Setelah menerima telepon dari Bu Kesya, Ari pamit kepada Pak Dimas untuk pulang. Bu Kesya meminta Ari agar pulang lebih awal karena rencananya malam ini Keluarga Mereka akan datang melamar Rindu. Ari pun batal pergi ke pameran seni, begitu pula dengan Putra. Setibanya di rumah, Bu Kesya sudah menunggu Ari di ruang tamu.
"Akhirnya Kamu pulang juga." Ucap Bu Kesya.
"Bukannya ke rumah Tante Lia masih nanti malam ya Ma? kenapa udah harus siap sekarang?" Tanya Ari.
"Kakakkkkkk selamat ya, finally Kak Ari mau nikah juga. Tasya turut bahagia." Tasya memeluk Kakaknya manja.
"Kayaknya Kamu seneng banget." Ucap Ari yang melihat Tasya begitu bahagia dengan rencananya melamar Rindu.
"Iya dong, jelas Tasya senang kalo Kakak bisa mendapatkan jodoh yang terbaik. Aku kenal sama Rindu Dia itu cantik dan baik kok Kak, jadi Tasya seneng deh." Ucap Tasya.
"Tapi perlu Kamu ingat, belum tentu Dia bisa menerima Kakak. Kita kan hanya mencoba." Ucap Ari kemudian meninggalkan Bu Kesya dan Tasya.
"Ih Kakak ma gitu, belum maju udah pesimis." Ledek Tasya.
"Udah-udah, jangan goda Kakak Kamu terus. Lebih baik Kamu siap-siap sana." Ucap Bu Kesya meminta Tasya untuk bersiap.
Di Rumah Rindu
Pak Dimas memapah Rindu yang masih kesulitan berjalan masuk ke dalam rumah, Mereka telah disambut oleh Bu Lia yang telah diberitahu oleh Pak Dimas bahwa Rindu baru saja mengalami kecelakaan.
"Yaampun Rindu, kenapa sih Kamu itu suka banget jatuh?" Protes Bu Lia.
"Mama, kok malah ngomong gitu si. Emangnya Rindu seneng apa jatuh? bukannya khawatir malah bilang gitu." Protes Rindu.
"Gak khawatir Kamu bilang? justru Mama bilang gini itu karena Mama khawatir Rindu." Jawab Bu Lia.
"Ma, Mama mau kemana sih? tapi banget?" Tanya Rindu yang melihat Bu Lia nampak rapi.
"Nanti itu mau ada tamu agung, jadi Kita harus menyambut dong Rindu, yaudah Ayo buruan Mama bantu Kamu siap-siap ya. Sebentar lagi tamunya datang." Ucap Bu Lia menuntun Rindu.
"Tamu Agung siapa sih Ma?" Tanya Rindu.
"Udah Kamu nurut aja. Nanti juga Kamu tahu." Jawab Bu Lia yang membuat Rindu bungkam karena Ia tahu jika Mamanya sudah berkata seperti itu maka Ia harus menemukan jawabannya sendiri. Rindu pun hanya mengikuti perintah Mamanya.
Di Rumah Ari.
"Tok...tok...tok...." Bu Kesya mengetuk pintu kamar Ari. Ari pun keluar dengan kemeja batik warna hitam. Benar-benar nampak manis hingga Bu Kesya terpesona.
"Yaampun, ganteng banget si Kamu Ri. Kamu cocok banget pake kemeja ini." Ucap Bu Kesya merapikan kemeja Ari.
"Mama, bisa aja." Ucap Ari memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
"Yaudah, Kita berangkat sekarang yuk. Nanti malah kemalaman." Bu Kesya menggandeng tangan Ari dan menariknya. Ari pun hanya menuruti perintah Mamanya.
Di Kamar Rindu
Rindu baru saja selesai bersolek, Bu Lia masuk ke kamarnya dengan membawakan gaun untuk Rindu.
"Cantik banget si Nak Kamu." Ucap Bu Lia merapikan rambut Putrinya.
"Iyalah, kan Mama juga cantik." Ucap Rindu balik menggoda Bu Lia.
"Ini, nanti Kamu pakai baju ini ya."Bu Lia menyerahkan gaun tersebut kepada Rindu.
Rindu terdiam menatap gaun tersebut, dalam hatinya bertanya sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi.
"Ma, ini sebenarnya ada apa sih?"Tanya Rindu.
Bu Lia duduk di ranjang dan menjawab pertanyaan dari Putrinya.
