Ari memarkirkan mobilnya di halaman rumah Raja, Ia turun dan mengetuk pintu rumah Raja. Bu Prisa membukakan pintu untuk Ari dan menyapanya. Ari pun mencium tangan Bu Prisa.
"Eh Ari, tumben kesini? ada apa nih?" Tanya Bu Prisa.
"Budhe, Ari mau ketemu sama Budhe dan juga Kak Raja. Kak Rajanya ada?" Tanya Ari.
"Ada, kebetulan banget tadi pagi Dia baru aja pulang dari luar Kota. Yaudah masuk dulu yuk Ari, biar Budhe panggilin Raja dulu ya." Bu Prisa mempersilahkan Ari duduk dan memanggil Raja yang tengah beristirahat di kamarnya.
Raja pun menemui Ari, Mereka saling menjabat tangan.
"Eh Ari, tumben kesini. Ada apa? Arkan lagi tidur soalnya." Ucap Raja duduk di sebelah Ari.
"Sebenarnya Aku kesini mau kasih tau Budhe sama Kak Raja kalo Minggu depan Ari menikah. Dan satu Minggu ini ada acara pengajian, siraman,Kakak bisa dateng gak?" Tanya Ari.
"Duh gimana ya Ari, Kayaknya kalo acara pernikahan Kakak usahain bisa sih. Tapi kalo pengajian dan siraman kayaknya Kakak gak bisa ikut deh." Raja merasa bersalah.
"Kakak ni, kemarin waktu tunangan aja Kakak udah gak bisa hadir, masak ini mau gak hadir lagi sih." Protes Ari.
"Ya, emang Raja itu sibuk banget sekarang. Kasihan Arkan harusnya Kamu itu cari Ibu baru buat Arkan." Bu Prisa datang dengan membawakan minum untuk Raja dan Ari.
"Iya nih, Kakak kapan cari Ibu buat Arkan?" Tanya Ari menggoda.
"Udah, doain aja. Kemarin Kakak ketemu sama Wanita yang bisa cepat akrab sama Arkan. Sekarang Aku lagi coba dekati Dia." Ucap Raja.
"Wah, boleh dong kapan-kapan kenalin ke Ari." Ucap Ari.
"Tenang aja, begitu Kakak berhasil dapetin Dia. Kakak pasti kenalin sama Kamu." Raja menepuk pundak Adik sepupunya itu.
Di Cafe
Hari Pernikahan Ari dan juga Rindu semakin dekat, sebenarnya Rindu sudah tidak diizinkan untuk keluar rumah tetapi Ia terpaksa menemui kedua temannya di sebuah cafe untuk memberikan gaun Bridesmaids yang sudah Ia siapkan.
Kini Rindu tengah menunggu kedatangan kedua sahabatnya, setelah menunggu akhirnya Melli dan Nada pun tiba dan langsung duduk di kursi yang telah disediakan.
"Aduh, Kalian lama banget si." Protes Rindu.
"Iya-iya maaf, Kita tadi kan dandan dulu." Melli memberikan alasan.
"Ini, gaun buat Kalian. Kalian bersedia kan jadi Bridesmaids Aku?" Rindu mengeluarkan dua tas kecil yang berisi gaun.
"Yaampun Melli, gak nyangka banget akhirnya Rindu nikah." Ucap Nada.
"Iya, terharu banget." Ucap Melli.
Mereka pun memeluk Rindu, Rindu hanya pasrah.
"Udah-udah Kok Kalian jadi sedih gini sih, jangan lupa ya. Nanti malam di rumah Aku ada pengajian." Ucap Rindu.
"Iya.... nanti Kita datang" Jawab Nada.
"Yaudah Aku langsung balik ya, Mama pasti cemas banget kalau Aku keluar lama-lama." Rindu berpamitan kepada dua temannya.
"Perlu dianter gak?" Tanya Melli.
"Gausah, Aku sama Pak Supir kok." Jawab Rindu melambaikan tangannya. Rindu meninggalkan kedua sahabatnya itu dan bergegas kembali ke rumah karena malam ini akan diadakan pengajian di rumahnya.
Di Rumah Rindu
Malam telah tiba, rumah Rindu dipenuhi oleh tetangga dan tamu undangan dari Pak Dimas. Mereka mendoakan pernikahan Rindu, Acara berlangsung dengan lancar. Melli dan Nada juga hadir di acara tersebut.
Rindu begitu anggun mengenakan hijab berwarna mint. Setelah acara selesai, Melli dan Nada pun menghampiri sahabatnya itu.
