BAB 11 LANGKAH TERBAIK

Farel yang mendengar perkataan Rindu seakan tak percaya dan menantang Rindu.

"Kalo memang Kamu akan menikah, oke. Aku akan berhenti mengejar Kamu tapi setelah Aku melihat dengan mata kepala Aku sendiri, Kamu menikah dengan orang lain." Tantang Farel.

Rindu pun menerima tantangan dari Farel.

"Oke, Aku akan buktikan sama Kamu." Ucap Rindu kemudian meninggalkan Farel yang masih terdiam menahan amarahnya.

Rindu bergegas menghampiri kedua temannya yang sedari tadi mendengar percakapan Rindu dan Farel.

"Rindu, Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Melli.

"Menurut Kamu?" Rindu masih merasa kesal dengan Farel.

"Rindu itu masih kesel, Kamu malah tanya gitu." Protes Nada yang mengikuti langkah Rindu.

"Ihh tungguin dong." Melli mengikuti Nada dan juga Rindu.

Di Rumah Rindu

Pak Dimas bersama keluarganya tengah menikmati makan malam, tiba-tiba Rindu menghentikan makannya dan memulai pembicaraan.

"Pa, Ma Rindu udah ambil keputusan mengenai lamaran Kak Ari." Ucap Rindu pelan.

Pak Dimas dan Bu Lia pun ikut menghentikan makannya dan mendengarkan Rindu dengan seksama.

"Rindu udah putusin bahwa Rindu bersedia menerima lamaran dari Kak Ari." Ucap Rindu mantap.

Bu Lia dan Pak Dimas terkejut, Rasa tak percaya dan bahagia berselimut menjadi satu.

"Sayang, Kamu yakin sama keputusan Kamu ini?" Tanya Bu Lia, wajahnya benar-benar menggambarkan kebahagiaan.

"Rindu yakin Ma, Rindu tahu bahwa apa yang Mama dan Papa pilihkan untuk Rindu adalah yang terbaik." Ucap Rindu.

Bu Lia berdiri dari tempat duduknya dan memeluk tubuh Putrinya erat.

"Makasih ya Nak, Kamu sudah mau menerima Ari, Mama yakin sekali bahwa Ari pasti akan menjaga Kamu bahkan dengan nyawanya sendiri. Mama tahu Dia adalah Orang yang bertanggung jawab." Ucap Bu Lia.

Rindu tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah kedua orangtuanya.

"Kalau gitu Mama harus seger kasih tahu Kesya tentang kabar baik ini." Ucap Bu Lia meraih ponselnya.

"Ma, makannya dihabiskan dulu." Ucap Pak Dimas mengingatkan.

"Nanti aja Pa, Mama sekarang harus kabari Kesya dulu." Ucap Bu Lia meninggalkan meja makan dan mencoba menghubungi Bu Kesya.

Di Rumah Pak Raka.

Bu Kesya tengah bersantai bersama Pak Raka di ruang keluarga, tiba-tiba telepon masuk dari Bu Lia.

"Siapa Ma?" Tanya Pak Raka.

"Fillia Mas." Jawab Bu Kesya kemudian mengangkat teleponnya.

"Hallo Lia." Sapa Bu Kesya.

"Hallo Key, Aku punya kabar baik buat Kamu. Oh bukan cuma buat Kamu tapi buat keluarga Kita maksudnya." Ucap Bu Lia antusias.

"Kabar baik? wah kayaknya Kamu Semangat banget. Aku sampe ikut semangat pengen denger." Ucap Bu Kesya yang ikut antusias.

"Rindu, udah setuju untuk menerima lamaran Ari......." Ucap Bu Lia.

"Wahhhhh Alhamdulillah, Aku seneng banget dengernya." Ucap Bu Kesya.

"Ada apa sih Ma? seneng banget kayaknya?" Tanya Pak Raka yang melihat Istrinya begitu bahagia.

"Ini bener-bener kabar bagus, Kita harus segera atur tanggal untuk acara pertunangan Mereka." Ucap Bu Kesya.

"Iya bener, kalau gitu Aku mau bilang sama Mas Dimas dulu ya." Bu Lia kemudian menutup teleponnya.

"Mas Raka, akhirnya Rindu nerima lamaran Ari, itu artinya Ari akan segera menikah. Mama seneng banget." Ucap Bu Lia terlihat begitu bahagia begitu pula dengan Pak Raka.

"Bagus dong Ma kalau gitu, besok Kita harus bicarakan masalah ini sama keluarga Pak Dimas." Ucap Pak Raka.

"Yaudah Mas, kalo gitu Aku mau ke kamar Ari dulu. Aku mau kasih tau kabar ini Ke Dia." Dengan semangat yang menggebu-gebu, Bu Kesya pun menghampiri Kamar Ari, Ia mengetuk pintu Kamar Putranya itu.

"Ari, Mama mau bicara sebentar." Bu Kesya berkata sambil mengetuk pelan pintu kamar Ari.

Ari pun membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Bu Kesya masuk, kini Bu Kesya telah duduk di atas ranjang Putranya, Ari pun duduk disebelahnya.

"Mama pasti kesini mau ngomong soal Rindu." Terka Ari yang sudah hafal dengan gelagat Mamanya.

"Kamu itu ya, emang pinter banget kalo nerka." Puji Bu Kesya tersenyum malu.

"Ya gimana Ari gak tau kalo Mama setiap malam datang ke kamar Ari dan selalu bicarain tentang itu." Ucap Ari.

"Tapi kali ini Mama punya kabar baik." Bu Kesya terlihat begitu bersemangat.

"Kabar baik apa Ma?" Tanya Ari yang terlihat biasa saja.

"Kamu tu jangan terlalu kaku dong jadi orang, gak ada seneng-senengnya gitu." Protes Bu Kesya.

"Ya Mama belum kasih tahu Ari, lagian kalo Ari seneng apa Ari harus lompat-lompat untuk nunjukin kalo Ari bahagia?" Tanya Ari datar.

"Udahlah, emang susah ya Kamu itu. Mama jadi badmood, Mama kesini cuma mau kasih tahu kalau Rindu udah menerima lamaran Kamu. Jadi besok Kamu pulang kantor sore aja ya." Pinta Bu Kesya.

"Gak bisa Ma, Besok Ari ada meeting sore." Ucap Ari menolak permintaan Mamanya.

"Aduh Ari, Kamu itu disana kan sebagai pemimpin. Kamu seharusnya bisa dong pulang lebih awal." Protes Bu Kesya.

"Justru karena Ari pemimpin Ari harus sedia 24 jam." Jawab Ari yang membuat Bu Kesya merasa kesal.

"Yaudah, terus aja mikirin pekerjaan Kamu, gak usah pikirin Mama." Bu Kesya mengeluarkan jurus andalannya.

Ari yang tidak mau melihat Mamanya kecewa pun mengikuti permintaan Bu Kesya.

"Iya-iya Ari ngalah, besok Ari usahain pulang lebih awal. Mama gak usah cemberut gitu." Ari akhirnya mengalah.

"Nah, itu baru Anak Mama. Kalo gini kan Mama jadi good mood lagi." Ucap Bu Kesya kembali tersenyum bahagia.

"Yaudah besok Mama kirim alamat tempat Kita ketemu sama keluarga Rindu. Mama balik ke kamar dulu ya, selamat istirahat Ari." Bu Kesya berpamitan dan keluar dari kamar Ari.

Ari merasa heran mengapa Rindu mau menerima lamarannya, Ia duduk di sofa tempat tidurnya sembari melingkarkan kedua tangannya di depan dada.

"Kenapa Dia mau menerima lamaran ini, padahal kalau Aku lihat kayaknya Dia sangat benci sama Aku." Batin Ari berfikir keras.

"Aku gak sangka Dia akan terima lamaran ini, Ini berarti Kita akan benar-benar menikah. Harapanku dengan Cinta udah benar-benar kandas dan harus Aku kubur dalam-dalam." Ucap Ari yang kembali mengambil gelang pemberian Cinta.

"Udah lama Aku menunggu Kamu Cinta, Aku bukannya mengingkari janji meninggalkan Kamu. Hanya mungkin Kita udah gak mungkin bisa bersama, Aku udah menunggu Kamu lama tapi Kamu sama sekali gak ada kabar, Selamat tinggal Cinta." Ari keluar dari kamarnya menuju balkon.

Ari menatap ke langit malam yang nampak Indah. Ia berharap keputusannya adalah yang terbaik untuk hidupnya.

"Aku berharap langkah yang udah Aku ambil adalah langkah terbaik." Ucap Ari masih dengan merenung.

Bersambung......

Episodes
1 BAB 1 MIMPI BURUK
2 BAB 2 HARUS BAGAIMANA
3 BAB 3 TAK INGIN BERTEMU
4 BAB 4 RENCANA BERLIBUR
5 BAB 5 PASANGAN SERASI
6 BAB 6 PERMINTAAN MENIKAH
7 BAB 7 PETUNJUK TAKDIR
8 BAB 8 PENYELAMAT RINDU
9 BAB 9 BERI WAKTU
10 BAB 10 LEPASKAN AKU
11 BAB 11 LANGKAH TERBAIK
12 BAB 12 JUJUR SAJA
13 BAB 13 KELEMBUTAN HATI
14 BAB 14 PENJELASAN RINDU
15 BAB 15 SANGAT MENYEBALKAN
16 BAB 16 PENGAJIAN
17 BAB 17 ACARA SIRAMAN
18 BAB 18 PESTA PERNIKAHAN
19 BAB 19 MALAM PERTAMA
20 BAB 20 RENCANA BULAN MADU
21 BAB 21 HUKUMAN UNTUK RINDU
22 BAB 22 HONEYMOON PERTAMA
23 BAB 23 RINDU SAKIT
24 BAB 24 MASA LALU
25 BAB 25 BUKAN MILIKMU
26 BAB 26 RENCANA KELUAR KOTA
27 BAB 27 PENJAHAT
28 BAB 28 LUKA BERDARAH
29 BAB 29 UNDANGAN PERNIKAHAN
30 BAB 30 KEMBALI PULANG
31 BAB 31 MENJENGUK BUDHE
32 BAB 32 MENCOBA MENERIMA
33 BAB 33 PERNIKAHAN FAREL
34 BAB 34 RINDU HAMIL?
35 BAB 35 MERAWAT RINDU
36 BAB 36 RENCANA ARI
37 BAB 37 MENUNGGU KAMU
38 BAB 38 KEJUTAN UNTUK RINDU
39 BAB 39 KAKAK RAJA
40 BAB 40 CANGGUNG
41 BAB 41 KEBAKARAN
42 BAB 42 DIAGNOSA DOKTER
43 BAB 43 ARI SAKIT
44 BAB 44 JIKA AKU.
45 BAB 45 KETAHUAN
46 BAB 46 KE LUAR KOTA
47 BAB 47 MASALAH BARU
48 BAB 48 HARUS BAGAIMANA?
49 BAB 49 JANGAN PERGI
50 BAB 50 PERMINTAAN ANEH
51 BAB 51 BERTEMU THALITA
52 BAB 52 PANTI ASUHAN
53 BAB 53 JATUH DARI TANGGA
54 BAB 54 MENJAGA ARI
55 BAB 55 TITIK TERANG
56 BAB 56 OPERASI ARI
57 BAB 57 LEMBARAN BARU
58 BAB 58 BERSYUKUR MILIKIMU
59 BAB 59 BERTEMU CINTA
60 BAB 60 LULUS SIDANG
61 BAB 61 KESALAHAN ARI
62 BAB 62 RENCANA PAK PRAM
63 BAB 63 TASYA DAN PUTRA
64 BAB 64 CINTA KABUR
65 BAB 65 KEBOHONGAN ARI
66 BAB 66 MAKAN SIANG
67 BAB 67 TERBONGKAR
Episodes

Updated 67 Episodes

1
BAB 1 MIMPI BURUK
2
BAB 2 HARUS BAGAIMANA
3
BAB 3 TAK INGIN BERTEMU
4
BAB 4 RENCANA BERLIBUR
5
BAB 5 PASANGAN SERASI
6
BAB 6 PERMINTAAN MENIKAH
7
BAB 7 PETUNJUK TAKDIR
8
BAB 8 PENYELAMAT RINDU
9
BAB 9 BERI WAKTU
10
BAB 10 LEPASKAN AKU
11
BAB 11 LANGKAH TERBAIK
12
BAB 12 JUJUR SAJA
13
BAB 13 KELEMBUTAN HATI
14
BAB 14 PENJELASAN RINDU
15
BAB 15 SANGAT MENYEBALKAN
16
BAB 16 PENGAJIAN
17
BAB 17 ACARA SIRAMAN
18
BAB 18 PESTA PERNIKAHAN
19
BAB 19 MALAM PERTAMA
20
BAB 20 RENCANA BULAN MADU
21
BAB 21 HUKUMAN UNTUK RINDU
22
BAB 22 HONEYMOON PERTAMA
23
BAB 23 RINDU SAKIT
24
BAB 24 MASA LALU
25
BAB 25 BUKAN MILIKMU
26
BAB 26 RENCANA KELUAR KOTA
27
BAB 27 PENJAHAT
28
BAB 28 LUKA BERDARAH
29
BAB 29 UNDANGAN PERNIKAHAN
30
BAB 30 KEMBALI PULANG
31
BAB 31 MENJENGUK BUDHE
32
BAB 32 MENCOBA MENERIMA
33
BAB 33 PERNIKAHAN FAREL
34
BAB 34 RINDU HAMIL?
35
BAB 35 MERAWAT RINDU
36
BAB 36 RENCANA ARI
37
BAB 37 MENUNGGU KAMU
38
BAB 38 KEJUTAN UNTUK RINDU
39
BAB 39 KAKAK RAJA
40
BAB 40 CANGGUNG
41
BAB 41 KEBAKARAN
42
BAB 42 DIAGNOSA DOKTER
43
BAB 43 ARI SAKIT
44
BAB 44 JIKA AKU.
45
BAB 45 KETAHUAN
46
BAB 46 KE LUAR KOTA
47
BAB 47 MASALAH BARU
48
BAB 48 HARUS BAGAIMANA?
49
BAB 49 JANGAN PERGI
50
BAB 50 PERMINTAAN ANEH
51
BAB 51 BERTEMU THALITA
52
BAB 52 PANTI ASUHAN
53
BAB 53 JATUH DARI TANGGA
54
BAB 54 MENJAGA ARI
55
BAB 55 TITIK TERANG
56
BAB 56 OPERASI ARI
57
BAB 57 LEMBARAN BARU
58
BAB 58 BERSYUKUR MILIKIMU
59
BAB 59 BERTEMU CINTA
60
BAB 60 LULUS SIDANG
61
BAB 61 KESALAHAN ARI
62
BAB 62 RENCANA PAK PRAM
63
BAB 63 TASYA DAN PUTRA
64
BAB 64 CINTA KABUR
65
BAB 65 KEBOHONGAN ARI
66
BAB 66 MAKAN SIANG
67
BAB 67 TERBONGKAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!