Di Kampus
Hari demi hari berlalu, pernikahan antara Ari dan juga Rindu semakin dekat. Hari ini adalah hari dimana Ari dan juga Rindu harus melakukan fitting baju pengantin. Rindu bersama kedua temannya telah menunggu Ari untuk menjemput Rindu. Melli dan Nada penasaran dengan sosok yang akan menjadi Suami dari sahabatnya itu.
Mobil Sports warna merah berhenti di depan Rindu. Ari keluar dari mobilnya, Ia masih mengenakan jas dan kemeja kerjanya yang membuat penampilannya semakin menarik.
Melli dan Nada terpesona akan ketampanan Ari.
"Wah ganteng banget, keren tajir lagi." Ucap Melli.
"Iya, kalo Aku diminta nikah sama Dia ma auto gak akan nolak." Jawab Nada.
"Ini sih jauh banget dari Farel Rin, Kamu beruntung banget." Melli benar-benar iri dengan keberuntungan Rindu.
"Aduh udah-udah, Kalian tu terlalu berlebihan tau nggak." Protes Rindu.
Ari kini telah sampai dan bertanya kepada Rindu.
"Gimana? Udah siap?" Tanya Ari.
"Udah Kak, oh iya Kak Ari kenalin Mereka berdua ini sahabat baik Aku. Yang Ini namanya Melli dan yang ini Nada." Rindu memperkenalkan kedua sahabatnya.
"Nama Saya Ari." Ucap Ari menjabat tangan Melli dan Nada.
"Seneng bisa kenal sama Kak Ari." Ucap Melli masih belum memalingkan pandangannya.
"Yaudah Kita berangkat sekarang aja, Saya harus segera kembali ke tempat kerja." Ucap Ari.
"Guys, Aku pergi dulu ya." Pamit Rindu.
"Iya, hati-hati." Melli dan Nada melambaikan tangannya.
"Enak banget ya Rindu, dapet calon suami paket lengkap." Ucap Melli.
"Iya, bikin iri aja." Jawab Nada.
Di tempat fitting
Setibanya di tempat fitting,Rindu diarahkan dan ditunjukkan beberapa gaun, beberapa kali Rindu mencoba gaun yang ada tetapi Ari hanya merespon dengan anggukan kepalanya.
"Kakak itu gimana sih? jadi Aku pake yang mana? semuanya dibilang bagus." Protes Rindu.
"Ya semuanya bagus, Kamu pilih aja yang Kamu suka." Jawab Ari sambil memainkan ponselnya.
"Yaudah kalo gitu, Saya mau gaun yang itu." Rindu menunjuk gaun yang terbuka.
"Yaudah, sesuka Kamu aja." Jawab Ari masih tidak memperhatikan Rindu.
"Yaudah, Mbak Saya mau coba yang itu." Ucap Rindu, Mereka pun membantu Rindu memakai gaun tersebut.
Rindu keluar mengenakan gaun tersebut dan meminta Ari untuk memberikan pendapatnya.
"Gimana Kak, Aku pakai ini aja ya." Pinta Rindu.
Ari hanya menganggukkan kepalanya.
"Kakakkkk coba lihat sebentar boleh? kalau Kakak sibuk sendiri lebih baik tadi Rindu pergi ke sini sendiri tau nggak." Protes Rindu.
Ari pun akhirnya menoleh dan melihat pakaian Rindu yang terbuka. Ari segera melepas jas miliknya dan memakaikan untuk Rindu.
"Jangan pakai ini, terlalu terbuka." Protes Ari.
"Ya habis Kakak sibuk sendiri, Kakak pikir Aku gak capek dari tadi ganti baju terus." Protes Rindu.
"Yaudah iya, biar Aku pilihin." Ari akhirnya mengalah dan memilihkan gaun untuk Rindu.
Setelah selesai memilih gaun yang akan dipakai, Rindu nampak masih kesal dengan Ari.
"Mau langsung balik aja, atau makan dulu?" Tanya Ari.
"Pulang aja." Jawab Rindu kesal.
"Yakin? kayaknya Kamu belum makan sejak pulang kampus. Emangnya gak laper?" Ari mengerti Rindu pasti lapar karena belum memakan apapun.
"Gak, Aku gak lapar." Jawab Rindu menutupi rasa laparnya.
Ari berhenti di sebuah Restoran, Ia turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran.
"Ngapain sih Dia malah masuk restoran, mana Aku gak diajak lagi. Masuk sendirian, masak Dia gak peka sih kalo Aku tu sebenarnya laper." Rindu menggerutu, sembari menunggu Ari kembali Ia pun memainkan ponselnya.
