
Sembari makan Carlo berpikir, mengapa tak ada sambutan atau sejenisnya, atau mereka akan melakukannya saat para peserta sudah dinyatakan lolos. Memang setiap dunia memiliki peraturannya sendiri.
Waktu tesnya pun dimulai, tanda dari nomor pesertanya. Selama tes itu, Carlo sengaja menyembunyikan kekuatannya, padahal dirinya bisa dianggap setara dengan seorang Guru Sihir Senior di sana.
Berbagai tes dijalani mulai dari pengukuran kapasitas sihir, batu elemen, pembentuk lingkaran sihir dan yang terakhir adalah Bakat Sihir.
[Konfirmasi penyegelan kekuatan sesaat dilakukan]
Dengan penyegelan itu Carlo menekannya sihirnya, ia pun mengurangi dari sihir miliknya, hal itu ia lakukan saat bakat sihir.
Hal itu hanya membuat ia mendapatkan Bakat Sihir rata-rata saja pada umumnya pendaftaran baru.
Hal itu menjadi cemoohan sebagian besar yang mengikuti tes masuk, karena mereka tahu bahwa Carlo adalah bagian dari keluarga bangsawan Alfonso.
Namun, Carlo tidak menggubris hal itu, karena ia sengaja melakukannya. Supaya orang menganggap dirinya lemah dan bukan sebuah ancaman.
Setelah semua peserta sudah mengikuti tes, tak lama pengumuman kelulusan sudah keluar yang ditampilkan pada sebuah alat sihir, mirip hologram di dunia Carlo sebelumnya.
Meskipun Carlo sudah menekan kekuatannya ternyata ia masih memiliki poin yang cukup untuk berada di kelas yang terbaik.
Hal itu juga berkat nama Keluarga Alfonso yang terikat padanya. Dia masuk ke dalam kelas Menengah secara langsung.
Masuknya Carlo dalam kelas unggulan, membuat banyak anak yang iri bahkan sampai mereka tak terima akan hal itu. Dari mereka mendesas-desuskan Carlo yang terdengar langsung di telinganya.
Sebagian mereka mengatakan bahwa seandainya Carlo tanpa nama keluarganya pasti tak akan di terima di sana.
Carlo tak peduli akan omongan mereka, jika seandainya ia mengeluarkan kekuatannya pasti ucapan mereka akan berbeda lagi. Namun, hal itu tak akan ia lakukan jika harus pamer pada anak-anak kecil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
noir
jadi kaya lord cid kah
2022-12-04
0