Rui mulai mengambil nafas panjang lalu mengeluarkannya perlahan. Sebenarnya Rui masih terlihat begitu ragu untuk menyampaikan hal ini kepada sang ayah, karena Rui merasa khawatir akan membuat sang ayah merasa kecewa.
Namun sepertinya Rui tak memiliki pilihan lain selain menyampaikannya kepada sang ayah. Karena Rui sangat ingin memperbaiki hubungannya bersama adik-adiknya.
Lagipula selama ini Rui juga tak pernah berharap atau bermimpi untuk menjadi seorang pemimpin utama dari Doragonshadou yang begitu legendaris itu.
Bagi Rui jabatan, harta, tahta, dan semua fasilitas mewah itu sangatlah tidak berharga sama sekali untuknya. Karena yang Rui harapkan adalah kehangatan dan keutuhan keluarga yang dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang.
"Ayah. Ada yang ingin aku bicarakan ..." ucap Rui dengan nada yang begitu pelan dan rendah.
"Katakan saja, Sayang. Ayah akan mendengarkannya." sahut Kagami Jiro dengan seulas senyum dan segera menutup laptopnya, agar pekerjaan tak mengganggu waktunya bersama sang putri.
"Aku ingin mengundurkan diri sebagai pemimpin Doragonshadou, Ayah ..." ucap Rui begitu hati-hati dan berharap sang ayah akan menerima keputusannya.
Kagami Jiro mengkerutkan keningnya menatap sang putri, membuat guratan-guratan halus itu semakin telihat begitu nyata, menadakan jika Kagami Jiro sudah tak muda lagi.
"Ada apa, Rui? Mengapa tiba-tiba kamu ingin mengundurkan diri?" tanya Kagami Jiro mulai menautkan kedua kemarinya namun masih menatap lekat sang putri.
"Aku hanya ingin menjadi pekerja biasa saja, Ayah. Lagipula aku adalah seorang gadis. Akan lebih pantas jika Kenzi saja yang menggantikan ayah sebagai pemimpin utama Doragonshadou." jawab Rui dengan begitu hati-hati.
"Hhm ... sebenarnya mengenai hal ini ayah sudah mempertimbangkannya terlebih dulu. Dan sebenarnya Kenzi-lah yang sudah menyarankan kepada ayah agar menjadikanmu penerus ayah." ucap Kagami Jiro yang cukup membuat Rui begitu terkejut.
"Biar bagaimanapun, saat ini kamu adalah putri tertuaku secara sah. Dan ayah juga tidak mau berpikiran kolot. Karena sebuah organisasi atau apapun itu bisa dipimpin oleh seorang gadis. Tidak ada perbedaan antara pria maupun wanita! Karena wanita juga memiliki kesempatan yang sama seperti pria!" ucap Kagami Jiro dengan suara khasnya yang begitu besar dan berwibawa.
"Kamu ... tidak boleh mengundurkan diri! Kamu sudah sangat ayah percaya untuk memimpin Doragonshadou. Bahkan Kenzi juga sangat mempercayaimu, Rui ..." imbuh Kagami Jiro yang semakin membuat Rui tak berkutik lagi.
"Benar sekali! Kamu tidak boleh mengundurkan diri, Kak!" tiba-tiba saja mulai terdengar suara seorang pemuda yang begitu jernih dan nyaring.
Kini Kagami Jiro dan Rui mulai beralih menatap pemuda itu, dan rupanya Kenzi sudah berdiri tak jauh dari Rui. Seorang pemuda yang memiliki wajah sama persis dengan Kenzou, namun penampilan mereka berdua sedikit berbeda.
Jila Kenzi lebih menyukai gaya berpakaian formal dan rapi dengan setelan jas, maka Kenzou akan lebih menyukai pakaian kasual yang sangat santai. Kalaupun saat pergi ke kantor, Kenzou akan mengenakan blazer, atau paling maksimal pria dingin itu akan mengenakan kemeja yang dipadankan dengan sebuah rompi tanpa lengan.
Sebenarnya gaya rambut mereka juga sangat berbeda! Jika Kenzi lebih menyukai gaya rambut yang disisir rapi dengan sedikit minyak rambut, maka Kenzou lebih memilih gaya rambut sedanya tanpa dia ubah-ubah.
"Kenzi ... tapi ..." sela Rui merasa begitu segan karena kehadiran dirinya di dalam keluarga Kagami seolah sudah merebut posisi itu dari Kenzi.
"Aku merekomendasikan kakak kepada ayah karena aku cukup mengetahui kehebatan kakak! Kak Rui bukan hanya hebat dalam hal bela diri saja, namun kak Rui juga bergerak dengan mempertimbangkan segala hal. Karena kakak adalah seorang genius! Kakak pantas untuk mendapatkan semua itu." ucap Kenzi tersenyum tipis menatap Rui.
"Kenzi, tapi kakak tidak ingin merebut ini darimu ... kakak hanya ingin menjadi kakak yang baik untuk kalian. Kakak mohon padamu ... jangan seperti ini ..." ucap Rui begitu lirih dan sepasang manik-manik itu sudah mulai berkaca-kaca menatap Kenzi.
"Jika kak Rui ingin menjadi kakak yang baik untuk kami, maka patuhi perintah dari ayah! Berikan contoh untuk kami jika kakak berbakti kepada ayah ..." ucap Kenzi yang seketika membuat Rui merasa skak mat dan tak memiliki pilihan lain lagi.
"Hhm. Baiklah. Sekarang ayah harus segera pergi untuk menemui seseorang. Kalian segera kembalilah ke ruangan kalian masing-masing. Dan malam ini jangan ada yang pulang terlambat! Karena kita akan mengadakan sedikit pesta perayaan di rumah untuk menyambut Kazuma!" ucap Kagami Jiro mulai beranjak dari segera meninggalkan ruangan ini.
Rui masih saja berdiri mematung selama beberapa saat, hingga akhirnya ucapan dari Kenzi mulai membuyarkan lamunannya.
"Kak Rui. Aku akan kembali ke ruanganku. Jika masih ada yang membuat kakak bingung, jangan sungkan untuk menemuiku. Aku akan selalu membantu kakak. Jangam khawatir ..." ucap Kenzi dengan ramah dan mulai berlalu.
"Kenzi ..." sergah Rui tiba-tiba dan membuat Kenzi kembali menghentikan langkah kakinya.
"Ya, Kak Rui?" sahut Kenzi mulai berbalik kembali.
"Kakak harap kita bisa akrab. Sebenarnya kakak hanya ingin kita semua ..." ucap Rui belum menyelesaikan ucapannya dengan sempurna karena tiba-tiba saja pintu kembali terbuka.
Dan kali ini rupanya Kenzou yang memasuki ruangan ini. Seperti biasanya, raut wajahnya selalu terlihat dingin. Terlebih jika melihat sesuatu yang sangat tidak dia sukai di hadapannya.
"Dimana ayah, Kak Kenzi?" tanya pria dingin itu tak menghiraukan keberadaan Rui sama sekali.
"Ayah baru saja pergi karena ada sebuah janji bertemu. Ada apa, Kenzou?" ucap Kenzi balik bertanya.
"Ibu mengbunginya dari tadi. Namun ayah tak mengangkat panggilannya sama sekali." jawab Kenzou mulai meraih ponselnya kembali dan segera melakukan sesuatu dengan ponsel canggihnya itu.
"Mungkin saja karena sedang di jalan makanya ayah tidak mengangkatnya. Nanti akan aku sampaikan padanya jika ayah sudah kembali." jawab Kenzi.
"Oh ... okay, Kak. Sebentar, ibu menelpon. Aku akan mengangkatnya dulu." sahut Kenzou mulai mengangkat panggilan dari sang ibu dan mulai melenggang meninggalkan ruangan ini kembali.
"Uhm. Aku juga akan kembali. Sampai jumpa, Kenzi." ucap Rui memutuskan untuk segera kembali ke ruang kerjanya kembali.
...🍁🍁🍁...
Rui yang sedang berjalan melewati parkiran di sebuah gedung khusus, kini mulai di hadang oleh seorang pemuda yang sepertinya memang sudah menunggunya sejak dari tadi.
Pemuda yang pada awalnya menyandarkan tubuhnya pada dinding gedung itu, kini mulai berdiri dengan tegap dan menyematkan kedua jemarinya pada saku celana drill berwarna gelap itu.
Wajahnya terlihat begitu dingin dengan sorot matanya yang begitu tajam menatap Rui. Rui yang menyadari akan keberadaan dari pemuda itu kini mulai menghentikan langkah kakinya dan menatap lekat pemuda itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸
bener kan demi hubungan dengan saudara nya membaik Rui mau mengalah
2022-12-27
0
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
siapakah pemuda yang menunggu Riu
2022-12-20
0
Luo Kai ⍣⃝కꫝ 🎸
es kutun semoga segera mencair. atau bawain kompor aja rui 🏃♀️🏃♀️
2022-12-10
1