"Jangan terlalu di manja kalau punya Istri, nanti dia ngelunjak" celetuk Ibu yang baru saja masuk ke dalam ruangan Calista di rawat.
"Calista memang sakit Bu, Ibu dengerkan tadi apa kata Dokter" balas Imam.
Ck.
"Alasan saja, masa cuma membersihkan Rumah gitu doang aja pingsan" ketus Ibu.
Imam menggelengkan kepala nya, dia menatap tak percaya pada sang Ibu yang selalu saja ketus.
Deg.
Jantung Calista seraya berhenti berdetak, dia meremas selimut yang ada di tubuh nya dengan erat.
"Sudahlah, Ibu mau pulang saja dan kamu Calista jangan manja cepat pulih dan pulang. Buang-buang uang saja" sentak Ibu Emi kembali tanpa rasa kasihan.
"Bu" tegur Imam dengan wajah kesal.
Tes.
Air mata yang sejak tadi di tahan oleh Calista akhirnya meluncur juga di wajah cantik nya.
"Mas, tidak apa memang aku yang terlalu lemah saja dan tidak bisa menjaga pola makan" ucap Calista lirih.
"Sudahlah, sekarang kamu istirahat saja dan aku akan menunggu disini. Jangan pikirkan apapun" balas Imam lembut.
"Kamu juga istirahat Mas, ayo sini tidur samping aku" ajak Calista tersenyum.
Imam mengangguk dan merebahkan tubuh nya di samping sang Istri, dia memeluk Calista dengan hangat.
Keduanya terlelap dengan saling memeluk dan memberikan kehangatan.
*
Pagi hari, Calista sudah lebih baik dan juga tidak terlalu lemah.
Dokter juga sudah bilang bisa pulang nanti sore, namun harus menjaga pola makan dan istirahat.
Ibu Emi?
Dia tidak datang kembali ataupun hanya sekedar mengantarkan makanan untuk mereka, bahkan untuk baju ganti saja Imam membeli dari toko terdekat.
"Mas, apa aku resign sekarang saja ya?" tanya Calista setelah mereka memyelesaikan sarapan pagi nya.
"Bukannya kamu sedang terlibat dengan proyek besar, sayang? Kalau benar tunggu saja sampai selesai proyek nya" jelas Imam lembut.
"Baiklah kalau begitu Mas" balas Calista patuh.
Imam lalu izin untuk meeting online di balkon kamar, dia memang sudah izin dari kantor namun masih harus ikut meeting yang memang cukup penting.
"Semoga saja apa yang aku takutkan tidak akan terjadi, Mas" gumam Calista dengan tatapan yang dalam.
Calista tidak melanjutkan istirahat nya, namun dia memilih untuk membuka ponsel nya yang sejak semalam tidak dia pegang.
"Banyak sekali pesan" ucap Calista lirih.
Namun, Calista mengabaikan pesannya dan dia beralih ke email dari atasannya yang ada beberapa.
"Ayo semangat sembuh Cal, banyak kerjaan yang harus kamu tangani" gumam Calista penuh semangat.
🍀
Tepat jam 3 sore Calista dan Imam pulang ke Rumah, bukan sambutan ataupun sapaan yang dia dapatkan malah keadaan Rumah yang sangat berantakan sekali.
Sisa makanan di atas meja, bungkus snack berserakan di mana saja.
'Ya Allah' gumam Calista.
"Ada siapa di Rumah selain Ibu, Mas?" tanya Calista menatap sang Suami.
'Hmmm'
Imam berdehem dengan wajah tegang nya, dia lalu membawa Calista masuk lebih dulu sebelum menjawab.
"Mas, ada siapa?" tanya Calista kembali dengan tatapan penuh curiga.
"Emeli" jawab Imam pelan.
Deg.
"Dan kamu izinkan? Apa karena Ibu yang membawa nya?" sentak Calista dengan nada tertahan.
"Maafkan aku Dek, aku tak bisa menolak" jelas Imam dengan menatap Calista pasrah.
"Baik kalau begitu, ayo kita pergi dari sini dan kalau kamu tidak mau, aku yang akan pergi sendiri" tegas Calista.
'Hah'
Imam menatap nya dengan kaget, dia berada di dua pilihan yang sulit.
"Tidak mau kan? Baik, aku yang akan pergi dan aku juga kali ini mengalah karena kamu tetap saja seperti ini" tegas Calista kembali dengan mengambil koper.
"Tapi tidak harus juga pindah, Dek" ucap Imam.
Deg.
"Silahkan, berarti kamu mengizinkan tamu masuk ke dalam Rumah tangga kita. Aku tahu bahwa kamu dan Emeli adalah sahabat, namun gak ada yang namanya persahabatan antara Pria dan Wanita yang tidak mempunyai perasaan salah satu nya" balas Calista kecewa, dia menatap Imam dengan tatapan penuh kekecewaan.
Imam hanya diam tanpan melakukan apapun, dia menatap Istri nya yang sudah selesai berkemas.
"Akubpergi, Mas. Jika memang kamu sudah tak ingin dengan pernikahan ini, datanglah padaku dan lepaskan aku" ucap Calista pelan.
Ceklek.
"Maafkan aku, karena aku sesungguh nya sudah menikahi Emeli karena ingin keturunan. Dan, aku juga tidak akan melepaskan kamu" lantang Imam dengan tegas.
Deg.
Deg.
'Menikah'
'Keturunan'
"Apa maksudnya Mas, jadi kamu sudah menikah kembali? Lalu kamu anggap aku apa?" teriak Calista.
Brak.
Calista menutup pintu kamar dan langsung berlalu dari Rumah, disana tidak ada Ibu maupun Adik madu nya.
"Keterlaluan sekali kalian, aku pikir aku adalah satu-satu nya. Tapi, aku salah satu nya" gumam Calista dengan lirih.
"Hei kamu mau kemana, wanita man**l" ledek Ibu Emi yang baru pulang bersama dengan Emeli.
"Hai Mbak Madu ku" timpal Emeli.
Calista diam, dia langsung berlalu pergi dengan memasuki mobil yang sudah datang.
"Calista" teriak Imam.
Namun sayang, mobil sudah pergi dengan membawa Calista.
"Sudahlah Mas, ayo kita masuk" ajak Emeli dengan manja.
Imam menepis tangan Emeli, dia lalu pergi mengambil kunci mobil dan akan pergi menyusul Calista.
🍀
Calista masuk dengan wajah datar dan dingin nya, dia lalu menyimpan koper nya di teras Rumah.
"Kau sudah salah bermain-main denganku, Ibu mertua" desis Calista dengan penuh amarah.
"Selama ini aku bertahan karena kamu sebagai Suami ku yang selalu baik, memanjakan dan membela. Namun sekarang? Kau bahkan menikam ku dengan alasan Keturunan, jahat sekali" gumam nya kembali.
Brak.
Calista menutup kamar nya penuh dengan emosi, dia meredakannya dengan masuk ke kamar mandi dan berendam dengan air dingin.
"Kenapa dengan Nona"
"Siapa yang sudah berani mengusik Nona"
Begitulah bisik-bisik pelayan yang ada disana, bahkan mereka juga sangat merasakan takut ketika melihat aura bengis di wajah Calista.
Ting Nong.
"Tolong buka, Sri" suruh kepala pelayan pada pelayan.
"Baik Pak" balas Sri.
Sri melangkah mendekati pintu utama, dia lalu membuka nya dan kaget saat melihat siapa yang datang.
"Dimana Nona kalian?" tanya seorang Pria dengan wajah dingin.
"Nona sedang istirahat, Tuan Muda" jawab Sri sopan.
Huh.
"Tolong beritahu dia, bahwa aku menunggu nya di taman belakang" perintah nya dengan cepat.
"Baik Tuan Muda" balas nya.
Sri pun melangkah kembali ke dalam, dia lalu naik ke lantai atas untuk ke kamar sang Nona.
Tok
Tok
"Nona, ini bibi" teriak nya.
Ceklek.
"Ada apa Bi?" tanya Calista dengan wajah sembab.
"Abang, menunggu di taman belakang" jelas Bi Sri.
Hah.
Calista kaget, pasalnya kapan sang Abang pulang dari Luar Negeri.
"Baik Bi, aku akan kesana" jawab Calista pasrah.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Tifani Putri
Lanjuuut thor d tunggu up nya lagi ...semangat 💪
2022-11-05
0