"Sebenarnya, hari ini ada yang akan datang untuk melamar Kamu." Ucap Bu Lia.
"Melamar? Ma, luka Rindu karena dikhianati aja belum sembuh. Gimana bisa ada seseorang yang tiba-tiba datang melamar Rindu." Protes Rindu yang masih belum siap menerima lelaki lain.
"Sayang, Mama tahu Kamu masih sulit menerima Lelaki lain. Tapi Kamu harus tahu bahwa Kita sebagai orangtua Kamu, ingin yang terbaik untuk Kamu."Ucap Bu Lia.
Rindu terdiam memikirkan perkataan Bu Lia. Bu Lia menepuk pelan pundak Rindu.
"Jangan jadikan ini beban Nak, keputusan sepenuhnya Mama serahkan ke Kamu. Kalo Kamu gak mau, Kita bisa tolak lamaran itu." Ucap Bu Lia kemudian meninggalkan Rindu sendiri di kamarnya.
"Sepertinya Mama berharap Aku terima lamaran itu, tapi Menikah itu keputusan yang berat. Aku harus gimana sekarang." Rindu berfikir Ia harus bagaimana.
Keluarga Pak Raka telah tiba di Rumah Rindu, Pak Dimas dan Bu Lia menyambut kedatangan Mereka.
"Silahkan duduk, biar Aku panggil Rindu dulu ya." Bu Lia kemudian menaiki tangga menuju kamar Rindu. Ia membuka pintu dan Rindu tengah berkaca di meja riasnya.
"Nak, Tamunya udah datang. Kamu udah siap?" Tanya Bu Lia yang melihat keresahan nampak jelas di wajah Rindu.
"Ingat pesan Mama, Katakan tidak kalau memang Kamu gak mau ya Nak. Mama gak akan paksa Kamu." Titah Bu Lia kemudian menggandeng Rindu dan menuntunnya agar turun ke bawah karena kaki Rindu yang masih sakit.
Cantik dan nampak anggun, itulah yang dapat menggambarkan Rindu saat ini. Ari terpesona melihat Rindu yang tampil berbeda.
"Wah Kak, coba liat deh Rindu cantik banget ya." Tasya mencoba menggoda Kakaknya.
Rindu duduk di samping Bu Lia, Pak Raka memulai berbicara mengenai niat kedatangannya ke Rumah Pak Dimas.
"Jadi Saya bersama keluarga datang kesini untuk melamar Rindu untuk Putra Saya Ari." Ucap Pak Raka.
"Kalo Saya, Saya serahkan ke Rindunya, gimana Nak? Kamu menerima Nak Ari menjadi calon suami Kamu atau tidak?" Tanya Pak Dimas.
"Terimakasih untuk keluarga Pak Raka karena sudah berniat baik. Tapi menikah adalah keputusan yang berat. Apalagi Aku dan Kak Ari sama-sama belum saling mengenal." Ucap Rindu mengutarakan isi hatinya.
"Jadi gimana keputusan Kamu Rindu?" Tanya Pak Dimas.
"Bicara saja jujur Nak, Kami menerima keputusan Kamu apapu itu." Bu Kesya menenangkan Rindu.
"Tolong kasih Rindu waktu untuk memikirkan ini semua, Ini terlalu mendadak buat Rindu." Ucap Rindu.
"Baiklah Nak, Kami sangat berharap Kamu mau menjadi menantu Kami karena Kami sayang sama Kamu Rindu. Tapi apapun keputusan Kamu, Kami akan terima." Bu Kesya menepuk bahu Rindu pelan.
"Terimakasih Om dan Tante udah mau ngertiin Rindu." Ucap Rindu.
Keluarga Pak Raka pun berpamitan untuk pulang karena telah menyampaikan hajatnya. Pak Dimas, Rindu dan Bu Lia mengantar kepergian Mereka hingga di teras rumah.
Sedari tadi Ari hanya terdiam tanpa bicara, ada rasa lega karena Ia tidak jadi bertunangan dengan Rindu, tetapi seperti ada rasa kecewa atas jawaban yang diberikan oleh Rindu.
"Kenapa Aku merasa seperti kecewa dengan jawaban dari Rindu, seharusnya Aku lega karena gak jadi menikah dengan Dia. Gak pasti Aku ngerasa kecewa karena mendapatkan sebuah penolakan."Batin Ari.
Bersambung.....
Apakah Rindu akan menerima Lamaran itu atau menolaknya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Mega Ahmadi
kak apa rindu cinta monyet Ari
2022-11-16
0