Di Taman
Rindu tengah membaca buku di taman kota, Ia duduk sendirian dan fokus pada bacaannya, saat sibuk membaca tiba-tiba Ia mendengar tangisan Anak kecil. Awalnya Rindu tidak mempedulikan suara itu, tetapi suara tangis itu semakin keras. Rindu memperhatikan seorang Wanita dengan seragam seperti baby sister tengah menggendong Anak kecil yang tengah menangis histeris.
Rindu pun menghampiri Mereka dan mencoba bertanya apa yang terjadi kepada Anak tersebut.
"Mbak, kenapa Anaknya?" Tanya Rindu.
"Gak tau Mbak, daritadi nangis terus. Emang lagi flu si Mbak, jadinya rewel." Jawab Wanita tersebut.
"Flu? kasihan banget Kamu Dek. Boleh Saya coba sentuh dahinya?" Tanya Rindu meminta izin.
Wanita tersebut menganggukkan kepalanya. Rindu pun mencoba menyentuh dahi Anak tersebut.
"Mbak, Dia gak demam kok. Sini coba Aku gendong." Ucap Rindu Kemudian Wanita itu menyerahkan Anak kecil itu kepada Rindu, tak butuh waktu lama Rindu berhasil menenangkan Anak tersebut.
"Wah sepertinya Dia senang dengan Mbak." Ucap Wanita itu takjub.
"Kalo boleh tau, nama Adek ini siapa ya?" Tanya Rindu.
"Namanya Arkan." Jawab sang perawat.
"Bagus banget namanya." Puji Rindu tersenyum kepada Anak tersebut.
Kemudian datang seorang Pria yang sepertinya adalah Ayah dari Anak tersebut.
"Mbak, gimana Arkan Dia kenapa?" Tanyanya khawatir.
"Jadi Mas Ayah dari Arkan? " Tanya Rindu.
"Arkan udah tenang? apa Dia baik-baik aja?" Pria tersebut menyentuh Arkan
"Dia baik-baik aja kok." Jawab Rindu.
"Iya Tuan, beruntung tadi Mbak ini langsung menenangkan Arkan dan Dia langsung tenang digendong sama Mbaknya." Ucap Perawat tersebut.
"Terimakasih ya, Arkan jarang banget lho akrab sama orang lain. Oh iya perkenalkan Saya Raja." Raja mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Rindu.
Rindu menjabat tangan Raja dan tersenyum ramah.
"Nama Saya Rindu." Ucap Rindu.
"Senang bisa berkenalan dengan Anda." Ucap Raja dengan senyuman menawannya.
Karena kejadian tersebut, Rindu akhirnya kenal dengan Raja yang merupakan Kakak sepupu dari Ari. Tetapi Rindu masih belum mengetahui hal tersebut. Raja terpesona terhadap sikap Rindu walau Mereka baru bertemu untuk pertama kalinya.
"Apa boleh Aku minta nomor Kamu? kalau mungkin Arkan rewel dan Aku bisa minta bantuan Kamu." Pinta Raja, Rindu pun menyetujuinya dan memberikan nomor ponselnya.
Setelah lama membaca di taman, Rindu pun akhirnya memutuskan untuk pulang karena sore ini Keluarganya dan Keluarga Pak Raka ada janji bertemu untuk makan malam bersama.
Setibanya di rumah, Ia terkejut ketika melihat Nia Wanita yang telah menyebabkan pernikahannya gagal tengah menunggu di depan pintu gerbang. Rindu pun keluar dari mobil dan menemuinya.
"Ngapain Kamu kesini lagi? Bukannya Aku udah batalin pernikahan Aku dan juga Farel.
"Aku perlu bicara sama Kamu." Ucap Nia.
"Tapi maaf, Aku udah gak tertarik untuk membicarakan tentang Farel lagi." Ucap Rindu yang hendak masuk kembali ke dalam mobil tetapi ditahan oleh Nia.
"Aku mohon, tolong Aku." Ucap Nia yang membuat Rindu akhirnya mengalah.
"Ada apa lagi?" Tanya Rindu akhirnya.
"Kemarin Farel bilang sama Aku, Dia gak akan menikahi Aku selama Kamu belum menikah."Ucap Nia, Rindu hanya diam dan membuang muka mendengar ucapan dari Nia.
"Aku mohon sama Kamu, perut Aku semakin membesar. Tapi Farel seolah masih gak mau lepas dari Kamu, Dia selalu mencari alasan untuk menunda pernikahan Kita." Ucap Nia yang membuat Rindu jengkel.
"Nia itu bukan lagi urusan Aku, karena Aku udah melepaskan Dia. Aku gak peduli sama urusan Kamu." Ucap Rindu meninggalkan Wanita tersebut.
Rindu memasuki rumah dengan wajah kesalnya, Bu Lia yang menyapanya pun menebak bahwa Rindu bertemu dengan Nia , Bu Lia memang sudah mengusir Wanita itu agar tidak menemui Rindu. Tetapi nampaknya Wanita itu masih menunggu di luar gerbang hingga Rindu pulang.
Di Kantor Ari
Ari meminta kepada Wakilnya untuk mewakili meeting, Ia pamit karena tidak dapat mengikuti meeting pada sore itu. Putra pun merasa heran karena biasanya Ari tidak pernah absen ketika ada meeting.
"Tumben banget gak ikut meeting." Sindir Putra.
"Aku ada urusan." Ucap Ari memakai jasnya bersiap untuk pulang.
"Urusan sepenting apa sih? ini masing terang lho Ri, belum gelap." Ledek Putra tersenyum tipis.
"Urusan penting pastinya. Udah lebih baik Kamu siap-siap buat meeting, gak usah gangguin Aku terus." Protes Ari yang kini telah menenteng tas kerjanya.
Ari berjalan keluar dari kantor dan segera mengendarai mobilnya untuk pulang.
Di Restoran Sultan
Kini Keluarga Pak Raka dan Keluarga Pak Dimas telah makan malam bersama, setelah makan malam selesai, Mereka pun mulai membahas tentang Pernikahan Ari dan juga Rindu.
"Alhamdulillah, Saya senang akhirnya Ari dan juga Rindu bersedia untuk menikah." Ucap Pak Raka.
"Iya betul, untuk keputusan lebih lanjut biar Mereka aja kali ya yang memutuskan mau menikah kapan." Ucap Bu Kesya tersenyum.
"Kamu maunya Kapan Sayang?" Bu Lia bertanya kepada Rindu.
"Rindu mau bulan depan." Ucap Rindu yang membuat Ari dan juga yang ada di sana terkejut karena satu bulan adalah waktu yang sangat singkat.
"Bulan depan? Kamu serius?" Tanya Pak Dimas.
"Iya Pa, Aku serius. Aku mau menikah bulan depan. Gimana Kak Ari siap atau nggak?" Tanya Rindu.
"Aku terpaksa harus segera melaksanakan pernikahan ini, Aku gak mau Farel terus mengganggu Aku dan masih berharap bisa bersama Aku lagi." Batin Rindu.
"Aku ikut kata Mama sama Ayah." Jawab Ari santai.
"Wahhhh ini benar-benar kabar baik."Ucap Bu Lia girang.
"Iya Lia, kalau gitu Kita harus mempersiapkan semuanya mulai dari sekarang." Ucap Bu Kesya.
"Iya bener, Kita harus segera laksanakan tunangannya juga." Bu Lia antusias sedangkan Ari dan juga Rindu hanya diam mendengarkan Bu Kesya dan juga Bu Lia yang terlalu antusias.
"Ma, Rindu mau ke toilet dulu ya." Pamit Rindu kemudian meninggalkan meja tersebut.
Ari yang ingin mengetahui alasan Rindu ingin segera menikah pun juga meminta izin pergi ke toilet. Ia menunggu Rindu hingga keluar dari toilet.
Rindu terkejut ketika tiba-tiba Ari berdiri di hadapannya.
"Ih, Kakak tu ngagetin tau nggak." Protes Rindu.
"Aku heran sama Kamu, kenapa Kamu tiba-tiba menerima lamaran Aku dan bahkan ingin segera menikah. Padahal Kita baru kenal, Apa alasan Kamu?" Tanya Ari menginterogasi Rindu.
Rindu terdiam, Ia bingung harus menjawab apa. Jika Ia jujur mengatakan alasannya, Itu sama saja Ia memanfaatkan Ari untuk lepas dari Farel.
"Kenapa diam? Jawab dong." Ari meminta Rindu untuk menjawab pertanyaan.
"Karena Aku mau orangtua Aku bahagia, itu juga kan alasan Kakak mau menikah sama Aku?" Rindu bertanya balik.
Ari hanya diam kemudian berbalik dan meninggalkan Rindu.
"Bagaimana nantinya setelah Aku menikah sama Kak Ari, Apa Kita hanya akan membangun sebuah rumah tangga tapi Kita sendiri gak tau apa tujuan Kita." Pikir Rindu.
Bersambung.........
Bagaimana kelanjutan kisah dari Ari dan juga Rindu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments