11. Diagnosis 2.

...~•Happy Reading•~...

Kaliana mendekati Marons dan berkata. "Saya perlu memastikan satu hal lagi, Pak. Mumpung kita berada di sini. Supaya nanti tidak bolak balik ke rumah sakit." Ucap Kaliana, lalu berjalan menuju bagian Laboratorium diikuti oleh Marons dalam diam.

Setelah tiba di bagian Laboratorium, Kaliana berbicara dengan petugas Lab dan menyerahkan surat rujukan dari dokter yang baru memeriksa Marons. Setelah membayar semua yang berhubungan dengan pemeriksaan Laboratorium, Marons diantar oleh petugas untuk mengambil darah. Marons mengikuti permintaan Kaliana, walau hatinya sedang bertanya-tanya tentang semua tindakan Kaliana.

Saat Marons sedang diambil darahnya, Kaliana berbicara dengan petugas bagian administrasi. "Suster, jika sudah ada hasil pemeriksaan, tolong beritahu saya di nomor ini. Nanti saya datang ambil hasilnya." Kaliana berkata serius, lalu berikan nomor telponnya. Susternya mengangguk, lalu mencatat nomor telpon Kaliana.

Beberapa saat kemudian, Marons mendekati Kaliana setelah mengambil darahnya. "Pak, tolong hubungi Pak Danny, ya. Sekarang kita akan menemui teman dokter yang Pak Danny maksudkan itu." Ucap Kaliana serius. Marons mengangguk. Dia mengambil ponsel dari kantong celananya lalu hubungi Danny dan Yogi. Kemudian mereka menuju ruangan praktek dr Yogi.

^^^Karena masih ada pasien yang mengantri, mereka kembali duduk menunggu dalam diam dengan pikiran masing-masing. Kaliana menghindari berbicara dengan Marons selain masalah seputar penyelidikan kasus. Walau hatinya ingin sekali menghibur Marons.^^^

Tidak lama kemudian Danny tiba, lalu mereka masuk menemui Yogi setelah Danny berbicara dengan suster yang membantu dr Yogi. Setelah berada dalam ruang praktek dr Yogi, Danny memperkenalkan Kaliana kepada Yogi yang tertegun melihat penampilan Kaliana.

^^^'Dia benar-benar berbeda, tidak banyak polesan seperti wanita pada umumnya.' Yogi membatin. Danny tidak memperkenalkan Kaliana sebagai seorang detektif, sehingga membuat Yogi bertanya-tanya dalam hati, Kaliana sebagai apa dari kedua sahabatnya.^^^

^^^Walaupun Kaliana tomboy, tapi dia gadis yang cantik dan menarik membuat Yogi tidak bosan melihatnya. Menurut Yogi, Kaliana memiliki karakter yang unik. ^^^

"Yogi, kami datang untuk periksa Marons bukan Kaliana. Jadi jangan salah fokus." Danny mengetuk meja. Dr Yogi jadi tersenyum, lalu memukul tangan Danny.

Mendengar percakapan mereka berdua, Kaliana segera mengalihkan perhatian mereka kepada pemeriksaan Marons. "Dokter Yogi, tolong periksa tangan Pak Marons, ya." Ucap Kaliana lalu memasukan tangannya ke dalam kantong rompi untuk menghidupkan alat perekamnya. Dia merekam diagnosa dr Yogi juga, supaya sebagai pembanding.

"Ada apa dengan tangan Marons?" Tanya dokter Yogi, mendengar permintaan Kaliana. Dia mengalihkan perhatiannya ke Marons yang duduk diam di samping meja kerjanya. Danny tersadar, dia belum memberitahukan perihal tewasnya Rallita kepada Yogi.

Melihat luka di tangan Marons, Yogi terkejut. Dia langsung tahu penyebabnya. "Makanya, jangan terlalu memanjakan istri. Apa-apa diturutin. Sampai dicakar pun, dibiarin. Pantesan dua hari lalu kau minta resep untuk obat demam. Ternyata karena ini." Dr Yogi memarahi sebagai sahabat. Dia segera memeriksa seluruh bagian tangan Marons seperti yang dilakukan Kaliana. Marons hanya diam mendengar apa yang dikatakan sahabatnya.

Kaliana menyadari, apa yang dikatakan Marons kepada dokter sebelumnya adalah benar. Dia telah minum obat demam dari hasil resep dr Yogi. Berarti Marons sudah deman dari dua hari lalu. "Menurut dokter Yogi, luka ini sudah berapa lama terjadi?" Pertanyaan Kaliana membuat Yogi kembali melihatnya dengan serius. Pertanyaan Kaliana tidak lazim, karena tidak menanyakan tentang kesembuhan luka.

"Sebenarnya ada apa ini?" Dr Yogi jadi curiga. 'Apa Kaliana sedang membuktikan sesuatu, karena tidak pecaya kepada Marons?' Dr Yogi membatin.

"Dokter Yogi berikan diagnosanya dulu, nanti setelah itu Pak Danny atau Pak Marons yang akan jawab pertanyaan dokter." Kaliana bersyukur dr Yogi belum tahu istri Marons sudah tewas. Sehingga diagnosanya profesional, tanpa memikirkan persahabatan mereka.

Sambil memeriksa tangan Matons, apa yang disampaikan oleh dr Yogi sama dengan diagnosa dokter sebelumnya. Kaliana menarik nafas lega mendengar penjelasan dr Yogi. "Kalau begitu, dokter tolong foto lengkap bagian lukanya dan tolong langsung diobatin, ya. Setelah ini, saya serahkan penjelasannya kepada Pak Danny." Ucap Kaliana serius membuat Yogi segera memanggil perawat untuk mengobati tangan Marons.

Setelah tangan Marons diobatin oleh perawat dan keluar meninggalkan ruang praktek dr Yogi, Danny menceritakan perihal tewasnya Rallita kepada Yogi. "Inna Ilaihi wa inna ilaihi rajiun." Yogi terkejut mendengar apa yang dikatakan Danny dan langsung melihat Marons dengan berbagai tanya dan rasa.

"Astagfirullah... Marons, maaf soal ucapanku tadi. Aku terlalu sibuk, sampai gak lihat berita. Kau juga gak info." Dr Yogi jadi memarahi Danny.

"Maaf, Yogi. Kejadian ini begitu cepat. Karena ini bukan meninggal karena sakit atau kecelakaan biasa, jadi kami harus ke kantor polisi menjalani pemeriksaan. Begitu juga mencari detektif untuk membantu Marons mengungkap kasus ini. Jadi aku tidak ingat sama sekali."

"Kalau Marons, jangankan ingat mau kasih tau, kepalanya sudah mau meledak. Jika tadi bukan karena Mbak Kaliana mau periksa tangan Marons, kami tidak ke sini." Ucap Danny dengan rasa bersalah.

"Aku turut berduka, Marons. Yang tabah, ya." Yogi berdiri lalu mengusap pelan pundak Marons yang sedang menunduk. Marons menepuk pelan tangan Yogi di pundaknya, sebagai tanda ucapan terima kasih.

"Mbak Kaliana, tolong Marons untuk ungkapkan kasus ini. Kalau perlu penjelasan medis dalam kasus ini, silahkan hubungi saya. Ini nomor telpon pribadi saya, sebagaimana yang dipegang mereka berdua." Ucap Yogi, setelah mendengar penjelasan Danny tentang profesi Kaliana. Dia mencatat nomor telpon pribadinya di kertas, lalu berikan kepada Kaliana.

"Orang lain boleh berpikir Marons terlibat, tetapi bagi kami berdua, dia tidak terlibat. Jika dia bisa melakukan itu, dia sudah melakukannya dari tiga bulan yang lalu. Kami sudah berteman lama dari SMA, jadi sangat mengenalnya." Dr Yogi menarik nafas panjang lalu duduk kembali di kursinya.

Karena luka sudah diobatin, dr Yogi menyuntik Marons agar tidak infeksi. "Mbak Kaliana, yang tadi saya katakan itu benar. Marons terlalu memanjakan istrinya dan toleransi dalam banyak hal. Mungkin karena kami belum menikah, jadi belum mengerti. Kami hanya bisa... Lupakan." Dr Yogi menggerakan tangan ke arah Kaliana dengan wajah serius.

"Nanti kalau sudah ada kepastian, segera kasih tau aku." Dr Yogi berkata kepada Danny. Dia tidak mengharapkan Marons akan memberitahu.

"Jika perlu dibantu soal penjelasan medis, hubungi saja saya." Ucap dr Yogi lagi.

"Saya boleh minta kartu nama ini?" Tanya Kaliana sambil menunjuk kotak di atas meja. "Silahkan..."

Kaliana agak lega melihat dr Yogi adalah dokter internis di rumah sakit tersebut. "Terima kasih, dokter. Sementara ini, hanya diagnosa yang tadi. Mungkin beberapa waktu ke depan, saya akan hubungi dokter untuk minta bantuan." Kaliana jadi tenang, karena sudah ada dokter yang bisa dimintai tolong jika diperlukan.