"Rindu, selamet ya."Ucap Melli memeluk Rindu.
"Kalian nginep dong malam ini, please." Pinta Rindu.
Bu Lia tiba-tiba menghampiri Mereka dan membawakan sepiring kue kesukaan Melli dan Nada.
"Iya, Kalian nginep aja di sini, temenin Rindu. Sebentar lagi Rindu bakal jadi Istri orang lho, pasti untuk berkumpul akan lebih sulit." Saran Bu Lia.
"Iya deh, Kita nginep disini."Ucap Nada yang dibalas dengan anggukan oleh Melli.
Malam itu Rindu dan kedua sahabatnya menghabiskan waktu bersama dengan bersenda gurau.
Di Kediaman Ari.
Acara pengajian juga dilaksanakan di kediaman calon mempelai Pria. Setalah acara selesai, Ari menghampiri Bu Lidya dan Pak Wira yang datang dari luar negeri untuk menyambut acara pernikahan Cucunya.
"Ari, Selamat ya. Nenek bener-bener senang waktu dengar Kamu mau menikah. Nenek berharap segera dapat Cicit." Ucap Bu Lidya yang merupakan Nenek dari Ari.
"Mami ni, Ari menikah aja belum udah bahas Cicit." Protes Pak Wira, Suami dari Bu Lidya.
"Iya, Nenek ada-ada aja."Jawab Ari.
"Nenekkkkk, Kakekkkkkk Tasya Kangen banget sama Kalian." Tasya memeluk Bu Lidya dan Pak Wira.
"Kamu kapan nikahnya? Kakak Kamu udah mau nikah ni." Goda Bu Lidya.
"Ih Nenek gitu, Tasya nanti aja deh."Ucap Natasya cemberut.
"Iya-iya, Udah dong Mi jangan goda Cucu Kita ini." Protes Pak Wira.
"Oh iya, Kakek sama Nenek harus ikut Tasya. Tasya punya kue enak banget. Kakek sama Nenek harus cobain." Tasya menarik tangan Kakek dan Neneknya meninggalkan Ari.
Ari menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Adiknya yang masih seperti Anak kecil itu.
Putra menghampiri Ari dan menyapanya.
"Ri, Selamat ya. Akhirnya sebentar lagi Kamu akan sarjana dari jomblo karatan." Ucap Putra.
"Kamu itu ngomong apa sih? Kamu kali jomblo karatan." Ledek Ari.
"Mentang-mentang mau menikah, ngatain temennya gitu." Protes Putra.
Ari hanya tersenyum tipis melihat kekesalan yang tergambar di wajah Putra.
"Oh iya Ri, ngomong-ngomong Adik Kamu boleh juga." Ucap Putra memperhatikan Tasya.
Ari menatap Putra dengan tatapan yang menakutkan.
"Awas aja kalo Kamu sampai berani dekat-dekat sama Adek Aku. Aku tahu Kamu itu gak bisa fokus sama satu Wanita jadi jangan coba-coba untuk nyakitin Dia. Kalau sampai Kamu lakuin itu Kamu tanggung nanti akibatnya." Ancam Ari.
"Iya-iya ampun deh Ri, gak berani Aku dekati Adik dari guru silat. Bisa habis nanti riwayatku." Ucap Putra kemudian tertawa.
"Tenang Ari, mau nikah jangan marah-marah. Gimana kalo Kita menghabiskan waktu bersama untuk begadang malam ini?" Tawar Putra merangkul Sahabatnya itu.
"Besok ada acara siraman, kalo malam ini Aku begadang nanti malah masuk angin." Tolak Ari.
"Kamu ma gak seru Ri, yaudah kalo gitu mending Aku ajak Pak Raka main catur ajalah." Putra melepaskan Ari dan meninggalkan Ari kemudian menghampiri Pak Raka.
"Semua orang terlihat bahagia dengan pernikahan ini." Batin Ari yang kemudian memilih menepi di kolam dan melihat pemandangan malam.
"Ara, Kakak rindu sekali sama Kamu. Kamu lihat Mereka semua merasa bahagia sekarang. Kakak juga berharap Kamu bahagia disana." Batin Ari.
"Besok masih ada waktu, pagi-pagi sekali Aku akan ajak Rindu berkunjung ke tempatmu." Ucap Ari kemudian mengambil ponsel dari saku celananya dan mencari kontak Rindu dan meneleponnya.
bersambung........
bagaimana kelanjutan kisah dari Ari dan juga Rindu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments