Ari kembali ke meja makan, Keluarganya masih sibuk membahas tentang pernikahanya. Tak berapa lama, Rindu pun kembali dari toilet. Pak Raka pun menyampaikan hasil rencana yang telah dibahas.
"Jadi Minggu depan ada acara tunangan, Setelah itu Kita yang akan persiapkan semua keperluan pesta pernikahan." Ucap Pak Raka.
"Duh jadi gak sabar bulan depan deh." Ucap Bu Kesya.
"Gak nyangka ya, akhirnya Kita bakal jadi besan." Ucap Bu Lia.
Semua benar-benar nampak bahagia dan bersemangat mempersiapkan pernikahan Ari dan juga Rindu.
Setelah membahas segala hal yang berkaitan dengan pernikahan, Mereka pun saling berpamitan dan kembali ke rumah masing-masing.
Di Rumah Raja.
Raja tengah mengamati ponselnya yang tertulis nama Rindu, Itu adalah nomer milik Rindu. Sepertinya Raja terpesona akan kecantikan Rindu. Ia tersenyum sambil mengamati ponselnya.
"Wanita itu benar-benar menarik, bahkan Dia bisa menenangkan Arkan." Ucap Raja kagum terhadap Rindu.
Bu Prisa masuk ke kamar Raja dan menyapa Raja yang terlihat senyum-senyum sendiri.
"Hayo, Kamu lagi mikirin apa? kok senyum-senyum sendiri." Ledek Bu Prisa.
"Ibu, kapan Ibu masuk?" Tanya Raja.
"Baru aja, Kamu gak sadar kan? fokus banget si sama ponselnya. Lihat apa sih?" Tanya Bu Prisa.
"Nggak lihat apa-apa kok Bu." Raja berbohong, tetapi Bu Prisa mengetahui bahwa Raja tengah berbohong.
"Jangan bohong sama Ibu, Ibu itu tahu Kamu gimana. Kamu lagi jatuh cinta ya?" Tanya Bu Prisa.
"Sebenarnya tadi Raja ketemu sama Wanita yang benar-benar cantik, bahkan Dia bisa nenangin Arkan Bu." Ucap Raja.
"Namanya siapa? Udah punya pasangan belum?" Tanya Bu Prisa.
"Raja juga belum tahu Bu." Jawab Raja.
"Yaudah, Kamu punya nomernya kan? coba aja dideketin siapa tahu cocok." Saran Bu Prisa.
"Tapi Raja malu kalau tiba-tiba hubungi Dia Bu." Ucap Raja.
"Ah Kamu ini kayak ABG yang baru jatuh cinta aja, ya Kamu cari cara dong supaya Kamu bisa terus-terusan ketemu sama Dia. Udah ah, Ibu mau lihat Arkan dulu." Bu Prisa pergi meninggalkan Raja. Raja pun memberanikan diri untuk menghubungi Rindu.
Di Kamar Rindu
Rindu baru saja sampai di kamarnya, Ia melemparkan tas miliknya ke atas ranjang. Lalu Ia merebahkan tubuhnya.
Tiba-tiba teleponnya berbunyi, Ia meraih tasnya dan mengeluarkan Ponselnya dan melihat nama yang tertera di ponselnya.
"Mas Raja? ada apa ya Dia telepon malam-malam?" Batin Rindu, Rindu pun mengangkatnya.
"Halo Mas, Iya bener ini Rindu." Rindu menjawab pertanyaan dari Raja.
"Begini Rindu, Saya ingin mengajak Kamu untuk makan siang besok sebagai tanda terimakasih." Ucap Raja.
"Duh gimana ya Mas, sebenarnya Aku tuh ikhlas." Jawab Rindu.
"Ayolah jangan tolak permintaan Aku." Pinta Raja, Akhirnya Rindu mengalah dan mengiyakan permintaan dari Raja.
Di Rumah Ari.
Ari tengah sibuk dengan laptopnya, tiba-tiba Tasya masuk ke ruang kerjanya dan mengganggunya.
"Kak Ari, selamat ya Kak, akhirnya sebentar lagi keponakan Aku akan launching. Tasya seneng banget dengernya." Ucap Tasya histeris.
"Tasya, Kamu itu ngomong apa sih? Apa maksud Kamu ponakan? Kakak nikah aja belum." Ari masih sibuk dengan laptopnya.
"Emang belum sih, tapi sebulan lagi kan Kak? itu bukan waktu yang lama tau." Protes Tasya.
"Tasya udah ya, Kamu jangan ganggu ini Kakak lagi kerja. Lagian launching emangnya produk apa?" Ari mengumpat.
