Setelah berkeliling pusat perbelanjaan dan menemukan barang-barang yang Mereka butuhkan. Ari pun mengajak Rindu untuk makan bersama.
"Akhirnya selesai juga." Ucap Rindu menghela nafas lega.
"Jadi Kamu mau kemana lagi?" Tawar Ari masih menggandeng tangan Rindu.
"Pulang aja deh, udah malam juga." Ucap Rindu.
Ari menarik tangan Rindu menuju cafe yang menyediakan berbagai macam jenis ice cream.
"Kak, kok malah kesini sih?" Tanya Rindu.
"Udah ikut aja." Ucap Ari mengajak Rindu untuk masuk.
Mereka duduk, Ari memesankan ice cream untuk Rindu.
"Kok cuma satu? Kak Ari gak makan?" Tanya Rindu.
"Aku gak terlalu suka ice cream, buruan makan es krim Kamu biar Kita segera pulang." Titah Ari.
Rindu pun menuruti perintah Ari, karena memang Rindu sangat senang makan es krim. Ari mengetahui hal itu dari Bu Kesya, sehingga Ari berfikir untuk membelikan Rindu es krim.
Hari demi hari berlalu, hingga tiba saatnya dimana malam ini Ari dan Rindu akan bertunangan. Rumah Rindu dipenuhi oleh dekorasi dekorasi sederhana, sedangkan Rindu tengah dirias di kamarnya.
Bu Kesya menghampiri Rindu di Kamarnya, Ia memuji kecantikan Putrinya, Ia merasa bahwa Rindu lebih bersinar saat ini dibanding ketika bertunangan dengan Farel.
"Sayang, Kamu benar-benar cantik." Ucap Bu Lia.
"Makasih Ma." Ucap Rindu menggenggam tangan Mamanya.
Tak berapa lama, Keluarga Pak Raka pun tiba. Acara dilaksanakan dengan penuh keharuan dan berjalan dengan lancar. Hingga tiba saat dimana Ari dan Rindu saling bertukar cincin.
Ari mengambil cincin dan memakaikannya kepada Rindu, begitu pula sebaliknya. Bu Kesya dan Bu Lia saling berpelukan. Mereka sangat bahagia melihat Anak-anaknya dapat bersatu.
Setelah acara selesai, Tamu pun menikmati makanan yang telah disajikan. Ari seperti mencari sesuatu kemudian menghampiri Ayahnya.
"Ayah, Apa Kak Raja gak hadir?" Tanya Ari.
"Kamu ini gimana sih Ri, seperti gak tau Raja aja. Dia itukan sering banget keluar kota." Jawab Pak Raka.
"Udah gak Papa, Kamu nikmati aja acara ini. Ini kan acara Kamu." Titah Pak Raka.
Ari pun pergi menghampiri Bu Lia yang tengah menemani Rindu yang tengah duduk sambil memakan makanan yang ada di depannya. Ia benar-benar bosan dengan acara tersebut.
Bu Lia tengah melarang Rindu yang tengah lahap memakan aneka kue yang tersedia.
"Aduh sayang, jangan makan banyak-banyak. Kamu itu kalau makan banyak bisa muntah." Bu Lia mengingatkan.
"Iya, Mama tenang aja deh." Ucap Rindu masih memakan kue tersebut. Sebenarnya Ia sudah merasa mual karena terlalu banyak makan. Tetapi Karena Ia suka dengan rasanya, Ia pun masih terus menyomot kue tersebut.
Ari semakin mendekat, begitu juga rasa mual yang sedari tadi ditahan oleh Rindu tidak dapat tertahankan lagi.
Rindu menutup mulutnya dan berbalik sehingga menabrak Ari.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Ari.
"Emmm" Rindu menutup mulutnya tetapi karena tabrakan tersebut membuat Rindu akhirnya muntah.
"Hoekkkk" Rindu sudah tidak dapat menahannya dan Dia membuat Jas milik Ari menjadi kotor. Seketika tamu pun menyoroti Rindu yang mual.
"Maaf." Ucap Rindu berlari meninggalkan Ari.
Ari menutup mata merasa jijik dengan kotoran di jasnya. Bu Lia pun menghampiri Ari.
"Aduh Nak Ari, maaf ya. Jas Kamu jadi kotor gara-gara Rindu." Ucap Bu Lia.
"Gak papa Tante, tapi Kayaknya Ari harus segera pulang." Jawab Ari.
"Kamu ganti baju Om Dimas aja ya. Yuk ikut Tante." Bu Lia membawa Ari dan meminta agar Ari segera berganti pakaian.
Para tetangga yang menjadi tamu pun mulai bergunjing dan berkata yang tidak-tidak tentang Rindu.
"Ih itu pasti udah chek in duluan deh." Ucap seorang Wanita memakai gaun Biru.
"Iya ya jeng, jangan-jangan si Rindu bunting kali ya." Jawab Wanita berbaju merah.
"Iya kali, makannya aja tadi banyak banget. Mual-mual lagi apalagi kalau gak hamil." Ucap Wanita bergaun biru.
Rumor tersebut pun menyebar dengan cepat, para Tamu berfikir negatif tentang hubungan Ari dan juga Rindu.
Di Kampus
Esok telah tiba, Hari ini Melli dan Nada berencana untuk mengajak Rindu pergi ke cafe bersama. Mereka ingin memberikan kejutan kepada Rindu dengan tidak memberi tahu bahwa Mereka akan datang ke rumahnya.
Melli turun dari mobil untuk menemui satpam yang menjaga rumah milik Rindu, tetapi ada tetangga Rindu yang memanggilnya.
"Eh Nak, Kamu temannya Rindu ya?" Tanya Ibu itu.
"Iya Bu, Rindunya ada di rumah nggak ya Bu?" Tanya Melli.
"Wah Kamu pasti tahu dong tentang si Rindu yang hamil duluan itu?" Tanya Ibu tersebut.
"What? Rindu hamil? emang iya?" Tanya Melli reflek sekaligus terkejut.
"Ih masak temannya gak tau sih." Protes Ibu itu kemudian meninggalkan Melli.
Melli pun menemui satpam dan meminta izin untuk masuk. Ia juga menceritakan apa yang Ia dengar dari tetangga Rindu kepada Nada.
Mereka pun berhasil masuk ke rumah Rindu, Bu Lia mempersilahkan Mereka untuk menghampiri Rindu yang tengah berada di kamarnya.
Mereka menghampiri kamar Rindu dengan ekspresi menyeringai.
"Kalian kenapa sih? tegang banget mukannya." Tanya Rindu santai.
"Rinduuuuu apa Kamu udah sembunyiin sesuatu yang sangat penting dari Kita?" Tanya Meli.
"Sembunyiin apa sih?" Tanya Rindu.
"Kita udah denger ya dari tetangga Kamu, jadi Kita mau Kamu jujur sama Kita sekarang." Ucap Nada.
"Ohhh jadi Kalian udah denger dari tetangga Aku, yaudah kalo gitu Aku jadi gak perlu jelasin ke Kalian lagi." Jawab Rindu masih santai.
"Rinduuuu jadi Apa yang Mereka bilang itu bener?" Tanya Meli.
"Iya bener." Jawab Rindu meneguk minumannya.
"Jadi Kamu beneran hamil?" Tanya Melli dan Nada kompak.
Rindu yang tengah meneguk minumannya pun tersedak mendengar hal itu.
"Uhuk-uhuk." Rindu terkejut dengan tuduhan Melli dan juga Nada.
"Rindu, kenapa Kamu bisa sampe ngelakuin hal itu Rin? kenapa? dan sekarang Kamu jujur sama Kita. Siapa Ayah dari Anak yang Kamu kandung? Atau jangan-jangan itu Anaknya Farel?" Melli menghujani Rindu dengan pertanyaan.
"Aduhh Kalian ngaco deh kalo ngomong, Aku tuh gak hamil." Protes Rindu.
"Lha kalo Kamu gak hamil kenapa tadi Kamu bilang bener?" Tanya Nada.
"Ya Aku Kira, Mereka bilang sama Kalian kalau kemarin Aku itu tunangan, Aku malah ga tau kalo ada rumor kayak gitu." Protes Rindu.
"Apa? Kamu tunangan?" Tanya Melli terkejut dan meraih tangan Rindu. Benar saja di jari manis Rindu terdapat sebuah cincin mewah.
"Kok bisa Kamu tunangan secepat ini dan kenapa Kamu gak bilang sama Kita?" Protes Nada.
"Ceritanya panjang, mumpung Kalian disini Aku akan ceritain semuanya dari awal." Ucap Rindu.
Melli dan Nada pun duduk melingkar bersiap untuk mendengarkan penjelasan dari Rindu. Rindu pun menceritakan semua kejadian sehingga Ia bisa bertunangan dengan Ari.
Bersambung........
Bagaimana kelanjutan kisah dari Ari dan juga Rindu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments