...~•Happy Reading•~...
Marons melihat Kaliana dengan serius, saat mendengar apa yang dikatakannya. "Kau pernah mengalami hal yang menyedihkan seperti ini, Kalia?" Tanya Marons serius, karena tidak menyangka Kaliana begitu mandiri ceria dan hangat, menyimpan kesedihan. Sikapnya yang tomboy membuat dia terlihat seakan hidupnya baik-baik saja dan tidak berbeban.
"Selama kita masih hidup, pasti mengalami hal yang demikian, Pak. Hanya kadarnya yang berbeda-beda, sesuai kekuatan kita masing-masing. Saya mungkin sudah ambruk, jika berada di posisi Pak Marons, atau sebaliknya. Pak Marons akan ambruk, jika berada di posisi saya." Kaliana berkata demikian, karena mengingat masa-masa kehilangan kedua orang tua dan harus hidup sebatang kara di usia yang belum cukup dewasa. Dia menarik nafas panjang sangat perlahan, agar tidak diketahui oleh Marons. Dia tidak mau menceritakan kisah hidupnya kepada Marons yang sedang berbeban berat. Tugasnya untuk bantu meringankan persoalannya, bukan malah menambah berat beban pemikirannya.
"Iyaa. Mungkin aku terlalu fokus dengan persoalan di seputar hidupku. Sehingga tidak menyadari, ada orang yang lebih sulit dariku. Seharusnya aku bersyukur, dalam situasi seperti ini aku masih memiliki uang untuk meminta tolong padamu. Jika orang lain yang ada di posisiku, aku tidak bisa membayakan. Mungkin bisa gelap mata dan melakukan hal yang negatif." Marons berkata pelan dan mulai berpikir dari sisi yang berbeda.
^^^Dia masih bisa menyewa detektif dan pengacara untuk bantu menyelesaikan persoalannya dari jerat hukum. Hal yang harus dia syukuri saat ini, selain hal utama masih bisa bernafas untuk memperbaiki jalan hidupnya.^^^
"Kita harus percaya pada banyak hal dan dalam segala hal yang kita lakukan akan berhasil baik, jika kita mengandalkan Tuhan. Coba pikirkan dan yakini itu, agar kita bisa kuat menjalani hari esok." Ucap Kaliana pelan, membagi apa yang pernah dialami dan dilaluinya. Kaliana berkata sambil meletakan kedua tangannya di atas setir mobil dan menatap ke kegelapan malam di depan mobilnya. Tempat santai bersama Papanya, jika sedang tidak bertugas.
^^^Marons hanya diam mendengar apa yang dikatakan Kaliana. Mereka tidak lagi membicarakan tentang kasus yang sedang dihadapi Marons dan Kaliana harus bantu mengungkapkannya. Tanpa disadari, mereka sedang menguatkan satu dengan yang lain berdasarkan pengalaman hidup masing-masing.^^^
"Iyaa. Aku pun harus sangat bersyukur, dalam situasi seperti ini Tuhan mengirimmu untuk bantu mengembalikan kepercayaan diriku. Jika Danny menyewa orang lain, mungkin aku tidak akan seperti ini dan berada di sini. Mungkin aku sedang bergulat hanya untuk bisa beristirahat." Ucap Marons pelan sambil meletakan kedua tangannya di dashboard mobil dan meletakan dagu di atas tangannya. Dia merenungi apa yang sedang terjadi dan apa yang dilakukan Kaliana untuknya lebih dari yang dibayangkannya.
Kemudian dia menurunkan sandaran kursi lalu merebahkan tubuhnya sambil meletakan kedua tangan di belakang kepalanya lalu melihat langit malam yang gelap dan bertabur bintang. 'Yaa, langit malam seperti hidupnya yang gelap. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi di hari-hari yang akan datang. Tanpa sadar, Marons bersikap sangat santai, seakan dia sudah lama mengenal Kaliana. Kenal sangat lama, seperti Danny dan Yogi.
Sikap dan cara Kalian merespon semua yang dikatakan dan dilakukan membuat dia tidak sungkan lagi untuk menurunkan sandaran kursi mobil untuk merebahkan tubuhnya. Padahal sebelumnya tidak seperti ini. Tadi sore dia masih minta ijin Kaliana, jika mau melakukan sesuatu di mobilnya.
Kaliana sendiri tidak menyangka, Marons akan bersikap begitu santai di dekatnya. 'Apakah karena dia tidak mengenalku jadi bisa bersikap sangat santai? Sedangkan aku harus bersikap sangat hati-hati, agar tidak dikenal?' Kaliana bertanya pada dirinya sendiri.
"Percayalah, Pak. Tuhan mengawasi semua yang dijadikan-Nya. Setiap kesalahan, akan dihukum. Untuk waktunya, biarlah Tuhan yang tentukan. Kita bekerja dengan baik bagian kita saja, dan biarkan Tuhan melakukan bagian-Nya untuk menyempurnakan bagian yang telah kita lakukan." Ucap Kaliana untuk menenangkan Marons. Dia berharap, Marons tidak terpuruk karena rasa penasaran dan sedih tentang apa yang terjadi atau yang dilakukan istrinya.
"Iya, Kalia. Terima kasih untuk hari ini. Biarkan aku memejamkan mata sejenak. Seluruh tubuh dan pikiranku sangat lelah." Ucap Marons, yang sudah lebih menurunkan sandaran kursi lalu memejamkan matanya. Kaliana tidak bisa berkata-kata lagi, karena mengerti permintaan Marons.
Kaliana mengambil remote control lalu menutup kap mobilnya, agar mereka tidak masuk angin. Dia menaikan sedikit volume suara musik saat mendengar 'Someone like you' by. Adele mengalun pelan dari sound system mobilnya. Lagu yang sangat menyentuh hatinya, apalagi melihat Marons ada di sampingnya. Tidak terasa, matanya tergenang dan air mata mengalir di pinggiran matanya mengingat semua yang dilakukan Marons untuknya di masa lalu. Perhatian, kasih sayang dan kehangatannya tersimpan rapi di hatinya.
'Aku memang pekerja profesional. Tetapi aku tidak bekerja seperti ini dengan client lain. Semua ini aku lakukan karena kau Marons Kasmara.' Kaliana berkata sendiri dalam hatinya, seakan sedang berbicara dengan Marons sambil melihat Marons yang sudah tertidur dari suara dengkuran halusnya.
Melihat itu, Kaliana tidak berani menyalakan sesuatu yang menimbulkan suara selain alunan lembut suara Adele. Dia ingin Marons tetap bisa tertidur, walau sejenak. Dia mengambil remote control yang lain, lalu menurunkan sandaran kursi Marons perlahan sampai pada posisi yang cukup nyaman untuk tubuh Marons.
Kemudian dengan perlahan dia menjangkau selimut di kursi belakang. Semua perlengkapan itu selalu ada di mobilnya, karena jika dia mendadak harus bepergian dan tidak bisa pulang ke rumah, semuanya sudah ada di mobil untuk bisa istirahat.
Dia tahu, Yicoe dan Novie selalu menyediakan semua keperluan itu di mobil untuk mereka bertiga. Ketika menemukannya, hatinya lega dan sangat bersyukur. Dengan perlahan dia menyelimuti tubuh Marons yang sudah terlelap. Kemudian dia menurunkan sandaran kursinya juga dan berusaha untuk memejamkan mata. Dia tidak tahu, Marons akan tertidur berapa lama, sehingga dia juga perlu memejamkan mata.
Entah berapa lama mereka sudah tertidur dalam posisi seperti itu. Ketika terdengar Adzan Subuh dari Masjid terdekat dari tempat mereka, Marons memuka matanya perlahan lalu melihat sekitarnya. Dia sangat terkejut mengetahui sedang berada dalam mobil.
Setelah kesadarannya terkumpul, nyawanya menyatu dengan tubuh dan matanya mulai terbiasa dengan kegelapan malam, dia memperhatikan sekitar. Hanya ada lampu temaran yang menyala di bawa dashboard, membuat dia bisa melihat sekitar dan tidak perlu menyalahkan lampu.
Dia terkejut melihat Kaliana tidur sambil menutupi seluruh tubuhnya dari kaki sampai ke wajah dan kepalanya dengan selimut. Dia tahu Kaliana sedang tidur bukan saja dari posisi selimut, tetapi juga posisi tubuh Kaliana yang meringkuk seperti orang sedang tidur di tempat tidur.
'Ternyata mobil ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga kursinya bisa menjadi tempat tidur nyaman.' Marons berkata dalam hati lalu melihat posisi kursinya yang hampir sama dengan posisi kursi Kaliana dan juga selimut yang menutupi tubuhnya dengan wangi yang lembut. Dia melipat selimut tersebut lalu meletakannya di atas dashboard, kemudian mencari minuman yang ada dalam mobil Kaliana untuk menghilangkan rasa serak di tenggorokannya.
...~***~...
...~●○¤○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
ehem... ada yg mulai uhuk kayanya
2022-12-30
5
🍁Avon🍃
super Kalia 👍🏻👍🏻
2022-12-24
4
🍁🎧Luka🎶❤
pelan tapi pasti ada yg jth cinta 😍
2022-12-07
4