Tak berapa lama, Ari kembali dengan membawa bungkusan makanan. Ia memberikannya kepada Rindu.
"Aku tau Kamu laper, itu makan. Jangan sampai Tante Lia marah karena Aku ngebiarin Anaknya kelaparan." Ucap Ari melanjutkan perjalanannya.
"Yaudah, Makasih karena Aku menghargai Kamu jadi Aku makan, aslinya Aku gak lapar." Rindu gengsi mengakui jika Ia lapar. Rindu pun memakan makanan yang diberikan oleh Ari.
Setibanya di rumah Rindu, Bu Lia telah menunggu Mereka di halaman rumah. Ari dan Rindu turun dari mobil dan disambut oleh Bu Lia. Mereka mencium tangan Bu Lia.
"Gimana? udah nemu gaun yang pas?" Tanya Bu Lia mengelus pundak Putrinya.
"Udah kok Ma." Jawab Rindu tersenyum manis.
"Tante, Ari langsung pamit ya. Harus segera balik ke kantor untuk urus cuti." Ucap Ari meminta izin pulang.
"Oh iya, Hati-hati ya Ri." Ucap Bu Lia.
Ari mencium tangan Bu Lia dan kembali memasuki mobilnya, masih ada pekerjaan yang harus Ia selesaikan. Selain itu Ia juga harus mengurusi pengambilan cuti pernikahan. Banyak karyawannya yang belum mengetahui tentang berita pernikahannya. Hari ini rencananya Ia akan memberitahukan kepada Karyawannya bahwa Ia akan menikah.
Setibanya di kantor, Ari mengadakan meeting dan memberitahukan tentang pernikahannya kepada para karyawannya. Putra terkejut mendengar hal itu. Ia terus mengikuti Ari untuk meminta penjelasan dari Ari.
"Ri, serius Kamu mau nikah?" Tanya Putra.
"Kamu fikir Aku bakal bercanda untuk hal sebesar ini?" Ari balik bertanya.
"Dasar, kenapa Kamu gak pernah cerita sama Aku. Aku kan sahabat Kamu." Protes Putra.
"Aku gak ada waktu untuk cerita, karena semuanya terjadi secara mendadak." Jawab Ari.
"Kalo gitu, Aku mau dong kenalan sama calon Kamu, oh kalo nggak lihat orangnya deh." Pinta Putra.
"Bukannya Kamu udah pernah ketemu sama Dia?" Tanya Ari.
"Whatt? Siapa sih? yang mana?"Putra mencoba mengingat-ingat apakah Ia pernah melihat Wanita dekat dengan Ari.
"Wanita yang pernah Aku tolong waktu Dia jatuh, waktu Kita mau pergi ke pameran tapi gak jadi." Ari membantu Putra agar mengingat Rindu.
"Wanita itu? jadi Dia calon Kamu? beruntung banget Kamu." Putra menepuk bahu Ari.
"Jangan berlebihan, Dia itu cuma Anak kecil yang masih manja." Ari melemparkan berkas cuti kepada Putra.
"Akhirnya Sahabat Aku nikah juga, Aku kapan ya?" Rengek Putra.
"Makannya cepet dong, udah buruan Kamu kasih ke adm surat cuti itu." Titah Ari.
Putra membaca surat tersebut dan melihat tanggalnya.
"Cuti nikah kok cuma satu Minggu, dua Minggu dong." Protes Putra.
"Jangan protes terus, untuk ninggalin kantor ini selama satu Minggu itu aja udah berat buat Aku." Ucap Ari.
"Kasihan banget deh yang jadi Istri Kamu, punya Suami kerjaan terus yang dipikir." Ledek Putra.
"Yang penting kebutuhan Dia terpenuhi kan." Ari berdiri dan merapikan jasnya.
"Mau kemana Pak Boss?" Tanya Putra.
"Aku harus ke rumah Budhe Prisa dan kasih tahu Kak Raja. Karena Aku belum sempet kasih tahu Dia." Jawab Ari mengambil tas tentengnya.
"Yaudah, selamat cuti dan semoga pernikahannya lancar ya." Ucap Putra menepuk-nepuk pundak Ari.
Ari pun pergi meninggalkan Putra, Ia keluar dari ruangannya dan bergegas menuju rumah Raja.
Bersambung.......
Bagaimana kelanjutan kisah Ari dan juga Rindu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Mega Ahmadi
lanjut kak
2022-11-17
0