9. Keluarga Korban.

...~•Happy Reading•~...

Di tempat yang lain ; Setelah berpisah dengan Marons dan Kaliana, Danny menuju rumah orang tua Rallita. Dia diminta oleh Marons untuk berbicara dengan pengacara keluarga dan juga melihat situasi di rumah orang tua Rallita.

^^^Di Rumah Marons, orang tua dan keluarga orang tuanya sedang menunggu kabar darinya. Karena Marons anak tunggal, orang tuanya menghubungi keluarga yang di Jakarta agar datang ke rumah Marons untuk membantu mereka.^^^

^^^Di rumah orang tua Rallita sudah berkumpul keluarga besar Rallita. Baik Om, Tante, para sepupu dan orang tua serta adik Rallita. Mereka sedang menunggu kepastian dari pihak polisi, kapan jenasah Rallita sudah bisa di bawa pulang.^^^

Di ruang keluarga terjadi pembicaraan serius perihal meninggalnya Rallita yang mengenaskan. Sepupu Rallita, Kebart, yang mendapat kabar dari adik Rallita, segera datang ke rumah orang tua Rallita. Melihat kedatangan Kebart, Papa Rallita langsung mengajak dia ke ruang kerjanya.

Papa Rallita bertanya banyak hal kepada Kebart, karena tahu kedekatannya dengan Rallita. Kebart menceritakan pertemuan terakhirnya dengan Rallita, juga telpon terakhir yang membuat Marons marah dan mengancam Rallita. Papa Rallita serius mendengar apa yang dikatakan Kebart dengan emosi yang berubah-ubah.

"Bukankah saya sudah katakan, kau harus menjauhi Rallita? Kau lihat apa yang terjadi sekarang? Hidupnya berakhir di selokan. Apa ini yang kau inginkan?" Tanya Papa Rallita menahan marahnya.

"Aku sudah menghindar, Om. Tetapi Rallita terus menghubungiku, seperti malam itu. Dia telpon berulangkali, membuat Sisilia marah. Akhirnya aku merespon panggilannya. Seperti dua hari lalu, aku tidak menerima panggilan telponnya, malah dia datang ke rumah. Akhirnya kami keluar bicara di luar, karena Sisilia tidak mau dia masuk ke dalam rumah." Kebart menjelaskan, karena istrinya juga ikut marah dengan sikap Rallita. Mendengar itu, Papa Rallita makin emosi, tapi tidak tau mau marah pada siapa.

"Kenapa dua hari lalu, dia begitu ngotot ingin bertemu denganmu sampai harus datang ke rumahmu?" Papa Rallita ingin tahu, sebab di sela2 kemarahan ada rasa was-was di hatinya.

"Dia mencurigai Marons sedang merencanakan sesuatu setelah peristiwa tiga bulan lalu itu. Menurutnya, mungkin Marons akan ceraikan dia. Apalagi setelah melihat kemarahan Marons malam itu." Ucap Kebart mengingat percakapannya dengan Rallita.

"Aku sudah bilang, itu biasa saja. Jika suami mengetahui istrinya telponan dengan seorang lelaki di tengah malam buta. Tetapi dia bilang, bukan karena malam itu saja. Semenjak dia ketahuan berduaan dengan Jarret, Marons mulai berubah padanya. Dia curiga Marons merencanakan sesuatu padanya." Kebart menjelaskan apa yang dikatakan Rallita lagi.

"Anak itu tidak pernah dewasa dan tidak pernah berpikir dampak dari tindakannya." Papa Rallita kesal dan marah, lalu berdiri dan berjalan sambil berpikir dalam ruang kerjanya. Tindakan apa yang harus dilakukan lagi, karena Rallita telah meninggal dan sudah tidak bisa berbicara atau marah padanya.

"Apakah Om akan menyewa detektif untuk menyelidiki kasus ini, atau hanya menunggu penyelidikan polisi?" Tanya Kebart ingin tahu, karena dia khawatir akan terseret dengan meninggalnya Rallita.

"Menyewa detektif, sama saja akan membuka semua yang tersimpan selama ini. Bukan saja meninggalnya Rallita, tetapi kehidupan Rallita yang disembunyikan selama ini akan terbuka. Saya sedang berpikir, bagaimana berbicara dengan Marons agar menyerahkan semuanya kepada polisi." Papa Rallita mulai berpikir serius.

"Om tidak berpikir, mungkin saja Marons sudah tau dan juga bisa saja Marons menjadi pelaku pembunuhan Rallita?" Tiba-tiba terpikirkan setelah bicara dengan Papa Rallita.