"Ihhh Kakak itu gak seru banget, terus aja pekerjaan yang dipikirin." Protes Tasya.
"Klunting" Tiba-tiba ponsel Ari berbunyi, Ari pun membuka pesan dari Pak Raka.
"Besok Kamu pergi sama Rindu ke tempat perhiasan dan juga jangan lupa beli perlengkapan buat hantaran." Begitulah isi pesan dari Pak Raka.
"Tapi Yah, pekerjaan Ari gimana? Dia kan bisa pergi dan pilih sendiri." Ari menjawab pesan dari Pak Raka.
"Ari, jangan begitu. Dulu Ayah juga sering tinggal pekerjaan kok. Lagian ini juga cuma satu bulan. Hubungi Rindu dan buat janji sama Dia." Titah Pak Raka.
Dengan sangat terpaksa, Ari akhirnya mengirim pesan kepada Rindu, bahwa besok Mereka akan pergi untuk membeli perlengkapan untuk acara tunangan.
Restoran Rasa
Hari telah berganti, kini Rindu telah tiba di sebuah Restoran tempat Ia dan Raja akan makan siang. Raja telah menunggu Rindu, Rindu pun menghampirinya.
"Aduh maaf ya, udah lama nunggunya?" Tanya Rindu duduk di tempat yang telah disediakan.
"Oh gak kok, Aku baru aja sampai." Ucap Raja yang sebenarnya telah menunggu lebih dari 30 menit.
"Sebenarnya gak perlu sampai seperti ini Mas Raja, kalo kayak gini Aku jadi yang gak enak. Aku kemarin nolongin Arkan ikhlas kok." Ucap Rindu.
"Udah gak papa, jangan sungkan gitu." Ucap Raja menenangkan Rindu.
"Oh iya, Arkan gimana? apa Dia udah sembuh dari flunya? Tanya Rindu.
"Ya, Dia membaik. Tapi kapan-kapan Kamu harus datang jenguk Dia ya." Raja seolah memberi kode agar Mereka bisa bertemu kembali.
"Pasti, kalo Aku luang pasti Aku temui Arkan. Dia itu menggemaskan banget." Ucap Rindu.
Mereka pun mengobrol dan menghabiskan makanan yang telah dipesan. Raja terus menatap Rindu dengan tatapan terpesona.
Ia benar-benar merasa nyaman ketika berbicara dengan Rindu.
Di Rumah Rindu
Hari telah sore, Hari ini Rindu ada janji dengan Ari untuk pergi membeli perlengkapan untuk acara Tunangan. Rindu yang telah selesai berdandan duduk menunggu Ari di halaman rumahnya.
Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Rindu, Ari keluar dari mobil dan menghampiri Rindu.
"Kita pergi sekarang?" Tanya Ari.
"Iyalah, ini udah sore. Lagian Mama sama Papa gak ada di rumah jadi gak usah pamitan." Ucap Rindu berdiri dari tempat duduknya.
Mereka pun bergegas masuk ke dalam mobil, sepanjang perjalanan Mereka hanya saling diam. Ari fokus mengendarai mobilnya sedangkan Rindu sibuk dengan ponselnya.
Setibanya di Mall, Ari tiba-tiba menggenggam tangan Rindu.
"Aku gak mau ya sampai harus cari Kamu kalau Kita terpisah. Apalagi Kamu itu teledor, kalau sampai Kamu hilang Tante Fillia pasti sedih." Ucap Ari menarik tangan Rindu.
"Ih Kak, pelan-pelan dong jalannya. Kaki Aku itu masih sakit tau." Protes Rindu.
Walaupun tidak menjawab permintaan dari Rindu, tetapi Rindu dapat merasakan bahwa Ari memperlambat langkahnya.
"Kak Ari walaupun jutek, sebenarnya Dia orang yang peduli." Batin Rindu.
"Jadi Kita beli apa dulu?" Tanya Ari. Rindu pun mencoba mencari catatan yang diberikan oleh Bu Lia kepadanya.
"Cincin." Jawab Rindu membacakan catatan tersebut.
Ari pun membawa Rindu menuju tempat perhiasan.
"Mbak, tolong tunjukin Cincin terbaru untuk acara tunangan ya. Sekalian Cincin pernikahan." Ucap Ari yang sebenarnya tidak terlalu suka di tempat pembelanjaan.
"Baik Mas." Jawabnya kemudian mengambil sebuah kotak Cincin yang terlihat mewah.
Bersambung.......
Bagaimana kelanjutan kisah Ari dan juga Rindu??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments