Cinta Yang Tertunda
"Tiooo… bangun! Sudah jam berapa ini. Apa kamu gak kerja?" teriak Ibunya di dapur.
Tio yang sedang tidur pun tak mendengar teriakan Ibunya tersebut karena sedang terbawa mimpi indahnya bersama Feni.
"Anak ini! Mau jadi apa kalau sudah dewasa, kok dipanggil dari tadi gak nyahut." celetuk Ibunya yang kesal akan sikap anak sulungnya itu.
"Vino, habiskan sarapanmu dan segera berangkat sekolah!" pinta Bu Nani seraya mengusap tangannya setelah mencuci panci.
"Baik Buk."
Vino pun sarapan dengan lahap dan Bu Nani menuju kamar Tio yang masih tertutup rapat itu.
Pintu kamar pun di ketok berulang kali oleh Bu Nani, namun tak mendapat jawaban dari sang anak sulungnya.
"Tiooo, bangun! Tioo..! Sudah jam 6 pagi, nanti kamu telat kerjanya!" teriak Bu Nani memanggil Tio berulang kali.
Tio yang merasa terganggu akan teriakan Ibunya tersebut pun langsung bangun dan berjalan menuju pintu dan membukanya dengan mengucek matanya berkali - kali.
"Ada apa sih Bu! Ganggu orang tidur saja!" tukas Tio dengan rambut acakan dan mata tertutup karena masih merasa ngantuk.
"Cepat mandi dan berangkat kerja. Sudah jam 6 masih molor saja kamu." tegas Bu Nani menasehati anaknya itu.
"Kenapa Ibuk tak bangunin Tio dari tadi sih!" kesal Tio menjawab omelan dari Ibunya.
"Salah sendiri molor! Dari tadi Ibuk teriak di dapur manggil - manggil tapi kamu malah asik tidur!" omel Bu Nani berlalu pergi meninggalkan Tio di depan kamar.
Tio pun langsung berlari mengambil handuk di kursi dan menuju kamar mandi, karena hari ini Feni sekolah dan Tio tak ingin terlambat melihat kekasihnya berangkat sekolah yang diantar oleh Bapaknya.
Selesai dengan ritual mandinya, Tio bergegas ke kamar dan langsung memakai kaos oblong juga celana panjang.
"Cepat sekali mandinya! Kamu mandi bebek ya? Kok, Ibuk gak mendengar suara air di dalam." tukas Bu Nani yang heran dengan gelagat Tio.
"Terburu - buru Bu, hanya gosok gigi aja karena mau lihat ayang pas berangkat sekolah." sahut Tio dari kamarnya.
"Dasar anak jaman sekarang, kalau lagi kasmaran apa - apa serba cepat." heran Bu Nani melihat tingkah anaknya itu.
"Buk, Vino berangkat sekolah dulu." pamit Vino seraya mencium tangan Ibunya dan ingin mengambil piring Vino yang kotor di meja makan namun teralihkan saat Tio keluar kamar sedang berjalan menuju meja makan.
"Iya, hati - hati dijalan ya." tutur Bu Nani pada anak bungsunya.
Tio pun keluar kamar setelah rapi berpakaian dan langsung duduk di meja makan untuk sarapan.
"Pelan - pelan makannya nanti tersedak." ucap Bu Nani yang duduk menemani Tio di meja makan.
"Maaf Buk, terburu - buru. Tio sudah selesai sarapannya, Tio berangkat kerja dulu." sahut Tio setelah minum dan mencium tangan Ibunya.
"Iya sana, hati - hati jangan ngebut dijalan." tutur Bu Nani.
Tio pun berangkat kerja dan melewati rumah Feni namun sayangnya Feni sudah berangkat sekolah dan Tio terlambat. Akhirnya Tio pun bergegas menuju tempat kerjanya di peralatan bengkel.
Setengah jam perjalanan, sampailah Tio di tempat kerja dan beberapa pegawai yang lain sudah datang lebih dulu.
"Pagi semua," ucap Tio pada teman - teman kerja yang lain.
"Pagi Tio, tumben agak siangan datang? Untung aja bos belum datang, telat dikit diomelin kamu." jawab Reno teman kerja Tio.
"Iya ya, bos kita terkenal cerewet banget sampai aku gak tahan dengar omelannya." timpal Sandi yang dulu pernah kena omelan gara - gara salah masukin data ke buku.
"Sabar bro, namanya juga kita cari rejeki. Tapi, bila ada kerjaan yang lebih baik lagi aku mau kerja apapun asal gajinya lumayan." jawab Tio yang memikirkan masa depannya nanti.
Hai semua, ini adalah karyaku yang ke 3 dengan judul Cinta Yang Tertunda. Dukungan kalian sangat berarti bagi author. Terimakasih sudah mampir ke karyaku. Selamat Membaca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
P 417 0
aku.mmpir tp belum full🤣🤣
2023-08-21
2
Adama Askara
👍👍👍
2023-07-21
1
Adama Askara
yaaah kecewa deeeh....elo sih Tio ngebo😆
2023-07-21
1