"Sekarang ini, semua orang bisa jadi tersangka termasuk kau. Jadi kalau berkata-kata itu, pikir baik-baik. Aku malah lebih mencurigai kau daripada Marons." Papa Rallita melihat Kebart dengan serius.

"Sekarang ini, semua orang yang berhubungan dengan Rallita bisa menjadi tersangka. Jadi kau berhati-hati, kalau bicara. Semoga Marons tidak menyewa detektif." Papa Rallita berharap.

Tiba-tiba pintu ruang kerja diketok lalu Mama Rallita masuk. "Pa, di luar ada Danny, pengacara Marons. Dia mau bertemu dengan Papa." Mama Rallita masuk ke ruang kerja suaminya tanpa menunggu dipersilahkan masuk.

"Baik. Kalau begitu aku akan hubungi pengacara kita, agar bisa datang ke sini untuk berbicara dengan Danny." Papa Rallita segera mengambil ponsel di atas meja kerjanya.

"Tidak usah, Pa. Di luar juga sudah datang pengacara kita. Kalian berdua berbicara apa di sini begitu lama? Saudara-saudara di luar sedang menunggu kalian untuk tahu rencanamu dengan kematian Rallita ini." Ucap Mama Rallita sedih. Matanya sembab, karena kelamaan menangis.

Papa Rallita tidak menjawab pertanyaan istrinya, tapi berjalan keluar ruang kerjanya dengan cepat. Mereka bertiga segera keluar dari ruang kerja menuju ruang tamu, karena Danny sedang menunggu di ruang tamu bersama pengacara keluarga. Ketika melihat Papa Rallita datang bersama istrinya dan juga Kebart, alis Danny bertaut.

"Bagaimana Pak Danny. Apakah sudah ada pemberitahuan dari pihak polisi tentang jenasah Rallita? Dan apa yang direncanakan Marons untuk menangani peristiwa ini?" Tanya Papa Rallita setelah duduk berhadapan dengan Danny.

"Yang pasti, jika jenasahnya sudah selesai autopsi akan di bawah pulang ke rumah Pak Marons. Bu Rallita istrinya, jadi sudah pasti akan di bawa ke sana." Danny tegas mengatakan Rallita istri Marons, karena melihat Kebart ada bersama mereka.

"Apakah polisi sudah mengatakan penyebab pasti meninggalnya Rallita dan sudah ada gambaran siapa kira-kira melakukan tindakan keji ini?" Tanya Papa Rallita lagi.

"Belum ada pemberitahuan dari pihak polisi sejak siang tadi, kita dari kantor polisi. Kami akan bekerja juga untuk bantu mempercepat penyelesaian kasus ini. Makanya sekarang Pak Marons sudah menyewa detektif swasta untuk membantunya menemukan pembunuh istrinya." Ucap Danny tegas, sambil melihat perubahan wajah orang tua Rallita dan juga Kebart sepupunya.

"Apakah Marons sudah dapat detektifnya? Kami juga sedang membicarakan untuk menyewa detektif untuk menyelidiki ini." Ucap Papa Rallita pelan, karena tidak terlalu yakin untuk melakukannya.

"Sudah dapat, Pak. Sekarang sudah mulai bekerja. Jadi saya ke sini untuk bicara dengan pengacara keluarga ini. Kami berharap juga, keluarga Bu Rallita bisa koperatif jika memberi keterangan kepada detektif yang disewa oleh Pak Marons." Danny berkata demikian, karena berharap penyelidikan Kaliana tidak dipersulit.

"Jika ada yang dimintai keterangan, bukan berarti tersangka. Tetapi setiap keterangan bisa menjadi satu rangkaian, bagaikan potongan puzzle untuk mengungkap siapa pembunuhnya. Jadi sekecil apa pun informasinya, tolong diberitahukan. Kami berharap, kita semua bisa bekerja sama." Ucap Danny serius.

"Hal yang sama juga dilakukan kepada keluarga Pak Marons. Jadi semua orang yang ada di sekitar kehidupan Bu Rallita akan dimintai keterangan oleh detektif." Danny serius dan berkata tegas, mengingat permintaan Marons dan Kaliana kepadanya untuk berbicara dengan keluarga Rallita

"Sekarang Marons ada di mana? Kenapa dia tidak datang bersamamu?" Tanya Papa Rallita, mulai tidak tenang mendengar yang dikatakan Danny terutama mengetahui Marons telah menyewa detektif.

"Pak Marons sedang ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya. Peristiwa ini bukan hal biasa bagi beliau. Ini pukulan yang sangat keras baginya, mengetahui istrinya meninggal dan ditemukan di selokan. Siapa yang melakukan pembunuhan ini, dan beliau bisa jadi tersangka sangat membebaninya." Danny tidak menceritakan tentang goresan di tangan Marons yang menyebabkan dia ke rumah sakit.

