Rindu tengah asik mengobrol bersama kedua temannya, tiba-tiba ponsel Rindu berbunyi.
"Klunting klunting." Rindu mengambil ponselnya dan melihat ponselnya, ternyata Ari yang meneleponnya.
"Siapa Rin?" Tanya Nada melihat ponsel Rindu.
"Ciee, ditelpon sama calon Suami." Goda Nada
"Buruan angkat Rin, jangan lupa di loadspeaker ya." Melli menimpali.
"Sttttt Kalian itu ngomong apa sih?" Rindu menyuruh kedua temannya untuk diam, Rindu pun menjauh dari kedua temannya. Tetapi Mereka mengikuti langkah Rindu.
"Hallo Kak." Sapa Rindu.
"Kerasin dong suaranya." Bisik Nada menguping pembicaraan Rindu.
"Hallo Rindu, besok Aku mau ajak Kamu pergi ke suatu tempat sebentar Kamu gak keberatan kan?" Tanya Ari.
"Tumben Kak Ari lembut sama Aku, biasanya Dia jutek banget." Batin Rindu.
"Wah diajak pergi dong." Ucap Melli memukul pundak Nada karena merasa gemas.
"Halo Rindu? gimana?" Tanya Ari yang tak juga mendapatkan jawaban dari Rindu.
"Bukannya besok ada acara siraman ya Kak?" Tanya Rindu.
"Iya, acara siraman sore hari. Kita berangkat pagi-pagi banget sebentar aja. Nanti biar Aku yang bilang sama Om Dimas dan juga Tante Lia." Terang Ari.
"Yaudah deh Kak, besok pagi-pagi banget Aku siap-siap." Rindu memenuhi permintaan Ari.
"Jangan lupa bawa pakaian yang sopan dan pakai hijab ya." Ucap Ari.
"Iya Kak." Jawab Rindu.
"Yaudah, Aku mau ngomong itu aja." Ucap Ari kemudian menutup teleponnya tanpa mengatakan kata-kata manis sebelum tidur atau sekedar selamat beristirahat.
"Kok gak ada ucapan selamat tidur atau semacamnya ya." Ucap Melli menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Jangan pernah berfikir kayak gitu, mana mungkin orang secuek Dia bisa ngucapin kata-kata manis. Mustahil tau nggak." Rindu melemparkan tubuhnya ke atas ranjang.
"Tapi Dia mau ajak Kamu kemana ya Rin? kok pagi-pagi banget." Tanya Nada.
"Aku juga gak tau si, turutin ajalah. Oh iya, Kalian besok Aku tinggal sebentar ya. Gak papa kan?" Ucap Rindu.
"Iya gak papa, lagian di rumah Kamu juga ada banyak orang kan? jadi Kita gak kesepian." Ucap Melli.
"Aaaa Kalian bener-bener bestiee Aku deh." Rindu memeluk kedua sahabatnya.
"Oh iya Rindu, Farel udah Kamu kasih tahu belum tentang pernikahan ini?" Tanya Nada.
"Aku gak bilang sama Dia, Aku takut Dia nekat dan hancurin semuanya. Aku akan kasih tahu Dia, setelah Aku udah sah menjadi Istri Kak Ari. Jadi Dia gak akan ganggu Aku lagi." Jawab Rindu.
"Iya sih, itu ide bagus." Ungkap Nada setuju dengan rencana Rindu.
Mereka mengobrol hingga tidak sadar telah ketiduran, Pagi telah tiba. Rindu mematikan alarmnya yang berbunyi. Ia melaksanakan shalat subuh kemudian bersiap-siap. Begitu pula dengan Nada dan Melli yang membantu Bu Lia mempersiapkan pernikahan.
Mobil Ari telah tiba di kediaman Rindu, Ia masuk dan berbicara dengan Pak Dimas. Pak Dimas pun memanggil Rindu. Rindu telah rapi dengan hijabnya.
"Rinduuuu, Kamu dicariin Ari ni." Panggil Pak Dimas.
"Iya Pa." Rindu kemudian menghampiri Pak Dimas dan Ari.
"Terimakasih Om Dimas, kalo gitu Kita pergi dulu. Titip salam untuk Bu Lia." Ari berpamitan kepada Pak Dimas, begitu juga dengan Rindu.
"Hati-hati dan segera pulang." Pesan Pak Dimas.
Ari dan Rindu pun masuk ke dalam mobil dan Ari melajukan mobilnya keluar dari kompleks perumahan.
"Sebenarnya Kakak mau ajak Aku kemana sih?"Tanya Rindu yang penasaran Ari akan membawanya kemana.
"Nanti juga Kamu tahu." Jawab Ari singkat, benar-benar jawaban yang membuat Rindu kesal.
Ari memarkirkan mobilnya di tempat pemakaman, dalam hatinya Rindu bertanya-tanya. Untuk apa Ari membawanya ke pemakaman.
Mereka pun turun dari mobil, Rindu mengikuti langkah Ari yang berhenti di makam kecil bertuliskan nama Ara.
Ari berjongkok di samping makam tersebut kemudian mengusap batu nisan dengan penuh kasih sayang.
Rindu pun ikut berjongkok di samping makam tersebut.
"Sebelum Kita menikah, Aku ingin memperkenalkan Kamu dengan Adik kembaran Aku yang udah meninggal, namanya Ara." Ucap Ari.
"Jadi ini makam Adik Kamu?" Tanya Rindu yang terkejut, Ia baru mengetahui bahwa ternyata Ari memiliki Saudara kembar dan Ia pernah kehilangan.
"Ara, Kakak kesini bawa calon Kakak Kamu. Kakak harap Kamu ikut bahagia disana." Batin Ari.
"Yaudah, Kita kirim doa untuk Adik Aku ya." Ucap Ari kemudian memimpin doa.
Setelah selesai berdoa, Ari pun mengantarkan Rindu pulang ke rumahnya karena masih ada berbagai rangkaian acara.
Di kediaman Rindu
Acara siraman dilaksanakan di rumah Rindu, Pak Dimas mengawali prosesi tersebut. Tangis tak dapat terbendung ketika Pak Dimas membisikkan kata yang membuat Rindu terharu.
"Papa senang, akhirnya besok Papa akan melihat Putri Ayah dinikahi oleh laki-laki yang akan menggantikan Papa, Papa akan melepaskan Kamu sebagai Putri kecil Papa. Sekarang Kamu sudah dewasa. Papa tahu Papa gak akan bisa terus menjaga, melindungi Kamu secara langsung. Tapi cinta Papa abadi untuk Kamu Nak." Ucap Pak Dimas.
"Selamanya juga, Papa adalah cinta pertama untuk Rindu, Papa gak akan pernah tergantikan oleh siapapun." Ucap Rindu.
"Jangan cengeng dong, masak udah mau jadi Istri orang masih nangis aja." Pak Dimas mengusap air mata Putrinya.
Setelah Pak Dimas melakukan siraman, kini giliran Bu Lia yang menyiramkan air ke tubuh Putrinya.
Bu Lia mengecup kening Putrinya penuh haru.
"Cepet banget Putri Mama tiba-tiba udah mau menikah, rasanya baru kemarin Mama mengandung Kamu, gendong Kamu. Sekarang tiba-tiba Kamu udah mau menikah. Waktu berlalu cepat sekali." air mata haru membasahi pipi Bu Lia.
"Makasih ya Ma, Mama adalah Wanita terhebat untuk Rindu." Ucap Rindu menghapus air mata Bu Lia.
Setelah kedua orang tua dan dari anggota keluarga, kini tiba saatnya Melli dan Nada mendapatkan kesempatan untuk melakukan siraman kepada Rindu.
Mereka memeluk tubuh Rindu yang telah basah karena siraman.
"Makasih ya, Kalian udah nemenin Aku dari semester satu sampai sekarang. Kalian adalah teman terbaik buat Aku." Ucap Rindu berterimakasih kepada Melli dan Nada.
"Kita seneng banget, akhirnya Kamu akan segera menikah. Tapi jujurly Kita pasti akan ngerasa kehilangan banget karena Kamu pasti jadi jarang main sama Kita." Rengek Melli.
"Iya, nanti siapa yang cerewet kayak Ibu-ibu kost yang narik uang kos,kalo Kamu gak ada?" Protes Nada yang membuat Rindu tertawa.
"Emang Aku kayak gitu?" Tanya Rindu.
"Iya, bener kok kata Nada. Kita pasti bakal kangen banget sama Kamu." Ucap Melli.
"Aku berharap semoga Kita masih bisa kumpul dan melakukan hal-hal yang gak jelas lagi setelah ini." Harap Rindu.
"Aku juga berharap gitu, pokoknya selamat untuk Rindu." Ucap Nada menambahi.
bersambung........
bagaimana kelanjutan kisah dari Ari dan Rindu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments