"Rui! Lakukan sekali lagi! Bidik tepat pada apel ini! Jika kali ini kau meleset lagi dan tak bisa melakukannya dengan baik, maka nyawa sahabatmu akan berakhir!" titah seorang pria paruh baya tanpa ada rasa ragu saat memerintahkan putrinya untuk melakukan semua ini.
Tubuh gadis yangbtak lain adalah Rui itu kini bergetar hebat ketika mendengar perintah dari papanya sendir, Kin Izumi. Senjata laras panjang yang masih berada pada genggamannya kini terjatuh begitu saja. Sungguh gadis itu tak tau harus berbuat apa saat ini.
"Papa ... tolong jangan ... aku akan menerima hukuman dari papa, tapi jangan seperti ini. Jika aku salah membidik sedikit saja, nyawa Nick akan sangat dalam bahaya." ucap Rui dengan lirih dan sepasang manik-manik itu sudah semakin berair.
"Lakukan dengan baik jika tak mau nyawa Nick melayang!" tandas Kin Izumi dengan suara yang kembali menggelegar. "Cepat ambil senjatamu!"
Kali ini Rui benar-benar sudah menangis, namun tak ada pilihan lain selain mengikuti perintah dari sang papa. Gadis muda yang hampir mirip sekali dengan Kagami Jiro ini mulai mengambil kembali senjata laras panjangnya yang sempat terjatuh.
Perlahan Rui mulai mengarahkannya pada Nickhun yang sudah berdiri dengan tegap dengan apel merah yang sudah bertengger dengan manis di atas kepalanya.
Rui masih begitu ragu dan takut untuk melakukan semua ini. Namun saat pandangannya bertemu dengan Nickhun, pemuda itu tersenyum dan mengedipkan sepasang matanya pelan seolah mengatakan, "Ayo lakukan, Rui! Kamu pasti bisa melakukannya dengan baik!"
Rui mulai memejamkan sepasang matanya dan menggigit bibir bawahnya untuk beberapa saat. Namun dia mulai membuka matanya kembali dan mengarahkan kembali senjata laras panjang itu ke arah Nickhun.
Rui mulai mengambil nafas panjang lalu melepaskannya dengan perlahan. Perlahan gadis ini mulai sedikit memiringkan kepalanya dan mulai menempatkan sasaran bidikannya dengan hati-hati. Sebuah pelatuk mulai ditariknya perlahan dengan jari telunjuk kanannya. Dan ...
TAR ...
KRRAAKK ...
Sebuah peluru yang berasal dari senjata laras panjang itu mulai meluncur di udara dan mengenai sesuatu.
"Nickkk!!" Rui mulai terbangun dari tidur malamnya dengan nafas naik turun serta peluh yang sudah membasahi seluruh tubuhnya.
Rupanya gadis itu baru saja bermimpi akan masa lalunya saat dia berada di desa Wang Nam Khiao, disaat dia mendapatkan sebuah hukuman dari Kin Izumi yang begitu ekstrim, karena membahayakan nyawa Nickhun.
Rui mulai mengusap rambut panjangnya ke belakang dan mulai mengatur nafasnya kembali. Setelah itu gadis cantik itu mulai meraih segelas air mineral yang sudah tersedia di atas nakas lalu meneguknya.
"Huft ... mengapa aku bermimpi hal seperti itu? Aku bahkan benci sekali saat mengingat semua itu! Aku hampir saja membuat Nick celaka saat itu." gumam Rui mulai memejamkan matanya kembali.
Namun tiba-tiba saja beberapa notifikasi pesan mulai terdengar, menandakan jika ada beberapa pesan masuk pada ponselnya. Meskipun sebenarnya masih sangat mengantuk, namun akhirnya Rui mengambil ponsel itu karena cukup merasa penasaran dan ingin tau, siapa yang tiba-tiba saja mengirimkan pesan untuknya selarut ini.
Namun tiba-tiba saja sepasang mata dengan pupil kecoklatan yang pada awalnya masih merasa sedikit mengantuk, kini mulai sedikit membulat sempurna ketika melihat beberapa foto yang dikirimkan oleh sebuah nomor baru lagi. Foto-foto itu adalah foto Rui saat berada di kafe bersama dengan Nickhun.
"Siapa yang memotret semua ini?" gumam Rui masih melihat foto-foto itu.
TRING ...
Sebuah notifikasi kembali terdengar. Dengan cepat Rui segera membuka pesan itu.
