...~•Happy Reading•~...
Mendengar respon Kaliana yang baik dan tidak merasa terganggu, Marons memberanikan diri untuk meminta kesediaan Kaliana.
📱"Apa kau bisa datang ke tempatku, malam ini? Ada yang mau aku bicarakan denganmu, tapi tidak nyaman bicara lewat telpon." Marons mencoba dan berharap Kaliana bisa menyetujui permintaannya. Dia ingin bicara dengan Kaliana di dalam mobilnya, tempat baru yang sangat disukainya.
^^^Ketika dia berada di dalam mobil Kaliana, serasa semua beban di pundaknya bisa diletakan saat bersandar di jok mobilnya. Oleh sebab itu, Marons berharap bisa bicara dengan Kaliana dalam mobilnya, agar dia bisa istirahat sejenak.^^^
📱"Baik, Pak. Saya meluncur ke sana. Sampai ketemu." Ucap Kaliana dan mengakhiri pembicaraan mereka setelah Marons mengucapkan salam.
^^^Bagi Kaliana, ini adalah hal biasa dalam pekerjaannya. Kadang dia harus menyelidiki di waktu-waktu yang tidak umum, seperti malam hari. Apalagi ada informasi penting yang bisa bantu menyelesaikan kasus yang sedang ditangani, dia atau anggota team lain akan segera menuju TKP.^^^
^^^Situasi sering terjadi seperti ini, sehingga dia membuat mobilnya senyaman mungkin, agar bisa menunjang pekerjaannya. Bagi Kaliana, mobil adalah rumah kedua baginya.^^^
^^^Kaliana mengenakan sweater berkupluk, tidak lupa memakai rompi tanpa lengan berkantong banyak (sebagai tempat meletakan berbagai alat yang diperlukan), Kaliana pamit kepada teamnya. Sekalian meminta mereka untuk istirahat dan tidak usah menunggunya, karena Kaliana sudah membawa kunci pintu. Mereka berlima memiliki kunci masing-masing, agar memudahkan mereka bisa pulang ke rumah kapan saja setelah bekerja.^^^
Beberapa saat kemudian, Kaliana sudah tiba di depan rumah Marons. Tadi setelah dari rumah sakit, dia sudah melihat kondisi dan lingkungan perumahan tempat tinggal Marons. Sehingga sekarang dia tidak perlu lagi mencari-cari lokasi. Dia sudah melihat rumah mana saja yang terdekat dengan rumah Marons memiliki cctv.
Kaliana segera mengirim pesan kepada Marons, bahwa dia sudah tiba di depan rumahnya. Tidak lama kemudian, dia melihat Marons keluar dari pagar dan mengunci pintu pagarnya. Alis Kaliana bertaut, melihat apa yamg dilakukan Marons. 'Kenapa Marons kunci pagar?' Tanya Kaliana dalam hati.
Kaliana segera membuka pintu mobil, saat melihat Marons mengitari mobilnya menuju pintu di sampingnya. "Maaf, Kalia. Aku sudah merepotkanmu." Marons berkata setelah duduk di samping Kaliana.
"Tidak mengapa, Pak. Ini sudah biasa dalam pekerjaan begini." Ucap Kaliana, berusaha menenangkan Marons sambil berpikir. Mungkin Marons mau berbicara dengannya dalam mobil.
"Apa kau bisa cari tempat yang tenang untuk parkir mobil ini dan kita bisa tenang berbicara? Terus terang, aku senang berada dalam mobilmu." Ucap Marons pelan, tidak menutupi yang dia rasakan dan berharap Kaliana mengerti maksudnya.
"Baik, Pak. Aku akan cari tempat yang baik dan tenang dan terima kasih sudah menyukai mobilku." Ucap Kaliana, lega. Ucapan Marons tentang mobilnya, bukan baru pertama baginya. Teamnya juga suka mengatakan itu, jika diajak menyelidiki pakai mobilnya. Mereka akan bersorak kegirangan. Kaliana tidak mengijinkan sembarang orang bisa naik mobilnya.
Kaliana segera meninggalkan depan rumah Marons sambil berpikir, kenapa rumah Marons sepi sekali untuk situasi keluarga yang sedang berduka. Saat dia lewati tadi, masih ada banyak orang. Dilihat dari banyaknya mobil yang berderet di depan dan jalan di sekitar rumah Marons. Sekarang benar-benar sepi.
Marons masih diam, tidak mau membicarakan hal yang terjadi dengan Kaliana saat sedang mengemudi. Pengalamannya dengan Danny yang rem mendadak, membuat Marons berhati-hati. Jangan sampai terjadi juga dengan Kaliana.
"Pak Marons sudah makan malam?" Tanya Kaliana, untuk menyingkap kekakuan diantara mereka yang sedang berdialog dengan pikiran masing-masing.
"Belum. Tadi baru sempat minum kopi instan. Kalau kau tidak tanya, aku lupa belum makan." Marons berkata, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia baru ingat akan hal itu dan lupa terakhir makan jam berapa.
"Kalau begitu, nanti makan fast food saja ya, Pak. Sekalian jalan, kita mampir di drive thru." Kaliana berpikir cepat agar Marons bisa makan sesuatu. Marons mengangguk setuju dengan usul Kaliana.
"Aku makan apa saja, tapi minumnya air mineral saja. Perutku lagi tidak enak." Ucap Marons sebelum masuk ke drive thru salah satu restoran siap saji. Kemudian Marons memberikakan ATM kepada Kaliana untuk membayar menu yang dipesan.
"Kau tidak makan juga?" Tanya Marons, saat mendengar menu yang dipesan Kaliana hanya untuk satu orang.
"Aku sudah makan dengan team, Pak. Jadi aku minum saja." Kaliana mengerti pertanyaan Marons. Dia memang tidak banyak makan saat malam hari. Jika harus begadang, dia lebih suka minum susu dan sereal.
"Kalau begitu tambahkan french fries." Marons berpikir, mungkin Kaliana bisa cemilin sambil dia makan.
"Silahkan dimakan, Pak. Aku akan jalan agak lambat." Marons mengangguk dan mencoba makan untuk mengisi perutnya yang tidak merasa lapar.
Setelah tiba di tempat yang kosong dan lapang, Kaliana memarkirkan mobilnya di tempat kesukaannya, jika sedang ingin sendiri sambil melihat langit malam yang bertaburan bintang. Kemudian dia membuka atap mobilnya lalu melihat langit luas berhiaskan bintang warna warni di atas kepala mereka.
Melihat itu, Marons tertegun dan takjub. Kaliana seperti mengetahui apa yang ada di pikirannya dan ingin menghiburnya. 'Kenapa harus membicarakan hal begini di tempat yang indah seperti ini? Marons bertanya dalam hatinya.
"Terima kasih Kalia..." Tapi itu yang terucapkan. Kaliana mengangguk pelan, lalu mengecilkan volume musik. Dia tahu, Marons mau bicara dengannya dan itu isyarat dari Kaliana, mempersilahkan Marons berbicara.
^^^Marons menceritakan semua seperti yang diceritakan kepada Danny tentang bayi yang ada dalam kandungan Rallita. Kaliana mendengar dalam diam, tanpa berkomentar atau bertanya. Karena dia sudah merekam semua yang dikatakan Marons, jadi dia tidak perlu mencatat. Dia akan mendengar lagi di rumah dan akan menyelidiki semuanya untuk menguak apa yang terjadi dengan fakta yang ada.^^^
^^^Perasaannya sebagai wanita berubah-ubah. Dia tidak menyangka persoalan yang sedang dihadapi Marons sangat pelik. Dia membayangkan Marons ibarat 'sudah jatuh, bukan saja tertimpa tangga, tetapi juga diinjak kuda. Itulah yang ada dalam pikiran Kaliana.^^^
^^^Kaliana tetap diam dan tidak bertanya apa pun seperti kepada orang lain, jika sedang menangani suatu kasus. Dia tidak ingin menambah pemikiran Marons untuk menjawab pertanyaannya. 'Masih ada waktu di lain waktu dan tempat.' Kaliana berkata kepada dirinya sendiri.^^^
"Tolong selidiki ini juga untukku, Kalia. Walau dia sudah tidak ada, aku ingin mengetahuinya. Agar hidupku lebih tenang dan tidak penasaran." Ucap Marons pelan, berharap banyak kepada Kaliana.
"Iya, Pak. Kami akan selidiki, karena ini mungkin juga bisa menguak siapa pembunuhnya. Bagi kami, ini merupakan satu rangkaian. Jadi tenang dan biarkan kami bekerja." Kaliana sangat sedih melihat kondisi Marons.
"Pak, coba lihat ke langit. Walau ada banyak kejadian yang menyusahkan dan menyedihkan di dunia ini, tapi langit memberikan banyak keindahan untuk menghibur kita. Semuanya selalu berdampingan." Ucap Kaliana sambil menunjuk ke langit yang bertaburan bintang-bintang di atas kepala mereka. Dia pernah melewati seperti yang dirasakan Marons ketika kehilangan kedua orang tuanya. Hanya Tuhan yang bisa menghibur dirinya dengan cara-Nya.
...~***~...
...~●○¤○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
🍁🎧Luka🎶❤
Walau hanya trims. berasa bgt dr hati. latih aah..😄
2022-12-07
4
🍁🐰Avrily❤🔍🌐
iya, Kaliana. hanya Tuhan yg bisa menghibur dgn cara-Nya yg ajaib.👌👍❤
2022-12-07
4
pelik... kenapa juga marons bawa kaliana jauh2... hanya itu aja yg d omong.... sedang kn di rumah nya boleh juga, bukan ada orang juga...
emmm... bagus juga kaliana bertanya sama jiran berdekatan rumah maons tu, yg ada cctv.. senang tau... aku sepertinya ada curiga sama marons ni ya...... 🤔🤔🤔
2022-12-07
4