...~•Happy Reading•~...
Kaliana segera meninggalkan Marons, karena dia tahu ada banyak mata yang memandang mereka. Dia menyadari, apa yang dilakukan dan yang berhubungan dengan Marons saat ini akan menjadi perhatian. Terutama oleh keluarga Rallita.
Saat hendak keluar, Kaliana melihat Danny dan Yogi baru masuk rumah. Kaliana segera mendekati dan memberikan salam. "Selamat pagi Pak Danny dan dokter Yogi." Kaliana menyalami Danny dan Yogi bergantian.
"Selamat pagi Mbak Anna. Mataku langsung cliiiing..., melihat Mbak Anna." Yogi berkata sambil menyalami Kaliana.
"Sejak kapan kau pintar ngerayu?" Tanya Danny heran mendengar apa yang dikatakan oleh Yogi. Kaliana jadi tersenyum mendengar candaan Danny dan Yogi. Dia berpikir cepat dalam kondisi yang menguntungkan baginya, untuk bertahan sejenak, karena dia tahu banyak mata sedang melihatnya.
"Sejak melihat gadis tomboy yang cantik, ramah dan hangat." Ucap Yogi lagi sambil tersenyum melihat Kaliana.
"Dokter Yogi bisa saja. Nanti saya bagi permen, karena sudah memujiku pagi ini." Kaliana menanggapi candaan Yogi dan Danny, sekalian mengirim pesan kepada keluarga Rallita dan keluarga Marons yang sedang melihatnya, bahwa dia bukan saja mengenal Marons, tetapi juga dengan Danny dan Yogi.
"Tunggu saja, sampai disuntik dokter Dewi. Apa masih bisa cliiiing...." Danny mengingatkan Yogi akan pacarnya, dr Dewi.
"Ini yang namanya tidak bisa melihat teman senang." Ucap Yogi kepada Kaliana sambil menunjuk Danny.
"Justru aku sedang mengingatkanmu, supaya kau bisa tetap senang. Mbak Anna, jangan dengar dokter yang suka main dokter dokteran. Silahkan..." Ucap Danny sambil mempersilahkan Kaliana berjalan keluar.
"Baik, saya tinggal dulu. Pak Danny, nanti saya akan minta tolong. Jadi saat saya kembali, Pak Danny jangan jauh-jauh, ya. Saya perlu bantuannya." Ucap Kaliana serius.
"Siiiiaaap...!" Ucap Danny, sambil meletakan tangannya di alisnya. Kaliana dan Yogi jadi tersenyum melihat apa yang dilakukan Danny. Begitupun Marons yang sedang melihat mereka dari dalam, jadi tersenyum.
Keluarga Rallita yang agak curiga melihat kedekatan Kaliana dengan Marons jadi tersadar, melihat kedekatan Kaliana dengan Danny dan Yogi yang juga adalah teman Marons. Mereka jadi menyadari, Kaliana mungkin hanya teman Marons dan juga kedua temannya.
Kaliana pamit dari mereka dan segera keluar, sebelum banyak orang datang melayat. Tidak lama kemudian, Putra masuk ke dalam rumah duka, lalu berjalan mendekati Marons. "Turut berduka, Pak Marons. Saya dari team Sopape." Ucap Putra memperkenalkan diri. Marons tidak mengerti ucapan Putra, tapi karena melihat rompi Putra sama dengan Kaliana, Marons jadi mengerti. Putra adalah salah satu team Kaliana, karena memakai rompi berkantong banyak warna biru dongker.
"Silahkan duduk dulu, karena kuncinya dibawa Mbak Kaliana." Ucap Marons pelan. Putra mengangguk dan menjauh tapi hanya berdiri karena dia tidak mau melepaskan ransel yang ada di punggungnya.
Tidak lama kemudian, Kaliana masuk dan langsung mengajak Putra ke ruang kerja Marons. Dia tidak melihat ke arah Marons lagi, agar tidak menimbulkan kecurigaan. Putra berjalan mengikuti Kaliana dari belakang. Setalah berada dalam ruang kerja Marons, Putra menurunkan ranselnya, lalu mengeluarkan laptop dan semua perangkat pendukung yang dibawanya. Dia memasang semua perlengkapan kerjanya di atas meja kerja Marons.
Setelah melihat Putra telah selesai pasang semua perlengkapan, Kaliana mencoba semua alat komunikasi yang telah dipakai Yicoe, Novie dan Pak Yosa di luar. Setelah semuanya aman dan lancar, dia juga mencoba kamera yang sudah dipakai oleh mereka semua. Mengetahui semua tidak masalah, Kaliana menepuk pundak Putra lalu keluar dari ruang kerja Marons. Putra mengunci pintu setelah Kaliana keluar ruangan.
Kaliana mencari tempat duduk Danny, lalu mendekat dan duduk di sampingnya. Danny telah menyiapkan tempat duduk untuknya di samping kirinya. Sedangkan Yogi duduk di samping kanan Danny. Melihat pelayat mulai berdatangan, Kaliana meminta Yicoe dan Novie masuk dan membaur dengan pelayat.
