Ibu Emi mencoba mengejar Suami nya, namun nihil karena dia sudah tertinggal jauh karena sang Suami sudah menaiki ojeg.
'Sial'
Rutuk Ibu Emi dengan kesal, dia lalu masuk kembali ke dalam Rumah.
Dia menghempaskan tubuh nya ke arah sofa yang ada di sana.
Huh.
Helaan nafas begitu terdengar saat lagi dan lagi Ibu Emi menenangkan diri nya.
*
Sore hari nya, matahari surut dan menampilkan cahaya jingga yang begitu indah di langit sore.
Deru mesin mobil terdengar berhenti di halaman Rumah minimalis tersebut.
Emeli keluar dengan wajah yang berbinar, sedangkan Imam hanya menggelengkan kepala saja melihat tingkah Emeli.
Ceklek.
"Imam" panggil Ibu Emi yang sudah berdiri di pintu masuk.
Emeli hanya menatap saja, lalu dia masuk ke dalam kamar tanpa menegur mertua nya.
Sedangkan Imam, dia menatap sang Ibu dengan pandangan yang begitu dalam serta sulit di artikan.
Langkah kaki Imam berhemti tepat di hadapan sang Ibu, lalu dia melanjutkan kembali langkah nya setelah mengucapkan sesuatu.
'Aku ingin bicara 4 mata dengan mu, Bu'
Deg.
Ibu Emi tersentak saat ucapan sang Putra yang terkesan dingin dan juga penuh tekanan.
Ibu Emi melangkah dengan berat, dia kemudian duduk di sofa yang sudah ada Emeli serta Imam.
"Pulanglah kembali ke Bogor, tempati Rumah itu kembali dan jangan pergi kemana-mana lagi apalagi Ayah sudah berangkat ke Kalimantan" tegas Imam tanpa basa-basi.
Deg.
"Kau mengusir Ibu, Mam?" tanya Ibu Emi kaget.
"Bukan ngusir, hanya saja aku ingin menjalankan pernikahan ku tanpa ada nya embel-embel orangtua! Aku ingin membangun rumah tangga dengan versi ku" jelas Imam.
Ibu Emi langsung bangkit dari duduk nya dan menatap Imam serta Emeli bergantian.
Setelah nya dia masuk ke dalam kamar tamu tanpa sepatah kata apapun.
Huh.
Imam membuang nafas kasar, dia kemudian menyenderkan tubuh nya ke sandaran sofa dengan memejamkan mata nya.
"Yang sabar, Mas" ucap Emeli lembut.
Emeli mengusap lengan sang Suami dengan lembut seraya tersenyum, dia tidak tega melihat wajah kusut sang Suami.
Brak.
"Ini semua pasti karena kamu Emeli, aku menyesal telah mengorbankan Calista hanya demi kamu! Dasar wanita tak tau di untung" bentak Ibu Emi sambil melangkah pergi dari Rumah itu.
'Siala*'
Umpat Emeli tak terima di katain begitu pedas nya oleh sang mertua.
Imam tak menanggapi dan membiarkan saja sang Ibu pergi, dia cukup tau bahwa watak sang Ibu yang sangat keras.
**
Saat ini, Ibu Emi sedang berada di Terminal. Dia akan pulang kembali ke Bogor karena emosi dengan perkataan sang Putra.
"Lihat saja kau Emeli, aku akan membuatmu menyesal" gerutu Ibu Emi dengan kesal.
Hingga tibalah mobil yang akan membawa nya pergi, dia duduk dengan termenung di dalam bus tersebut.
Entah apa yang sedang di pikirkan oleh diri nya, tetapi Bu Emi akan membalas semua nya pada Emeli maupun pada Calista.
Dia belum juga sadar akan kesalahannya, bukan hanya tingkahnya saja yang menyakiti orang.
Namun,
Obrolan pedas yang selalu di lontarkan dari mulut nya cukup menyakiti hati siapapun itu.
Apalagi saat ini, Calista bukan lagi menantu nya tetapi dia akan mengusik nya kembali.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Esok pagi nya, Bu Emi menunggu kang sayur di depan Rumah milik Imam.
Hingga tak berapa lama, Ibu-ibu yang lainnya juga ikut keluar Rumah dan menunggu bersama Bu Emi.
"Bu, bukannya kemarin ke Jakarta?" tanya salah satu dari mereka.
"Udah balik lagi, menantu saya ngusir saya dari sana" jawab Bu Emi santai.
Hah.
Ibu-ibu di sana kaget dan ada yang tak percaya.
Sedangkan Bu Emi sendiri acuh saja dan fokus pada tujuan nya duduk disana.
"Bukannya itu mantu pilihan Bu Emi sendiri ya? Soalnya kan dulu Calista di jelek-jelekin dan di juluki wanita mandu* sama Ibu dan lebih parah nya lagi di bilang wanita miskin lagi. Padahal, sekarang status dia sudah di atas anda sendiri" celetuk tetangga dekat Imam.
'Benarkah?'
'Nyesel tuh'
Lontaran komentar terdengar dari para tetangga disana, bahkan ada juga yang nyinyir akan tindakan Bu Emi.
"Ck, biasa saja! Aku gak nyesel, percuma kaya juga kalau dulu nya penipu dan nyusahin Suami" sentak Bu Emi.
'Fpppttt'
Tetangga yang memang kenal betul akan Calista pun langsung menahan tawa, dia rasanya ingin menertawakan Bu Emi saat ini.
Padahal, siapa yang tak tau Calista disana ? Semua juga tau bahwa Calista pekerja keras sejak pindah kesana.
"Loh, bukannya Nak Calista itu seorang karyawan di perusahaan besar disini dan yang ternyata adalah perusahaan keluarga nya sendiri" ucap. Bu Rt dengan raut wajah bingung.
Bu Emi mendelik pada Bu Rt yang datang-datang langsung ikut nimbrung.
Dia ingin menjelekan Calista, namun usaha nya akan sia-sia saja.
Sontak saja aksi itu mengundang tawa dari tetangga yang lainnya.
"Bu, kami disini semua tau akan Calista dan kalau saya menjadi anda pasti saya akan menyesal karena membuang berlian demi batu bata" celetuk yang lain.
'Hehhhhh'
Rutuk Bu Emi dengan kesal, dia lalu berlari ke arah kang sayur yang sudah ada di dekat sana.
"Dikira nya kita tidak kenal dan tau bagaimana Calista ya" celetuk salah satu dari mereka.
Kemudian mereka melangkah dengan bersama ke arah sang penjual sayur.
Mereka terus saja membicarakan Calista yang menurut mereka memang baik, cantik dan sangat ramah.
"Ck, kalian itu hanya tau dia dari luar saja. Padahal dia itu wanita mandu*, masa udah 4 tahun nikah gak punya anak terus"
Bu Emi yang sudah terbakar emosi pun langsung menyentak mereka dengan keras.
Hening.
"Lalu apa aku juga mandu* jika sampai saat ini belum punya keturunan? Dan jangan lupa, dulu juga Bu Emi mempunyai Imam di tahun ke 7 pernikahan kalian kan" balas seorang ibu-ibu yang baru saja tiba.
Deg.
Bu Emi langsung saja pergi dari sana setelah membayar sayuran yang dia beli.
Bahkan, terlihat sangat jelas bahwa raut wajah nya terlihat begitu kaget dan juga memeraha menahan amarah.
Bu Emi berjalan dengan tergesa dan segera masuk ke dalam Rumah.
Marah?
Malu?
Ya, dia merasakan hal itu saat ini.
Perasaannya begitu berkecamuk saat ada yang tau bahwa dia juga telat mempunyai keturunan dulu nya.
'Sial'
Rutuk Bu Emi dengan wajah penuh kekesalan dan amarah.
Lalu Bu Emi meletakan belanjaannya, dia tidak mood memasak untuk pagi ini dan dia akan pergi saja.
Jalan-jalan mungkin akan sedikit merubah mood nya dan juga pikiran yang sedang mumet.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments