Bab 11

Malam hari nya, Roy datang ke mansion Luis memenuhi panggilan dari atasan baru nya, Calista.

Sedangkan Anjas sendiri sudah kembali pulang ke Kota nya.

Tok.

Tok.

"Nona, di luar ada Tuan Roy" ucap Bibi May dari luar.

"Suruh ke ruang kerja, Bi" balas Calista.

"Baik Nona" patuh Bibi May.

Setelah nya Calista langsung bersiap, dia membawa beberapa berkas dari sang Abang yang akan di bahas bersama dengan Roy.

Ceklek.

Calista melangkah ke arah ruang kerja sang Abang yang ada di lantai atas, dia juga menyuruh Bibi May menyajikan makan serta minuman untuk mereka berdua.

"Apa kabar mu, Roy?" sapa Calista saat dirinya sudah masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Saya baik, Nona. Bagaimana anda sendiri?" tanya balik Roy dengan sopan.

"Aku baik juga" balas Calista.

Kemudian keduanya duduk di sofa yang ada disana dan memulai membahas pekerjaan dengan sangat serius.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Matahari sudah menampakan cahaya, bahkan keberadaannya sudah naik cukup tinggi.

Semua orang sudah memulai aktivitas nya dengan senyuman dan semangat yang membara, begitupun dengan Imam.

Yap, dia dengan semangatnya bersiap karena hari ini akan di adakan rapat penting bersama dengan jajaran direksi perusahaan.

"Mas, ini bekal makan siang nya" ucap Emeli penuh perhatian.

"Tak usah Em, aku hari ini akan makan siang di luar bersama para dewan direksi" balas Imam tanpa menatap Emeli.

Hufh.

"Baiklah" lirih Emeli dengan keluar dari dalam kamar.

Setelah di rasa cukup, Imam langsung keluar dan menuju ke ruang makan.

Disana Emeli sudah menunggu nya dan bahkan sudah menyiapkan makanan di piring untuk nya.

Cup.

"Terimakasih" ucap Imam seraya mengecup puncak kepala Emeli.

"Ya sama-sama Mas" balas Emeli dengan berbinar.

Lalu keduanya mulai sarapan dengan tenang, bahkan Imam terkesan cuek dan biasa saja saat Emeli beberapa kali memberikan kode untuk memuji hasil masakannya.

Hingga pada akhir nya mereka menyelesaikan makan nya, dan Imam pun berpamitan untuk pergi bekerja.

"Huh susah banget sih yakinin hati kamu, Mas" gerutu Emeli dengan membanting pintu kasar.

*

Imam melajukan mobil nya dengan tenang, bahkan dia terkesan santai karena hari belum terlalu siang untuk jam kantor.

Dan, tak berselang lama dia sudah sampai di gedung yang cukup tinggi.

'Selamat pagi, Pak'

'Selamat datang dan selamat pagi, Pak'

Para karyawan yang bertemu Imam pun menyapa dengan sopan dan ramah, karena memang Imam sangat ramah disana.

"Pagi Pak, ini berkas yang harus anda pelajari dari CEO" ucap Fika, Asistennya.

"Baik, akan saya pelajari dulu" balas Imam.

Imam berlalu dari hadapan sang Asisten, dia masuk dengan helaan nafas yang kasar.

Sesak?

Menyesal?

Marah?

Dan Benci!

Itulah yang Imam rasakan setelah pertemuan nya kemarin bersama dengan Calista.

Imam merasa kalau sang mantan Istri sudah melupakannya begitu saja, tanpa dia tau bahwa dirinya sangat cemburu melihat kebersamaan dia dengan Pria lain.

Egois?

Yap, mungkin itulah sifat yang sebenarnya di miliki oleh Imam.

Imam merasa bahwa dialah orang yang di khianati, bukan dia yang mengkhianati.

Huh.

Imam membuang nafas kasar, dia kemudian bersiap karena waktu rapat akan di mulai.

Tok.

Tok.

"Pak, rapat akan segera di mulai" ucap Fika.

"Baik, ayo kita pergi" balas Imam merapihkan jas yang di kenakan nya.

Rapat kali ini akan di adakan di Restoran mewah, karena atasannya ingin suasana yang berbeda dari biasanya.

Imam dan Fika tidak berangkat sendiri, melainkan bersama dengan yang lainnya.

Meski menaiki mobil masing-masing namun masih berbarengan.

*

Tak berselang lama, mobil yang membawa Imam serta Fika pun tiba di Restoran tersebut.

Mereka langsung saja masuk dengan di antarkan oleh salah seorang pelayan yang memang di tugaskan oleh sang Atasan.

Ceklek.

"Silahkan masuk, Tuan Juna sudah menunggu" ucap pelayan tersebut ramah.

"Terimakasih, Mbak" balas salah satu dari mereka.

Setelah nya mereka langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan disana, tak ada makanan hanya ada minuman saja.

Hening.

Tak ada yang berani bersuara kalau sudah ada Tuan Juna.

"Kita mulai saja" ucap Tuan Juna dengan wajah dingin nan datar nya.

"1 minggu lagi akan diadakan pagelaran busana, yang di adakan di perusahaan Luis serta menyambut CEO baru nya yang ternyata adalah pewaris yang di sembunyikan oleh keluarga mereka" jelas Tuan Juna.

"Jadi, kita harus ikut daftar dan menunjukan skill kita disana" ucap nya lagi dengan tegas.

Lalu, tanpa di perintah Imam langsung menjelaskan secara detail tentang semua nya yang sudah dia dan team nya siapkan.

Apa saja yang harus di pakai, di tampilkan serta juga produk terbaru mereka untuk pakaian pesta akan di luncurkan nanti nya disana.

Prok.

Prok.

Semua merasa puas dengan ide dari Imam dan team, Tuan Juna juga cukup puas dan merasa akan berhasil menggaet beberapa perusahaan nanti nya disana.

"Bagus, urus semua nya" ucap Tuan Juna dengan puas.

"Nikmati makan siang nya, kalau sudah selesai boleh kembali ke kantor" ucap nya lagi seraya melangkah pergi dari sana.

"Terimakasih, Tuan" balas mereka serempak.

Setelah kepergian Tuan Juna, yang lain bukan langsung makan. Melainkan, mereka menyiapkan segala rancangan dan masukan kembali untuk mengsukseskan ide dari Imam tersebut.

Tawa riuh dan juga bising nya ruangan itu pun sampai tiba waktu makan siang, setelah di rasa semua nya cukup maka mereka memutuskan langsung makan siang.

"Kita berhasil dan jika sukses maka bonus akan cair"

Begitulah kira-kira Imam memberitahu para bawahannya yang sudah harap cemas di kantor.

**

Imam kembali ke kantor dengan perasaan bahagia, bahkan dia mengirimkan Emeli beberapa makanan kesukaannya sebelum Imam kembali ke kantor tadi.

"Fika, weekend besok kita akan makan-makan dan jangan lupa kasih tau anak-anak yang lainnya" ucap Imam.

"Baik Pak" balas Fika berbinar.

Fika lalu masuk ke dalam ruangan dimana para bawahannya bekerja.

Ceklek.

"Weekend besok Pak Imam ngajak kita me time" teriak Fika dengan bahagia.

'Yeay'

'Wah benarkah'

'Ahh senang nya'

Begitulah pekikan para bawahan Imam dengan berjuta kebahagian yang menghampiri mereka.

Setelah menjelaskan semua nya, Fika kembali ke tempat dia bekerja.

"Uhh royal sekali sih Pak Imam" gumam Fika dengan masih binar bahagia.

Fika kembali membuka beberapa berkas yang akan di serahkan pada Imam, dia dengan teliti melihat dan memeriksa nya.

Imam sendiri?

Dia sedang menghubungi beberapa orang yang akan terlibat dengan rencana minggu depan, dia begitu antusias apalagi yang mengadakan acara adalah perusahaan Luis.

Dimana perusahaan Juna adalah satu tingkat di bawah perusahaan Luis yang sudah membuka cabang dimana-mana.

.

.

.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!