Ketika Marons melihat Novie masuk dengan rompi yang sama dengan Kaliana, tapi berwarna ungu manis, Marons tahu dia team Kaliana. Mereka semua memakai blouse atau kemeja hitam. Hanya rompi mereka yang berwarna beda. Begitu juga dengan Pak Yosa yang memakai rompi berwarna abu tua, sedangkan Yicoe berwana pink lembut. Mereka memilih warna sesuai kesukaan masing-masing.
Kaliana bertanya kepada Danny mulai dari orang yang berada dekat peti, siapa saja. Setiap Kaliana menyebut seseorang dengan ciri khas khusus, seperti bermbut uban atau berbaju warna ini atau itu, Danny menjelaskan satu persatu dengan menyebut namanya.
Kaliana jadi tahu tempat duduk keluarga Rallita dan keluarga Marons. Dia memperhatikan semuanya. Orang dengan ciri khasnya yang disebut Kaliana untuk mengetahui namanya dari Danny, Yicoe atau Novie akan mengarahkan kamera ke orang tersebut. Begitu juga dilakukan Kaliana, jika orangnya lebih mengara ke tempat duduknya.
Semuanya dipantau oleh Putra dari ruang kerja Marons. Ketika melihat sepupu Rallita datang, Danny berkata pelan kepada Kaliana. "Itu orang yang menelpon Rallita malam itu. Sepupu Rallita, Kebart." Kaliana melihat ke arah Kebart, lalu memberikan kode kepada Novie untuk berjalan mendekatinya agar bisa mendengar semua percakapan keluarga korban.
Kaliana terkejut, dia tidak mendekati keluarga Marons untuk memberikan ucapan turut berduka. Novie segera mengarahkan kamera kepada Kebart, karena Kaliana telah meminta Putra untuk mengecek Kebart.
Banyak pelayat datang sebelum Ibadah dimulai. Tiba-tiba Marons berdiri dan menyingkir dari keluarga lalu menelpon. Kaliana terkejut lalu merespon panggilan Marons. Dia tidak menyangka Marons akan menghubunginya. Kaliana telah membuat kode khusus untuk nomor Marons, jadi dia tahu kalau Marons menelpon. Begitu juga dengan semua teamnya. Dia akan tahu, siapa yang menghubunginya.
Kaliana hanya menyentuh telinganya. "Ya, Pak." Jawab Kaliana pelan. Marons jadi terkejut melihat Kaliana hanya duduk seperti biasa saat menerina panggilannya.
"Orang itu datang. Janin." Ucap Marons pelan. Dia tahu, Kaliana mengerti maksudnya.
"Cirinya, Pak?" Tanya Kaliana singkat. Dia percaya, Marons mengerti maksudnya. Mereka berbicata tanpa melihat satu dengan yang lain. Danny mendengar Kaliana berbicara dan melihatnya dengan heran, karena Kaliana tidak memegang ponsel di tangan. Dia tidak tahu semua ada dalam kantong rompi.
Marons menyebutkan ciri khas pria yang dimaksud dengan menyebut warna kemeja dan rambutnya. Kaliana hanya menyebut OK, lalu mengakhiri pembicaraan mereka.
^^^Marons sudah melihatnya dari arah luar, jadi dia berdiri untuk memberitahukan Kaliana tentang pria yang pernah bersama Rallita di hotel.^^^
Marons kembali duduk di samping Ayahnya dan bersikap biasa, ketika melihat pria itu. Dan pria itu tidak datang ke keluarga Marons untuk mengucapkan turut berduka cita.
Yicoe dapat melihat perubahan wajah Papa Rallita saat melihat pria itu masuk. Jadi dia berjalan mendekat diantara para pelayat dan mendekati mereka. Wajah imut dan manis Yicoe tidak menimbulkan rasa curiga orang sekitar.
"Kau masih berani datang ke tempat ini? Kau masih punya muka melihat kami?" Ucap Papa Rallita menahan geram. Fendry yang duduk di sampingnya coba menenangkan dengan menepuk tangan Papanya yang sedang mengepal di kedua pahanya. Semuanya terpantau dan terekam oleh Putra dengan baik.
Pak Yosa di luar memperhatikan dan mengirim gambar pelayat kepada Putra, sambil mengamati pelayat yang baru datang dan mendengar apa yang dipercakapkan.
Kaliana memperhatikan semua gerak gerik pelayat yang datang mendekati peti. Jika ada yang terlihat mencurigakan, dia akan bertanya kepada Danny, siapa nama dan hubungan dengan korban.
...~***~...
...~●○¤○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
jd ikutan nebak 2 misterinya
2022-12-30
4
siapa yg datang tu.. apa itu skandal si rallita ke.... oooo... no... tapi kan orang tua rallita, nggk usah lh bising, biarkn dulu.. liat apa reaksi nya... eya mana tau.. 🤔🤔🤔
2022-12-07
4
🍁🐰Avrily❤🔍🌐
berasa sdg menyelidiki. asyiiiik..👌👍❤
2022-12-04
5