Janda.
Itulah status yang Calista terima di umur yang terbilang cukup muda.
Namun, Calista sama sekali tidak menyesal ataupun benci. Dia menerima nya dengan lapang dada.
Sudah hampir 1 bulan dia berada di perusahaan cabang keluarga nya yang di pimpin oleh Anjas. Dan esok hari adalah kepergian dia ke Jakarta, dia akan memegang kendali perusahaan pusat yang ada di Jakarta.
Fero?
Dia sudah kembali ke Luar Negeri bersama Melodi, perusahaan yang ada disana masih membutuhkan nya.
"Awal baru dengan status baru, aku pasti bisa bangkit kembali dengan marga Luis, karena itu adalah marga asli keluarga ku yang selama ini aku sembunyikan" gumam Calista.
Semua sudah beres, Calista tinggal istirahat untuk perjalanannya besok kembali ke Jakarta.
Sedangkan Anjas akan tetap disana, dia memang tidak mau memegang perusahaan pusat.
...****************...
Ke esokan pagi nya, Calista sudah siap. Dia akan di antarkan Anjas sekalian dia ada pekerjaan di Jakarta.
"Ayo" ajak Calista pada sang Adik.
Anjas menganggukan kepala nya, dia kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.
Selama perjalanan berlangsung, Calista fokus pada berkas yang ada di tangannya.
"Siapa yang menggantikan Abang di pusat sebelum aku hadir?" tanya Calista.
"Roy, Asisten kepercayaan keluarga" jawab Anjas.
"Hmm bagus, aku takut Abang malah ngasih ke Liam" ucap Calista.
Ck.
Anjas berdecak saat Calista menyebutkan nama Liam, dia dan sang Abang sudah tau bagaimana modus dan penjilat nya seorang Liam.
"Mana mungkin Bang Fero percaya sama dia lagi, apalagi setelah hampir satu aset nya di curi oleh Liam" balas Anjas dengan malas.
"Hmm siapa tau dia akan memberinya ke sempatan lagi" kekeh Calista dengan santai.
Hingga beberapa saat mereka tiba juga di Jakarta, Anjas menghentikan laju mobil nya di Restoran cepat saji karena keduanya sudah sangat lapar.
"Mbak, bukannya itu mantan Suami mu" lirih Anjas dengan menatap pria yang baru saja masuk.
"Huumm, biarkan saja" balas Calista santai.
Obrolan mereka terhenti saat pelayan datang, Calista dan Anjas makan dengan lahap nya karena memang sudah lapar.
"Ehh Calista" sapa seorang wanita dengan nada mengejek.
"Hmmm" dehem Calista dengan santai.
"Loh, bukannya dia pengusaha ya? Kenapa makan di tempat beginian?" tanya nya lagi dengan meledek.
Huh.
Gluk.
Calista meminum air yang ada di hadapannya dengan kasar, lalu menatap wanita dan pria yang ada di depannya dengan datar.
"Memang nya kenapa, Emeli? Hak ku dong mau makan dimana saja, asal jangan mencuri" balas Calista dengan wajah biasa saja.
Yap, wanita dan pria itu adalah Emeli dan Imam.
"Lalu kenapa anda juga makan disini? Bukannya Suami anda manager di perusahaan ternama" timpal Anjas santai.
"Ehemm, kami hanya singgah saja karena teman Mas Imam ada yang sedang makan disini" balas Emeli sedikit gugup.
Heh.
Calista langsung saja terkekeh geli, dia dan Anjas saling tatap.
"Kau berubah ya, Cal" ucap Imam setelah Emeli pergi karena menerima telpon.
"Gak kok, aku masih Calista yang sama. Namun, aku bukan wanita yang mau di bodohi lagi" balas nya dengan tatapan datar.
"Kau melupakan cinta kita, kau bahkan dengan gampang nya berpaling dari ku setelah apa yang sudah selama ini kita lakukan" lirih Imam menatap Calista dalam.
Hah.
"Lalu apa yang harus aku sebut padamu? Kau bahkan sudah lebih dulu mengkhianati cinta kita. Jadi? Kita impas bukan" balas Calista berani.
"Kau akan menyesal, Cal" tekan Imam tak terima.
Calista hanya cuek saja, lalu dia dan Anjas pergi dari sana dengan Calista menggandeng tangan Adik nya mesra.
"Kebakaran jenggot gak tuh" ledek Anjas setelah mereka tiba di dalam mobil.
Hahaha.
Calista sontak saja langsung tertawa mendengar olokan sang Adik.
*
Tepat jam 2 siang Anjas dan Calista tiba di mansion utama Luis.
Para penjaga dan juga beberapa pelayan menyambut mereka dengan senyum hangat dan ramah.
Bahkan, wanita paruh baya yang selama ini tinggal disana langsung memeluk Calista dengan air mata yang sudah menetes.
"Bibi May" pekik Calista dengan bahagia.
"Dramaaaa" ledek Anjas berlalu dari sana.
Sedangkan yang lainnya hanya terkekeh saja, memang Calista dan Anjas sangat dekat dengan Bibi May, dan terkadang keduanya berebut perhatian wanita tua itu.
Setelah acara peluk dan nangis selesai, Bibi May membawa Calista masuk menyusul sang Adik.
"Bibi, aku mau makan" rengek Anjas setelah melihat Calista dan Bibi May masuk.
"Ayo, Bibi sudah menyiapkan makanan kesukaan kalian" ajak Bibi May tersenyum.
Dengan semangat yang membara, Calista dan Anjas langsung saja menuju ke ruang makan.
Acara makan tadi terganggu oleh dua curut yang sangat mengjengkelkan.
Bibi May menyajikan beberapa makanan kesukaan kedua nya, bahkan disana juga ada potongan buah serta salad.
"Uhhh ini pasti lezat" gumam Anjas.
"Bibi, apa semua sudah makan siang?" tanya Calista sambil menyendokan makanan ke mulut nya.
"Sudah Nona, semuanya sudah makan siang dengan bergantian" jawab Bibi May.
Calista mengangguk, kemudian dia fokus kembali dengan makanan nya.
Anjas?
Dia sudah lebih dulu memulai makan nya dengan lahap dan tanpa mau di ganggu oleh siapapun.
"Bibi, ini sangat nikmat" puji Anjas yang sudah menghabiskan 2 piring nasi.
"Tuan muda bisa saja, habiskan jika memang enak" balas Bibi May terkekeh.
Gluk.
"Mana muat, Bi" celetuk Anjas dengan menatap beberapa makanan yang masih ada.
Calista terkekeh geli melihat wajah Anjas, dia memang sangat dekat dengan Bibi May sejak kecil.
*
Calista memilih istirahat di kamar nya setelah selesai makan siang, dia merebahkan tubuh nya di atas ranjang king size nya.
"Ayah, Bunda. Calista rindu kalian" gumam Calista menatap poto keluarga mereka yang ada di dinding kamar nya.
"Semoga Calista bisa sehebat Ayah dan se tegar Bunda" gumam nya lagi.
**
Masih di Kota Jakarta, namun tepat nya lagi di sebuah Rumah minimalis yang terbilang asri.
Disana sepasang Suami Istri baru saja kembali dari belanja kebutuhan dapur nya.
"Ck, kenapa kita bisa ketemu dia lagi ya, Mas" decak kesal Emeli pada Imam.
"Sudah, jangan di pikirkan dan biarkan saja" balas Imam mendaratkan bokong nya di atas sofa.
Huh.
Emeli mengangguk walau dengan wajah yang sedikit kesal, dia tidak tau saja bahwa akan ada berita yang membuat nya syok dan juga terbakar api iri yang menggelora.
Namun, bukan hanya Emeli dan Imam saja yang akan kaget. Ibu Emi dan Suami nya pun akan di buat sport jantung oleh berita itu.
Kapan?
Tunggu saat nya tiba, semua nya akan hadir dengan mengejutkan.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments