CYT 16

Setelah kepergian Tio, Vino segera berpamitan pada Sandi dan pulang karena Ibunya sendirian dirumah.

Ditempat lain, Tio yang sedang dalam perjalanan menuju terminal untuk berangkat ke Riau sedang melamun dan pikirannya bimbang memikirkan Feni yang pasti akan sedih setelah tahu bahwa Tio meninggalkannya tanpa berpamitan padanya.

Saat sedang melamun, nampak seorang pria disebelahnya menyapa dan mengulurkan tangannya tanda perkenalan.

"Kenalkan namaku Aldi. Kamu?" tanyanya seraya mengulurkan tangan.

"Tio."

"Merantau juga kamu Tio. Apakah baru pertama kali ke luar jawa?" tanya Aldi teman baru Tio selama perjalanan.

"Iya, ini baru pertama kalinya aku pergi merantau." jawab Tio santai.

"Kalau begitu sama. Aku juga pertama kali merantau." tukas Aldi tersenyum.

Lalu keduanya kembali terdiam dan Tio lebih memilih tidur karena pikirannya yang bercabang kemana - mana.

Dua jam perjalanan, Minibus sampai di terminal yang akan membawa mereka ke Riau tempat kerja baru mereka nanti.

Paman Sandi yang bernama Pak Broto turun dari Minibus tersebut dan meminta para penumpang segera turun untuk mendata kembali anggota yang dibawanya nanti.

Setelah lengkap, ternyata Bus tujuan Riau baru saja datang. Pak Broto meminta mereka segera masuk ke dalam Bus karena akan berangkat dalam waktu lima belas menit lagi.

Tio memilih duduk di tengah dekat kaca dan Aldi yang menjadi teman baru Tio kini juga duduk disampingnya.

Perjalanan panjang ini akan menjadi pengalaman baru bagi keduanya. Tio yang duduk di Bus merasa merindukan Ibunya padahal dirinya sudah meminta ijin untuk mencari pekerjaan demi memenuhi kebutuhannya. Lalu Tio menghubungi Vino demi ingin mendengar suara Ibu yang telah melahirkannya ke dunia.

"Assalaamualaikum Bu," sapa Tio di seberang telepon.

"Waallaikumsalam Mas," sahut Vino yang duduk disebelah Ibunya.

"Sudah sampai mana Tio?" tanya Bu Nani menimpali.

"Masih di dalam Bus Bu. Ini lima belas menit lagi berangkat." jawab Tio dengan perasaan berkecamuk.

"Sudah makan belum Tio?" tanya Bu Nani lagi yang memperingatkan putranya untuk makan saat perjalanan.

"Sudah Bu, tadi di perjalanan hanya makan roti saja." jawab Tio dengan menahan airmatanya karena meninggalkan Ibunya bersama adiknya yang masih berusia 14 tahun.

"Hati - hati selama diperjalanan. Ingat pesan Ibu ya Tio." tutur Bu Nani yang memeluk Vino disampingnya.

"Baik Bu. Ya sudah, ini Bus mau berangkat. Tio tutup dulu teleponnya dan nanti Tio hubungi lagi kalau sudah sampai. Assallamualaaikum," kata Tio seraya mengucap salam dan menutup telepon.

"Waallaikumsalam,"

Setelah telepon terputus, Bus segera berangkat siang itu juga dan besar harapan Tio pada Vino agar menjaga Ibunya selama Tio tidak ada.

Dirumah, Bu Nani dan Vino hanya tersenyum dalam keheningan. Pasalnya, rumah yang biasanya ramai akan pertengkaran antara adik dan kakak. Kini terasa sunyi dan hampa tanpa kehadiran Tio.

Mereka berdua sama - sama saling menguatkan dan mendo' a kan Tio semoga sukses dan bisa membawa kebahagiaan dirumah nanti.

"Baiklah, Vino mau makan dulu Buk dan lanjut tidur karena lelah." ujarnya berjalan menuju meja makan.

"Ayo, Ibu temani." ucapnya menyusul anak keduanya dan duduk disampingnya.

Vino mengambil nasi dan beberapa lauk juga sayur yang telah dimasak oleh Ibunya tadi pagi buta.

Saat makan bersama Ibunya, Vino nampak kesepian tiada lagi tawa dan usil kakaknya lagi dirumah ini. Vino akan sangat merindukan Tio pastinya.

"Baru ditinggal sebentar, Vino sudah merasa kesepian Buk," gumam lirih Vino setelah mengunyah nasinya.

Terimakasih sudah mampir ke karyaku. Jangan lupa like, komen, hadiah dan tonton iklannya ya. Selamat Membaca 😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***