"Saya datang ke sini untuk minta kesediaan keluarga besar Bu Rallita untuk bantu mengungkap siapa yang melakukan pembunuhan ini dengan menerima dan memberikan informasi yang sebenarnya kepada detektif yang telah disewa oleh Pak Marons." Danny mengingatkan lagi sambil memperhatikan reaksi mereka yang ada di ruang tamu.

...~***~...

...~●○¤○●~...

Terpopuler

Comments

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

masih penuh teka teki siapa pelakunya.benar apa yg dikatakan papa rallita semua yg dekat dengan korban patut dicurigai pelakunya

2023-01-12

3

🍁Avon🍃

🍁Avon🍃

semakin menegangkan ...lanjut thor

2022-12-16

4

𝐁𝐀ʰᵃ

𝐁𝐀ʰᵃ

kok lebih ke kebart ato teman lelakinya reallita kak🍉🍉🍉

2022-11-27

3

lihat semua
Episodes
1 1. Awalan.
2 2. Buram.
3 3. BAP
4 4. Pertengkaran.
5 5. Dektetif Swasta
6 6. Kaliana.
7 7. Pertemuan.
8 8. Amankan Bukti.
9 9. Keluarga Korban.
10 10. Diagnosis.
11 11. Diagnosis 2.
12 12. Kasus Baru.
13 13. Playing Victim.
14 14. Berserah.
15 15. Menghibur.
16 16. Nyaman.
17 17. Tak Terpikirkan.
18 18..Pra Pemakaman.
19 19. Pemakaman.
20 20. Team Sopape
21 21. Potongan Puzzle
22 22. Potongan Puzzle 2.
23 23. Potongan Puzzle 3
24 24. Potongan Puzzle 4.
25 25. Potongan Puzzle 5.
26 26. Potongan Puzzle 6
27 27. Penyelidikan.
28 28. Penyelidikan 2.
29 29. Kolaborasi.
30 30. Penyelidikan 3
31 31. Penyelidikan 4.
32 32. Kolaborasi 2.
33 33. Kolaborasi 3
34 34. Potongan Puzzle 7
35 35. Gold Card
36 36. Potongan Puzzle 8.
37 37. Curahan Hati.
38 38. Diawasi.
39 39. Diawasi 2
40 40. Potongan Puzzle 9
41 41. Pembahasan.
42 42. Pembahasan 2.
43 43. Potongan Puzzle 10.
44 44. Trauma.
45 45. Saling Menghibur.
46 46. Menghibur 2
47 47. Pembahasan 3.
48 48. Progres.
49 49. Rencana Penyamaran.
50 50. Rencana Penyamaran 2.
51 51. Rencana Penyamaran 3.
52 52. Penyamaran.
53 53. Penyamaran 2.
54 54. Penyamaran 3.
55 55. Penyamaran 4.
56 56. Seiring Jalan.
57 57. Seiring Jalan 2.
58 58. Seiring Jalan 3
59 59. Penyelidikan 5.
60 60. Penyelidikan 6
61 61. Penyelidikan 7
62 62. Penyelidikan 8.
63 63. Pembahasan 4
64 64. Pemetaan Kasus.
65 65. Beda Kasus.
66 66. Beda Kasus 2.
67 67. Mr. X
68 68. Perubahan.
69 69. Perubahan 2.
70 70. Menguji Strategi.
71 71. Menguji Strategi 2.
72 72. Terjebak.
73 73. Terjebak 2.
74 74. Warna Warni.
75 75. Warna Warni 2
76 76. Benang Merah
77 77. Benang Merah 2.
78 78. Seiring Waktu.
79 79. Seiring Waktu 2
80 80. Seiring Waktu 3
81 81. Seiring Waktu 4.
82 82. Seiring Jalan 5.
83 83. Seiring Jalan 6.
84 84. Penyelidikan 9.
85 85. Penyelidikan 10
86 86. Punguk.
87 87. Punguk 2.
88 88. Warna Warni 3.
89 89. Terjebak 3.
90 90. Kasus Jebakan.
91 91. Kasus Jebakan 2.
92 92. Rencana Gelar Perkara.
93 93. Rencana Gelar Perkara 2.
94 94. Rencana Gelar Perkara 3.
95 95. Rencana Gelar perkara 4.
96 96. Pra Gelar Perkara.
97 97. Pra Gelar Perkara 2.
98 98. Gelar Perkara (GP)
99 99. Gelar Perkara (GP) 2
100 100. Gelar Perkara (GP) 3.
101 101. Gelar Perkara (GP) 4.
102 102. Gelar Perkara (GP) 5.
103 103. Gelar Perkara. (GP) 6.
104 104. Gelar Perkata (GP) 7.
105 105. Gelar Perkara (GP) 8.
106 106. Gelar Perkara (GP) 9.
107 107. Gelar Perkara (GP) 10.
108 108. Gelar Perkara (GP) 11.
109 109. Terungkap.
110 110. Terungkap 2.
111 111. Terungkap 3.
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Awalan.
2
2. Buram.
3
3. BAP
4
4. Pertengkaran.
5
5. Dektetif Swasta
6
6. Kaliana.
7
7. Pertemuan.
8
8. Amankan Bukti.
9
9. Keluarga Korban.
10
10. Diagnosis.
11
11. Diagnosis 2.
12
12. Kasus Baru.
13
13. Playing Victim.
14
14. Berserah.
15
15. Menghibur.
16
16. Nyaman.
17
17. Tak Terpikirkan.
18
18..Pra Pemakaman.
19
19. Pemakaman.
20
20. Team Sopape
21
21. Potongan Puzzle
22
22. Potongan Puzzle 2.
23
23. Potongan Puzzle 3
24
24. Potongan Puzzle 4.
25
25. Potongan Puzzle 5.
26
26. Potongan Puzzle 6
27
27. Penyelidikan.
28
28. Penyelidikan 2.
29
29. Kolaborasi.
30
30. Penyelidikan 3
31
31. Penyelidikan 4.
32
32. Kolaborasi 2.
33
33. Kolaborasi 3
34
34. Potongan Puzzle 7
35
35. Gold Card
36
36. Potongan Puzzle 8.
37
37. Curahan Hati.
38
38. Diawasi.
39
39. Diawasi 2
40
40. Potongan Puzzle 9
41
41. Pembahasan.
42
42. Pembahasan 2.
43
43. Potongan Puzzle 10.
44
44. Trauma.
45
45. Saling Menghibur.
46
46. Menghibur 2
47
47. Pembahasan 3.
48
48. Progres.
49
49. Rencana Penyamaran.
50
50. Rencana Penyamaran 2.
51
51. Rencana Penyamaran 3.
52
52. Penyamaran.
53
53. Penyamaran 2.
54
54. Penyamaran 3.
55
55. Penyamaran 4.
56
56. Seiring Jalan.
57
57. Seiring Jalan 2.
58
58. Seiring Jalan 3
59
59. Penyelidikan 5.
60
60. Penyelidikan 6
61
61. Penyelidikan 7
62
62. Penyelidikan 8.
63
63. Pembahasan 4
64
64. Pemetaan Kasus.
65
65. Beda Kasus.
66
66. Beda Kasus 2.
67
67. Mr. X
68
68. Perubahan.
69
69. Perubahan 2.
70
70. Menguji Strategi.
71
71. Menguji Strategi 2.
72
72. Terjebak.
73
73. Terjebak 2.
74
74. Warna Warni.
75
75. Warna Warni 2
76
76. Benang Merah
77
77. Benang Merah 2.
78
78. Seiring Waktu.
79
79. Seiring Waktu 2
80
80. Seiring Waktu 3
81
81. Seiring Waktu 4.
82
82. Seiring Jalan 5.
83
83. Seiring Jalan 6.
84
84. Penyelidikan 9.
85
85. Penyelidikan 10
86
86. Punguk.
87
87. Punguk 2.
88
88. Warna Warni 3.
89
89. Terjebak 3.
90
90. Kasus Jebakan.
91
91. Kasus Jebakan 2.
92
92. Rencana Gelar Perkara.
93
93. Rencana Gelar Perkara 2.
94
94. Rencana Gelar Perkara 3.
95
95. Rencana Gelar perkara 4.
96
96. Pra Gelar Perkara.
97
97. Pra Gelar Perkara 2.
98
98. Gelar Perkara (GP)
99
99. Gelar Perkara (GP) 2
100
100. Gelar Perkara (GP) 3.
101
101. Gelar Perkara (GP) 4.
102
102. Gelar Perkara (GP) 5.
103
103. Gelar Perkara. (GP) 6.
104
104. Gelar Perkata (GP) 7.
105
105. Gelar Perkara (GP) 8.
106
106. Gelar Perkara (GP) 9.
107
107. Gelar Perkara (GP) 10.
108
108. Gelar Perkara (GP) 11.
109
109. Terungkap.
110
110. Terungkap 2.
111
111. Terungkap 3.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!