Bab 5

Emeli bersiap-siap untuk pergi ke Mall terdekat, dia ingin berjalan-jalan sejenak melepaskan penat.

"Huh, aku akan minta di belikan mobil sama Mas Imam" gerutu Emeli saat naik taxi yang sudah di pesan nya.

Beberapa saat kemudian, mobil taxi yang di tumpangi Emeli pun tiba di Mall.

"Ahh aku sudah ingin membeli tas limited itu" gumam Emeli saat melewati toko tas, sepatu dan aksesoris wanita lainnya yang mempunyai brand ternama.

Emeli memutuskan masuk ke dalam toko itu untuk melihat-lihat saja, dia akan menunggu Imam mengirimkan jatah bulananya baru akan belanja di toko itu.

"Wow, ini bukannya tas terbaru dari Brand Alexandra. Bahkan salah satu dari pewaris nya masih belum diketahui" ucap Emeli menatap etalase tas yang hanya ada beberapa saja di Indonesia.

Emeli terus menelusuri toko itu, namun langkah nya terhenti saat melihat wanita yang begitu dia kenali.

'Calista'

Gumam Emeli dengan mata terbelak kaget. Ya, wanita itu adalah Calista, Istri pertama sang Suami, Imam.

"Bagaimana bisa dia belanja disini, apa Mas Imam masih memberikan dia uang" gumam Emeli dengan raut wajah yang mendadak kesal.

Lalu Emeli memilih ikut keluar setelah melihat Calista keluar juga, dia mengikuti kemana arah Calista pergi.

Hah.

"Bukannya itu Tuan Muda Anjas" ucap Emeli kaget.

"Aha aku ada ide" gumam nya dengan mengeluarkan ponsel dari dalam tas.

Cekrek.

Cekrek.

'Send, selesai' lirih Emeli dengan tersenyum bahagia.

Kemudian Emeli masuk ke dalam Resto cepat saji, dia akan membeli makanan untuk siang ini dan nanti malam. Emeli cukup malas untuk masak karena mood nya sedang ingin santai.

Ting.

"Apa itu Calista, Emeli?"

Begitulah isi pesan dari sang Ibu mertua, bahkan dia sampai menelpon beberapa kali tapi Emeli abaikan agar sang mertua semakin penasaran.

Imam.

Ya, hanya Imam yang belum membaca pesan nya dan itu yang membuat Emeli semakin tak sabar.

"Mbak, ini pesanan anda" tegur kasir kembali.

Ehh.

"Maaf, ini uang nya" ucap Emeli dengan cepat.

Emeli masih mengabaikan pesan dan panggilan dari mertua nya, dia langsung saja pulang dengan wajah yang berseri dan berbinar.

*

Di perusahaan tempat Imam bekerja, tepat jam 2 siang Imam dan rekannya baru saja keluar dari ruangan rapat.

"Ayo kita langsung makan ke Resto depan" ajak Imam pada anak buah nya.

"Baik Pak, traktir ya" balas salah satu dari bawahannya.

"Iya, yang penting kalian tetap selalu kompak dan jangan berkhianat" ucap Imam dengan tegas.

'Yeahhh'

Sorak bawahannya dengan bahagia, lalu mereka berlima langsung melangkah mengikuti Imam yang sudah lebih dulu pergi.

Dan disinilah mereka berada, di Resto yang cukup mewah dan favorit karyawan perusahaan Wilandra.

"Ayo kalian pesan" ucap Imam dengan memberikan buku menu dan catatan untuk pesanan.

"Siap Pak" kompak nya dengan cepat.

Ck.

Imam berdecak dengan menggelengkan kepala nya, dia lalu mengambil ponsel nya yang sejak tadi dia matikan.

Ting.

Ting.

Ting.

Pesan beruntun bahkan panggilan tak terjawab dari sang Ibu langsung memenuhi indra penglihatan Imam, dan pesan dari Emeli yang membuat jantung nya berdegub kencang.

"Calista" lirih Imam dengan menatap ponsel nya tajam.

Imam lalu melihat dengan seksama, dia sangat yakin bahwa itu adalah Calista, Istri pertama nya.

"Bukannya ini Bos dimana Calista bekerja, ya dia adalah Bos Calista. Apa selama ini mereka bermain api di belakang ku" gumam Imam dengan terus menerka.