Kin Rui ... Viollete Karimova putriku ... aku selalu mengawasimu kapanpun dan dimanapun kamu berada. Aku bisa saja melenyapkanmu kapan saja. Namun sebenarnya aku sangat menyayangimu, Putriku. Dan hanya satu pintaku, kembalilah padaku. Mari memulai hidup bersama lagi. Aku akan menjadi papa yang baik untukmu, Putriku. Kin Izumi.
Pesan itu cukup membuat Rui merasa gelisah kembali. Foto-foto itu bahkan terlihat diambil dari jarak yang cukup dekat. Namun Rui sama sekali tidak menyadari jika ada seseorang yang mencurigakan saat itu.
"Ugh!! Mengapa aku tak menyadari semua itu? Sebenarnya siapa yang mengambil foto-foto itu? Mengapa Kin Izumi selalu saja melakukan hal-hal seperti ini? Menginginkan seorang putri dari musuh bebuyutannya? Huhh ... rasanya itu bukanlah dirinya saja! Lebih terlihat seperti dia yang hanya ingin membuat hidupku merasa tidak tenang saja. Apakah itu memang tujuannya?" gumam Rui memijit keningnya dengan mata yang terpejam.
"Berpikirlah dengan tenang, Rui. Jangan terkecoh olehnya, Rui! Dan sebaiknya kamu istirahat dulu!" ucapnya kepada dirinya sendiri.
...🍁🍁🍁...
Kazuma terlihat sedang berada di salah satu ruangan rumah besarnya, dan menghabiskan waktunya dengan melukis. Kali ini dia ditemani oleh Li Jingyi yang kebetulan sedang berkunjung ke Jepang bersama dengan kedua orang tuanya.
Li Jingyi adalah putri semata wayang dari adik kedua Kagami Jiro-Christal, yang menikah bersama dengan seorang idol besar besar China yang bernama Li Zeyan. Dan usia Li Jingyi dan Kazuma adalah sepantaran.
"Wah! Lukisanmu sungguh sangat bagus dan luar biasa, Kazuma! Kamu sangat berbakat ya! Kamu les melukis, Kazuma?" puji Li Jingyi merasa takjub.
Gadis manis dengan rambut sebahu itu terlihat begitu berbinar saat menatap lukisan milik Kazuma.
"Terima kasih, Jingyi. Aku tidak les kok. Aku hanya melakukan hal seperti ini disaat sedang bosan dan sesuai instingku saja. Hehe ..." jawab Kazuma mulai meletakkan kuasnya setelah beberapa saat yang lalu kuas itu menggoreskan warna-warna indah di atas kanvas putih itu.
"Tapi semua itu sungguh luar biasa!" ucap Li Jingyi masih menatap takjub lukisan itu.
"Hehe ... terima kasih, Jingyi. Oh iya. Jingyi, sebentar lagi kak Rui akan ulang tahun. Kira-kira aku berikan kado apa ya?" tanya Kazuma tiba-tiba.
"Kado untuk seorang wanita dewasa ya. Hhm ..." Li Jingyi memutar sepasang bola mata beningnya dan mulai memikirkan sebuah hadiah yang tepat untuk diberikan untuk Rui.
Gadis itu terlihat begitu manis dan imut, sangat mirip dengan sang ibu dan ayah yang memang begitu cantik dan tampan ( yang penasaran seperti apa ayah dan ibu Li Jingyi bisa intip ke karya Never Say Good Bye ya. Dan tentunya nggak akan kalah keren. Hehe ...)
"Bagaimana jika kita pergi mencari kado bersama? Kamu bisa memberikan sebuah tas, jam tangan, parfum, perhiasan atau barang wanita dewasa lainnya lagi." ucap Li Jingyi mengusulkan.
"Baiklah!! Ayo kita pergi, Jingyi! Temani aku yuk!" sahut Kazuma begitu bersemangat dan segera meninggalkan ruangan itu bersama Li Jingyi.
"Oke!!"
Kedua remaja itu mulai memerintahkan sopir dan pengawalnya untuk mengunjungi sebuah tempat perbelanjaan untuk mencari hadiah ulang tahun."
...🍁🍁🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸
waduh Rui mimpi Nick di tembak kah
2023-01-19
1
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
ternyata Rui hnya mimpi
2023-01-17
1
⍣⃝కꫝ🎸Riza🌍ɢ⃟꙰Ⓜʜ֟͜͡ᴠE𝆯⃟🚀⚔️⃠
sekaLian ikLan ya kak otHor🤭🤭
2022-12-22
0