...~•Happy Reading•~...
Saat Yogi sedang bertanya berbagai hal seputar kejadian tewasnya Rallita kepada Marons dan Danny, tiba-tiba ponsel Marons bergetar. Ketika melihat nomor tidak dikenal, Marons tetap meresponnya. Dia khawatir telpon dari pihak kepolisian.
Tenyata benar, dari kantor polisi. Marons diminta untuk segera datang ke kantor polisi untuk kelanjutan kasus tewasnya Rallita. Mengetahui itu, mereka segera pamit dari Yogi lalu keluar dari ruangan prakteknya menuju tempat parkir mobil.
"Kalau begitu, saya langsung pulang saja. Nanti saya tunggu kabar dari Pak Danny dan Pak Marons." Ucap Kaliana setelah mereka sudah berada di tempat parkir mobil. Marons langsung melihatnya, hendak mengatakan sesuatu tetapi dia terdiam lalu mengangguk.
"Baik, Mbak Anna. Nanti kami kabari jika sudah ada kepastian. Hati-hati di jalan." Ucap Danny, karena melihat Marons hanya diam.
^^^Sebenarnya Marons ingin Kaliana bisa ikut bersama mereka, karena kehadiran Kaliana membuat dia sedikit lebih baik, tenang dan percaya diri. Sebab semua yang terjadi dan apa yang ada di depannya masih gelap.^^^
"Pak Marons, tolong shareloc rumahnya, ya. Saya mau lihat-lihat lingkungan rumah, sambil jalan pulang." Ucap Kaliana, melihat perubahan wajah Marons yang tidak seperti sebelumnya. Kaliana belum bisa ikut karena dia belum tahu apa yang akan terjadi di kantor polisi. Jika sudah ada kepastian hasil autopsi, baru dia akan menyelidiki.
^^^Sekarang dia hanya menyiapkan bukti-bukti dari pihak Marons untuk mencegah hal buruk terjadi dengannya. Jika sudah ada dakwaan, baru Kaliana dan teamnya mulai mencari bukti untuk mengungkap apa sebenarnya yang terjadi. Dia juga ingin mengetahui bukti apa yang dimiliki oleh pihak penyidik dan hasil akhir autopsi.^^^
Marons berjalan mendekati Kaliana yang sudah di dekat mobilnya. "Aku belum punya nomormu. Apa aku mengganggu jika menghubungimu agak malam?" Tanya Marons pelan. Setelah Kaliana pamit pulang, baru Marons menyadari. Kaliana punya kehidupan sendiri dan dia belum tahu, apakah Kaliana sudah berkeluarga atau belum.
^^^Sejak bertemu, mereka hanya berbicara seputar persoalan yang sedang dihadapinya. Sehingga tidak berpikir untuk bertanya tentang kehidupan pribadi Kaliana. Dia hanya tahu Kaliana seorang detektif, sedangkan yang lain tentang Kaliana, dia tidak tahu sama sekali.^^^
"Tidak apa-apa, Pak. Kapan saja mau hubungi, silahkan. Jika teringat sesuatu atau ada informasi penting yang perlu saya tau, tolong diberitahu." Ucap Kaliana pelan. Dia tahu yang sedang dirasakan Marons, apalagi mau ke kantor polisi. Mungkin ada banyak kejutan tentang istrinya yang tewas, karena dibunuh.
Marons mengangguk sambil mengetik nomor ponsel pribadi yang diberikan Kaliana untuknya. "Pak Marons, yakinlah. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Jika kita benar, Tuhan akan menolong untuk mengungkapkan semuanya." Ucap Kaliana lagi untuk menguatkan Marons yang terlihat cemas.
"Terima kasih untuk hari ini. Hati-hati di jalan." Ucap Marons, lalu kembali ke mobil Danny. Kaliana sangat terenyuh melihat punggung Marons yang telah berbalik meninggalkan dia. 'Kuatlah...!' Kaliana berkata sendiri, seakan sedang menyemangati Marons.
Ketika naik ke mobil dan semua telah siap, Kaliana langsung keluar dari tempat parkir karena melihat mobil Danny belum jalan. Dia berpikir, mereka menunggunya jalan terlebih dulu. "Sopapaku... Kali ini tidak ada musik, ya. Hatiku sedang tidak baik-baik saja." Kaliana berkata sendiri, seakan mengajak bicara mobilnya, karena dia tidak memutar lagu seperti biasanya.
Marons hanya diam melihat mobil Kaliana keluar dari tempat parkir. Tidak ada dentuman suara musik dari mobilnya, membuat hatinya jadi sedih. Danny yang mau ajak bicara Marons, jadi tertegun melihat perubahan wajahnya. Ibarat cuaca yang mendung.
"Kami ada bersamamu. Kuatlah...! Tuhan tidak akan meninggalkanmu." Ucap Danny untuk menguatkan Marons. Dia tidak menyangka pernikahan Marons begitu menyedihkan. Sehingga dia tidak jadi berbicara tentang apa yang dia temukan di rumah orang tua Rallita.
Setelah tiba di kantor polisi, mereka sudah ditunggu oleh penyidik yang bertugas untuk menangani kasus tewasnya Rallita. Mereka langsung dibawa ke ruang interogasi. Marons berjalan dalam diam sambil berpikir.
Penyidik menjelaskan bahwa sudah selesai autopsi, jadi jenasah sudah bisa dibawa pulang. Tetapi saat ini, Marons diminta datang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Sebagai suami, orang yang terdekat dengan korban mungkin bisa bantu mengungkapkan apa yang terjadi.
Banyak ditemukan bukti pada jenasah yang bisa mengungkapkan siapa pembunuhnya. Sehingga butuh konfirmasi dari Marons agar makin memperjelas semua bukti yang ada. Marons dan Danny duduk berdampingan di depan penyidik. Walaupun Marons seorang petinggi di perusahaan, yang biasa bertemu dengan berbagai orang penting, tetapi saat ini berbeda situasinya. Membuat jantungnya berdegup tidak beraturan.
"Pak Maron, kami akan melengkapi BAP yang pernah dibuat sebelumnya. Apakah bapak ada bertengkar dengan korban dalam beberapa waktu terakhir ini?" Tanya penyidik membuat Marons tertegun.
Marons jadi waspada untuk menjawab. Danny diam menyimak, ke arah mana maksud pertanyaan penyidik. Mereka sama-sama waspada. "Seperti yang saya katakan sebelumnya. Suami istri kadang bertengkar. Begitu pun saya dan istri. Kami bertengkar terakhir, tiga hari lalu." Jawab Marons, hati-hati.
"Apakah dalam pertengkaran itu, anda menyentuhnya secara fisik?" Tanya penyidik lagi.
"Maksud bapak, saya memukulnya? Tidak..!" Jawab Marons singkat.
"Saya balik pertanyaannya. Apakah korban menyentuh anda?" Tanya penyidik lagi.
"Iya. Saat merebut ponselnya dari tangan saya." Jawab Marons, sesuai apa yang terjadi.
"Sebentar, Pak. Ada apa, dengan pertengkaran mereka? Apa ini ada berhubungan dengan kematian korban?" Tanya Danny cepat, sebelum Marons menjawab lebih lanjut.
"Iya. Karena kuku korban ada yang patah. Jadi korban pasti berusaha untuk mencakar pembunuhnya. Oleh sebab itu, kami menanyakan ini, agar bisa menyelidiki lebih lanjut. Apakah Pak Marons terluka saat itu?" Jawab penyelidik serius, sambil melihat Marons.
"Iya. Ada kena cakaran kukunya, saat dia mau merebut ponselnya dari tangan saya." Jawab Marons, agar tidak berlama-lama. Seperti kata Kaliana, ada jejak ditubuhnya dan juga korban. Tinggal sama-sama membuktikan saja.
Mendengar itu, penyidik minta melihat cakaran korban di tubuh Marons dan mencatatnya sebagai bukti. Marons diminta membuka kemejanya dan diperiksa dengan teliti oleh penyidik. Marons menuriti semua yang diminta.
"Kami minta foto tangan korban yang kukunya patah, Pak. Kami perlu melihatnya untuk dikonfirmasi." Danny dengan cepat meminta setelah Marons selesai diperiksa. Dia akan minta Kaliana memeriksa bukti tersebut.
"Apakah Pak Marons tau, istri anda sedang hamil?" Tanya penyidik selanjutnya, membuat Marons terkejut.
"Apa...? Istri saya sedang hamil?" Tanya Marons sambil melihat penyidik dengan serius. Dia benar-benar terkejut sehingga tidak bisa mengontrol mimik wajah atau gerakan tubuhnya.
"Iya. Istri anda sedang hamil empat minggu. Apakah anda tidak tau?" Jawab dan tanya penyidik serius, karena melihat reaksi Marons yang benar-benar terkejut, bukan dibuat-buat.
"Pak... Suami tidak akan tau istrinya hamil, jika istri tidak kasih tahu. Suami mungkin tau, jika ada perubahan dengan perutnya." Ucap Marons kesal dan mulai emosi. Danny menenangkan Marons dengan mengusap punggungnya pelan.
"Pak... Nanti lagi baru kita teruskan pembicaraan ini. Saya perlu udara, karena dada dan kepala saya bisa meledak." Marons langsung berdiri, keluar. Danny berbicara dengan penyidik, bahwa kapan saja dibutuhkan mereka akan koperatif. Sekarang dia lebih khawatir tentang kesehatan Marons. Setelah disetujui oleh penyidik, Danny segera keluar mengikuti Marons yang sudah berada di tempat parkir sambil memegang kepalanya.
...~***~...
...~●○¤○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Berqis Varah Dewi
mungkin anak kebart
2023-02-02
3
🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴
jangan" Rallita hamil dari selingkuhnya🙈🤭🏃🏃
2023-01-12
4
waduh... waduh.... isterinya hamil marons tdk tau, apa mungkin kandungan nya bukan asil marons... kerna biasanya isteri klo hamil, suaminya yg pertama tau dia hamil..... huhu.... cerita makin panas thorr... 😘😘
2022-11-29
4