^^^Dalam menjalani profesinya sebagai detektif, dia sangat memerlukan rekan dari pihak medis agar bisa bantu menganalisa suatu peristiwa yang hubungan dengan medis. Dia menyimpan kartu nama dr Yogi ke dalam kantong rompi bersama potongan kertas yang diberikan dr Yogi.^^^

"Setelah selesai praktek, aku akan ke rumahmu. Tenang dan tidak usah pikirkan banyak hal. Ini baru awal, jangan sampai kau tidak bisa berdiri di akhir." Dr Yogi berdiri dan mengusap punggung Marons saat mereka akan berpisah.

...~***~...

...~●○¤○●~...

Terpopuler

Comments

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

dokter Yogi terpesona akan cantiknya wajah kaliana

2023-01-12

3

yake kerana manja, sampai isterinya itu mencakar marons, nggk percaya aku, kerna malam tu isterinya melawan marons di tegur krna bercall tgh2 malam. masasih itu.... mesti ada sesuatu marons tercakar..... tapi kaliana sepertinya ada curiga.... hehe.... kita lihat🤗🤗

2022-11-29

3

𝐁𝐀ʰᵃ

𝐁𝐀ʰᵃ

yogi galfok sama kal😁😁

2022-11-27

4

lihat semua
Episodes
1 1. Awalan.
2 2. Buram.
3 3. BAP
4 4. Pertengkaran.
5 5. Dektetif Swasta
6 6. Kaliana.
7 7. Pertemuan.
8 8. Amankan Bukti.
9 9. Keluarga Korban.
10 10. Diagnosis.
11 11. Diagnosis 2.
12 12. Kasus Baru.
13 13. Playing Victim.
14 14. Berserah.
15 15. Menghibur.
16 16. Nyaman.
17 17. Tak Terpikirkan.
18 18..Pra Pemakaman.
19 19. Pemakaman.
20 20. Team Sopape
21 21. Potongan Puzzle
22 22. Potongan Puzzle 2.
23 23. Potongan Puzzle 3
24 24. Potongan Puzzle 4.
25 25. Potongan Puzzle 5.
26 26. Potongan Puzzle 6
27 27. Penyelidikan.
28 28. Penyelidikan 2.
29 29. Kolaborasi.
30 30. Penyelidikan 3
31 31. Penyelidikan 4.
32 32. Kolaborasi 2.
33 33. Kolaborasi 3
34 34. Potongan Puzzle 7
35 35. Gold Card
36 36. Potongan Puzzle 8.
37 37. Curahan Hati.
38 38. Diawasi.
39 39. Diawasi 2
40 40. Potongan Puzzle 9
41 41. Pembahasan.
42 42. Pembahasan 2.
43 43. Potongan Puzzle 10.
44 44. Trauma.
45 45. Saling Menghibur.
46 46. Menghibur 2
47 47. Pembahasan 3.
48 48. Progres.
49 49. Rencana Penyamaran.
50 50. Rencana Penyamaran 2.
51 51. Rencana Penyamaran 3.
52 52. Penyamaran.
53 53. Penyamaran 2.
54 54. Penyamaran 3.
55 55. Penyamaran 4.
56 56. Seiring Jalan.
57 57. Seiring Jalan 2.
58 58. Seiring Jalan 3
59 59. Penyelidikan 5.
60 60. Penyelidikan 6
61 61. Penyelidikan 7
62 62. Penyelidikan 8.
63 63. Pembahasan 4
64 64. Pemetaan Kasus.
65 65. Beda Kasus.
66 66. Beda Kasus 2.
67 67. Mr. X
68 68. Perubahan.
69 69. Perubahan 2.
70 70. Menguji Strategi.
71 71. Menguji Strategi 2.
72 72. Terjebak.
73 73. Terjebak 2.
74 74. Warna Warni.
75 75. Warna Warni 2
76 76. Benang Merah
77 77. Benang Merah 2.
78 78. Seiring Waktu.
79 79. Seiring Waktu 2
80 80. Seiring Waktu 3
81 81. Seiring Waktu 4.
82 82. Seiring Jalan 5.
83 83. Seiring Jalan 6.
84 84. Penyelidikan 9.
85 85. Penyelidikan 10
86 86. Punguk.
87 87. Punguk 2.
88 88. Warna Warni 3.
89 89. Terjebak 3.
90 90. Kasus Jebakan.
91 91. Kasus Jebakan 2.
92 92. Rencana Gelar Perkara.
93 93. Rencana Gelar Perkara 2.
94 94. Rencana Gelar Perkara 3.
95 95. Rencana Gelar perkara 4.
