CYT 10

Tiba dirumah, Tio meletakkan motornya di garasi samping rumahnya. Lalu, membawa roti bakar untuk makan bersama Ibu dan adiknya.

"Assallamualaikum," sapa Tio masuk ke dalam rumah.

"Waallaikumsalam," sahut Bu Nani yang sedang menonton televisi sendirian di ruang tamu.

"Vino mana Buk?" tanya Tio yang duduk disamping Ibunya dan meletakkan bungkusan roti bakar di meja.

"Vino lagi mandi, bentar lagi juga keluar. Kamu mandi sana, bau keringat asem." ujar Bu Nani seraya menutup hidungnya.

"Emang Vino gak sekolah?" tanya Tio yang heran kenapa adiknya tidak sekolah.

"Hari ini libur karena habis ujian." jawab Bu Nani

"Tio masih wangi Buk, bau keringat ini parfum yang khas." kata Tio dengan candaannya diiringi tertawa seraya mendekati Ibunya.

"Haduuhhh Tio, sana - sana! Kamu bau nih! Itu Vino dah keluar. Buruan mandi sana, pakai sabun yang banyak biar bau asemnya ilang." seru Bu Nani mendorong Tio agar segera mandi.

Tio menuju kamar untuk meletakkan tasnya dan pergi ke kamar mandi dengan membawa handuk di lehernya.

Vino yang keluar sehabis mandi hanya menatap sekilas lalu berjalan masuk kekamarnya.

Bu Nani mengambil piring di dapur dan meletakkan roti bakar tersebut untuk dimakan bersama dengan kedua putranya.

"Apa ini Buk?" tanya Vino yang selesai mandi dan berpakaian rapi juga wangi walau hanya di dalam rumah.

"Ini Mas Tio bawa roti bakar tadi." sahut Bu Nani mengambil sepotong roti bakar rasa melon.

Vino pun mengambil dua potong roti bakar rasa coklat dan melon karena memang lagi lapar.

Tak lama Tio pun keluar kamar mandi dan melewati Ibu dan adiknya yang sedang makan roti bakar sambil nonton televisi.

"Jangan dihabiskan dong, aku belum mencicipi rotinya!" seru Tio sambil berjalan menuju kamarnya.

Setelah berpakaian, Tio segera bergabung dengan mereka dan mengambil sisa roti bakar tersebut dan menghabiskannya. Untung saja Tio beli dua bungkus.

"Vin, bikinin Mas Tio es teh dong!" pinta Tio yang sedang mengunyah roti bakarnya.

"Bikin sendiri napa Mas. Dah gede juga!" jawab Vino dengan santainya karena gak mau menuruti perintah kakaknya itu.

Tio langsung berhenti mengunyah seketika saat adiknya tidak mau membuatkan es teh nya.

"Kamu tuh ya, disuruh malah nyuruh ganti!" ketus Tio melirik adiknya tersebut.

"Sudah - sudah! Kalian ini tiap bertemu selalu saja bertengkar. Biar Ibu yang buatkan." timpal Bu Nani yang langsung berdiri pergi ke dapur.

Kakak beradik itu hanya saling diam tak bicara hanya karena masalah sepele. Mereka asyik bermain ponsel dan tak menyadari Ibunya datang membawa minuman yang dipesan Tio tadi.

"Nah sudah adzan. Ayo, kita menunaikan ibadah dhuhur dulu." ajak Bu Nani kepada kedua putranya.

"Iya Bu, sebentar lagi." sahut Tio yang masih rebahan di sofa sambil menikmati es teh nya di siang hari.

"Iya Bu, Vino nanti langsung tidur ya. Capek rasanya selama beberapa hari ujian." ujar Vino langsung berdiri menuju belakang untuk mengambil wudhu.

Bu Nani dan Vino meninggalkan Tio di ruang tamu sendirian. Tio memikirkan bagaimana memberitahu pada Feni tentang keinginannya pergi ke luar jawa.

"Bagaimana aku memberitahumu Fen, kalau aku akan pergi ke luar jawa." gumam Tio seraya mengunyah roti bakar yang tinggal tiga potong tersebut.

"Aduh Fen, pusing dan bingung aku. Kita pacaran tapi kayak gak pacaran ya di hadapan orang tuamu." monolog Tio memikirkan nasib percintaannya dengan Feni lalu minum es teh yang membuat tenggorokannya kering habis makan roti bakar.

"Segernya es teh ini. Otakku langsung dingin gak panas lagi." gumam Tio saat minum es teh nya dengan wajah sumringahnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***