Ryuga mulai meraih dan memeluk tubuh Rui hingga akhirnya mereka berdua jatuh berguling bersama. Dan tepat disaat itulah suara tembakan dari sebuah sniper mulai terdengar dan menembus kaca yang berada tepat dimana Rui berdiri tadi.
TAR ...
PRANG ...
Rui yang terjatuh dan berada di atas tubuh Ryuga kini masih menoleh menatap pecahan kaca pada gedung ini dan masih merasa cukup terkejut atas serangan dari seseorang yang sengaja ditujukan untuknya.
"Syukurlah aku tidak terlambat. Huft ..." ucapan dari Ryuga yang masih berada di bawah Rui dan masih menatap pecahan kaca itu seketika membuat Rui tersadar dan segera bangun kembali.
Dengan cepat Rui segera berdiri di tepian pagar pembatas untuk mencari tau apa yang sedang terjadi di seberang gedung yang kira-kira berjarak 200 meter dari gedung tempatnya berpijak saat ini.
Namun rupanya Rui tak menemukan apapun di seberang gedung, atau mungkin pelaku sudah bersembunyi atau bahkan sudah melarikan diri.
"Siapa yang melakukan semua ini? Apakah itu Kin Izumi?" gumam Rui pelan dan masih berusaha untuk mencari petunjuk lainnya.
Rupanya Ryuga sudah duduk jongkok di dekat pecahan kaca itu dan mulai memungut sesuatu. Yaitu sebuah peuru berwana silver dan memiliki bentuk pada bagian ujung yang sedikit tajam. Ujungnya sangat runcing di bagian depan dengan bagian belakang yang terlihat sedikit lebih besar.
"Amunisi ini adalah salah satu peluru andalan dari Death Eyes! Peluru yang cukup mematikan!" gumam Ryuga masih mengamati peluru silver itu dengan begitu serius.
Ryuga maupun seluruh keluarga dari Doragonshadou, pastinya sudah begitu hafal dengan jenis peluru andalan milik Death Eyes. Sebuah yakuza yang pernah dipimpin oleh Kin Izumi.
Sebuah yakuza terbesar kedua yang merupakan musuh bebuyutan dari Doragonshadou, namun bergerak secara transparan dan sangat merugikan semua orang! Sangat berbeda dengan Doragonshadou yang terlahir untuk membantu pemerintahan Jepang mewujudkan perdamaian!
Yeap, selama ini Death Eyes memiliki peluru yang cukup unik dan hanya dimiliki oleh Death Eyes saja. Bentuk peluru ini membuat peluru ini dapat melesat dengan begitu cepat dan memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi.
Dan orang yang terkena peluru ini pasti seketika akan terluka parah. Target yang terkena peluru tajam mereka ini akan sangat memerlukan perawatan dengan segera mungkin. Pendarahan yang terjadi akibat dari tembakan itu tidak akan mudah untuk dihentikan.
Kondisinya akan semakin gawat jika peluru tersebut melukai organ vital target sasarannya. Oleh karena itu, perawatan medis sangat dibutuhkan sesegera mungkin agar luka itu bisa segera ditutup dengan baik.
Karena semua itu adalah salah satu siasat dari Death Eyes. Mereka sudah sangat mempertimbangkan semuanya dengan baik untuk menjatuhkan lawannya dengan baik dan cepat.
Dan alasan lain mengapa Death Eyes memakai jenis peluru dengan bahan seperti ini adalah karena bahannya yang tahan karat dan memiliki tingkat kekerasan yang sangat baik. Peluru tajam ini juga sangat simple dan biasa dipakai untuk jenis senjata api yang berukuran cukup kecil.
Namun meskipun begitu desainnya yang aerodinamis membuatnya sangat akurat. Karena Death Eyes yang dibawah pimpinan Kin Izumi adalah sebuah yakuza yang cukup kuat dan juga sangat cerdik.
"Death Eyes lagi?" ucap Rui mulai jongkok di dekat Ryuga.
"Benar!! Hanya mereka yang memiliki peluru seperti ini." imbuh Ryuga mulai menimang-nimang sebuah jenis peluru yang terbuat dari bahan dasar logam yang didesain dengan lapisan kuningan agar tidak mudah meleleh ketika sedang ditembakkan.
Dengan cepat Rui segera menghubungi salah satu anak buahnya dengan ponselnya. Tak butuh waktu yang lama, kini panggilan itu sudah diangkat oleh seseorang di seberang.
"Halo, Nona Rui." sapaan seorang pria dengan nada yang begitu rendah mulai terdengar.
"Tolong periksa Yokohama hotel sekarang juga! Cari tau siapa yang baru saja menggunakan sebuah sniper untuk menyerangku yang saat ini sedang berada di Dandelion Cafe and Karaoke!" titah Rui dengan penuh penekanan.
"Baik, Nona Rui. Kami akan segera memblokir dan menutup seluruh akses keluar seluruh Yokohama hotel sekarang juga."
"Hhm!! Lakukan dengan cepat!" sahut Rui lalu mulai mengakhiri panggilan itu.
Ryuga dan Rui segera kembali dan mendatangi teman-temanya. Kali ini mereka mulai bergerak dan menuju ke Yokohama Hotel untuk mencari pelaku penembakan yang sudah menargetkan Rui.
Sayangnya seluruh rekaman saat itu rupanya tak berfungsi. Dan sepertinya seseorang sudah dengan sengaja merusaknya. Beberapa saat mereka sudah berusaha untuk menggeledah dan mencari tau penembak itu, namun meneka tak menemukan apapu. Bahkan sniper itu juga tak mereka sama sekali.
"Ini sungguh aneh sekali. Seluruh pintu sudah diblokir. Dan mereka sudah menutup seluruh akses keluar. Namun dari seluruh tamu kamar Yokohama Hotel tak ada satupun yang bisa dicurigai. Lalu? Dimana orang itu? Bahkan senjatanya juga tak bisa ditemukan." gumam Roy kebingungan.
"Apakah disini tak ada ruangan rahasia lainnya lagi? Seperti ruang bawah tanah mungkin?" tanya Rui kepada salah satu petugas keamanan hotel yang saat ini sedang membantunya.
"Tidak ada, Nona. Semua ruangan yang ada hanyalah itu saja. Dan kami sudah memeriksa semuanya. Bahkan seluruh jalan keluar sudah diblokir. Tak ada satupun tamu hotel yang meninggalkan hotel ini, Nona." jawab petugas keamanan hotel itu lagi.
"Ini sunggu aneh sekali." gumam Ryuga dengan kening berkerut.
Aya dan Lay Zhang terlihat mulai berlari mendatangi Rui, Roy dan Ryuga kembali. Dan sepertinya mereka berdua barunsaja memeriksa suatu tempat.
Namun tak sengaja Aya malah menabrak seorang petugas kebersihan yang sedang mendorong troli yang berisi dengan beberapa alat kebersihannya. Petugas kebersihan yang masih cukup muda itu mulai merapikan dan memunguti kembali beberapa barangnya yang terjatuh di atas lantai karena tertabrak oleh Aya
"Maaf. Aku tidak sengaja." Ucap Aya yang juga membantu mengambilkan beberapa barangnya yang terjatuh.
Petugas kebersihan itu hanya tersenyum ramah dan mengangguk pelan lalu mulau berlalu kembali dengan mendorong trolinya.
"Kami juga tak menemukan apapun pada area basement." ucap Lay Zhang melaporkan.
"Sepertinya ada yang tidak beres." gumam Roy mencoba memikirkan sesuatu.
Mereka masih terlihat begitu kebingungan karena tak bisa menemukan pelaku penembakan itu.
Sementara itu, seorang petugas kebersihan yang rupanya ditabrak oleh Aya tadi, kini mulai mengambil beberapa kantong plastik hitam yang berisi dengan sampah. Pria itu membawa kantong-kantong itu dan bersiap untuk membuangnya pada sebuah mobil sampah yang selalu rutin datang di setiap harinya.
Namun tiba-tiba saja pria itu segera memasuki kursi samping kemudi dan malah ikut bersama mobil sampah itu meninggalkan Yokohama Hotel. Pandangannya terlihat begitu dingin dan tajam menatap lurus ke depan.
Lalu perlahan pria itu mulai melepas topeng wajah silikonnya, hingga kini wajah aslinya mulai terlihat, yaitu seorang pria paruh baya yang kira-kira berusia 50 tahun.
...🍁🍁🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸
sultan mah bebas
2023-01-17
1
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
wa itu siapa ya yang selalu bikin masalah
2022-12-29
0
⍣⃝కꫝ🎸Riza🌍ɢ⃟꙰Ⓜʜ֟͜͡ᴠE𝆯⃟🚀⚔️⃠
tuuuuH kHaaan beNeeeR
nyamaR jaDi petuGas kebErsiHAn🙄🙄🙄🙄🙄
yaH LoLoos Lagiii
2022-12-20
0