96 96. Pra Gelar Perkara.
97 97. Pra Gelar Perkara 2.
98 98. Gelar Perkara (GP)
99 99. Gelar Perkara (GP) 2
100 100. Gelar Perkara (GP) 3.
101 101. Gelar Perkara (GP) 4.
102 102. Gelar Perkara (GP) 5.
103 103. Gelar Perkara. (GP) 6.
104 104. Gelar Perkata (GP) 7.
105 105. Gelar Perkara (GP) 8.
106 106. Gelar Perkara (GP) 9.
107 107. Gelar Perkara (GP) 10.
108 108. Gelar Perkara (GP) 11.
109 109. Terungkap.
110 110. Terungkap 2.
111 111. Terungkap 3.
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Awalan.
2
2. Buram.
3
3. BAP
4
4. Pertengkaran.
5
5. Dektetif Swasta
6
6. Kaliana.
7
7. Pertemuan.
8
8. Amankan Bukti.
9
9. Keluarga Korban.
10
10. Diagnosis.
11
11. Diagnosis 2.
12
12. Kasus Baru.
13
13. Playing Victim.
14
14. Berserah.
15
15. Menghibur.
16
16. Nyaman.
17
17. Tak Terpikirkan.
18
18..Pra Pemakaman.
19
19. Pemakaman.
20
20. Team Sopape
21
21. Potongan Puzzle
22
22. Potongan Puzzle 2.
23
23. Potongan Puzzle 3
24
24. Potongan Puzzle 4.
25
25. Potongan Puzzle 5.
26
26. Potongan Puzzle 6
27
27. Penyelidikan.
28
28. Penyelidikan 2.
29
29. Kolaborasi.
30
30. Penyelidikan 3
31
31. Penyelidikan 4.
32
32. Kolaborasi 2.
33
33. Kolaborasi 3
34
34. Potongan Puzzle 7
35
35. Gold Card
36
36. Potongan Puzzle 8.
37
37. Curahan Hati.
38
38. Diawasi.
39
39. Diawasi 2
40
40. Potongan Puzzle 9
41
41. Pembahasan.
42
42. Pembahasan 2.
43
43. Potongan Puzzle 10.
44
44. Trauma.
45
45. Saling Menghibur.
46
46. Menghibur 2
47
47. Pembahasan 3.
48
48. Progres.
49
49. Rencana Penyamaran.
50
50. Rencana Penyamaran 2.
51
51. Rencana Penyamaran 3.
52
52. Penyamaran.
53
53. Penyamaran 2.
54
54. Penyamaran 3.
55
55. Penyamaran 4.
56
56. Seiring Jalan.
57
57. Seiring Jalan 2.
58
58. Seiring Jalan 3
59
59. Penyelidikan 5.
60
60. Penyelidikan 6
61
61. Penyelidikan 7
62
62. Penyelidikan 8.
63
63. Pembahasan 4
64
64. Pemetaan Kasus.
65
65. Beda Kasus.
66
66. Beda Kasus 2.
67
67. Mr. X
68
68. Perubahan.
69
69. Perubahan 2.
70
70. Menguji Strategi.
71
71. Menguji Strategi 2.
72
72. Terjebak.
73
73. Terjebak 2.
74
74. Warna Warni.
75
75. Warna Warni 2
76
76. Benang Merah
77
77. Benang Merah 2.
78
78. Seiring Waktu.
79
79. Seiring Waktu 2
80
80. Seiring Waktu 3
81
81. Seiring Waktu 4.
82
82. Seiring Jalan 5.
83
83. Seiring Jalan 6.
84
84. Penyelidikan 9.
85
85. Penyelidikan 10
86
86. Punguk.
87
87. Punguk 2.
88
88. Warna Warni 3.
89
89. Terjebak 3.
90
90. Kasus Jebakan.
91
91. Kasus Jebakan 2.
92
92. Rencana Gelar Perkara.
93
93. Rencana Gelar Perkara 2.
94
94. Rencana Gelar Perkara 3.
95
95. Rencana Gelar perkara 4.
96
96. Pra Gelar Perkara.
97
97. Pra Gelar Perkara 2.
98
98. Gelar Perkara (GP)
99
99. Gelar Perkara (GP) 2
100
100. Gelar Perkara (GP) 3.
101
101. Gelar Perkara (GP) 4.
102
102. Gelar Perkara (GP) 5.
103
103. Gelar Perkara. (GP) 6.
104
104. Gelar Perkata (GP) 7.
105
105. Gelar Perkara (GP) 8.
106
106. Gelar Perkara (GP) 9.
107
107. Gelar Perkara (GP) 10.
108
108. Gelar Perkara (GP) 11.
109
109. Terungkap.
110
110. Terungkap 2.
111
111. Terungkap 3.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!