"Pak" tegur anak bawahannya dengan menepuk pelan tangan Imam.

Hah.

"Kenapa?" tanya Imam setelah sadar dari lamunannya.

"Ini, tinggal Bapak yang belum pesan" jelas salah satu dari mereka.

Imam mengangguk, dia memesan menu kesukaannya dan minum yang cukup segar.

"Aku akan tanyakan nanti pada Emeli, apa benar itu Calista atau hanya akal-akalan Emeli saja" batin Imam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tepat jam 4 sore Imam sampai di kediamannya, dia lalu masuk dan mencari Emeli.

"Emeli"

"Emeli"

Teriak Imam dengan sangat nyaring, bahkan dia bergerak kesana kemari dengan gelisah.

Ceklek.

"Ada apa sih Mas?" tanya Emeli keluar dari kamar.

"Kemari kamu dan jelaskan apa maksudnya dari poto yang kamu kirimkan tadi" jelas Imam dengan tegas.

Huh.

Emeli membuang nafas kasar, dia lalu duduk di samping Imam dengan membawa ponsel nya.

"Ya, dia adalah Istri pertama mu Mas. Aku melihat nya saat aku berada di Mall yang sama dengan Mbak Calista, namun saat akan aku sapa aku terkejut karena ada Pria yang menghampiri nya" tutur Emeli penuh keyakinan.

"Lalu keduanya malah pelukan dan itu adalah asli ya bukan editan, kalau kamu gak percaya boleh minta rekaman cctv Mall tersebut" jelas Emeli kembali.

Deg.

"Apa kamu kenal sama Pria nya?" tanya Emeli penasaran.

"Ya, dia adalah Tuan Anjas. Atasan Calista di kantor" jawab Imam datar.

Imam langsung berdiri dan berlalu ke kamar nya, air muka nya terlihat sangat jelas menahan amarah dan emosi yang begitu kentara.

"Hah, aku akan tidur nyenyak malam ini" gumam Emeli dengan bahagia.

*

Sedangkan Imam, dia mencoba menelpon Calista tapu tidak di jawab sama sekali.

Lalu Imam mengirimkan poto yang dari Emeli, dia berharap ada balasan dari Calista.

"Apa selama ini kau bermain di belakang ku dengan Tuan Anjas, Cal. Apa karena dia kaya jadi kamu tergoda begitu saja" gumam Imam dengan tangan mengepal kuat.

'Aasrrggghhhhh'

Imam berteriak dengan kencang, dia merasa sangat kecewa akan Calista.

Pikirannya benar-benar buntu, dia bertekad harus menemukan Calista dan meminta penjelasannya secepat mungkin.

"****" gerutu Imam.

Kemudian Imam memilih untuk membersihkan diri nya, besok dia akan pergi ke Kantor dimana Calista bekerja.

Imam baru kepikiran sekarang untuk menemui Calista di kantor tempat nya bekerja.

Beberapa hari ini Imam di sibukan dengan pekerjaannya yang sangat banyak, dia sampai melupakan bahwa bisa saja dia menemui Calista di tempat bekerja nya, namun dia melupakan hal itu.

Hingga beberapa saat berlalu, Imam sudah segar dan berpakaian rapih.

Sore ini dia akan berjalan-jalan dan berharap dapat menemukan Calista, dia sungguh suntuk dan merindukan Calista.

Klik.

Pintu terkunci dan Imam bergegas keluar dari Rumah, dia bahkan tak berpamitan pada Emeli yang berada di kamar nya.

Imam melajukan mobil nya ke arah Taman yang ada di ujung komplek perumahan tersebut, biasanya dia dan Calista akan merilekskan sejenak pikirannya disana setelah seharian bekerja.

"Kamu dimana sayang, aku rindu" lirih Imam dengan pandangan kosong ke depan.

"Maafkan aku yang telah menodai ikatan suci pernikahan ini" gumam nya kembali.

Menyesal?

Sudah pasti, namun dia juga tidak bisa berbuat apapun saat sang Ibu dan Ayah nya memaksa menikahkan dia dengan Emeli.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

SOO🍒

SOO🍒

jadi laki-laki gak punya pendirian, hidup kok dalam kendali orang tua jadi banci aja sekalian 🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-05-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!