Bu Lia menuruni anak tangga, nampak Bu Kesya bersama Pak Raka tengah menunggunya di ruang tamu. Bu Lia pun menghampiri dan menyapa Mereka.
"Kesya, Raka. Kalian apa kabar?" Tanya Bu Lia seolah tidak terjadi apa-apa. Tetapi matanya tidak dapat membohongi Kesya.
"Tadi pagi Ari cerita kalo Dia habis dari sini, dan Dia cerita semuanya."Terang Bu Kesya menghampiri tempat duduk Bu Lia, Bu Lia pun menangis di pelukannya sahabatnya itu.
"Aku gak tau salah Aku apa Key, kenapa hal seperti ini bisa menimpa Rindu. Selama ini Rindu benar-benar tulus mencintai Farel. Dia pasti sangat terpukul dengan adanya kejadian ini, apalagi pernikahan sudah ada di depan mata. Tapi harus dibatalkan karena penghianatan." Bu Lia mengutarakan isi hatinya.
"Kamu yang tegar ya Fill, Rindu pasti sangat butuh support dari Kamu dan juga Dimas." Ucap Bu Kesya mengusap punggung sahabatnya itu.
"Terus sekarang keadaan Rindu gimana?" Tanya Raka.
"Tadi laki-laki itu datang kesini dan bicara sama Rindu, dan sekarang Rindu pingsan. Dia sekarang di kamar sama Papanya." Jawab Bu Lia.
"Ya ampun kasihan sekali Rindu, Kita boleh lihat Dia?" Tanya Bu Kesya.
"Boleh, Ayo Aku anter ke kamarnya." Ucap Bu Lia kemudian bergandengan dengan Bu Lia diikuti oleh Pak Raka menuju kamar Rindu.
"Ceklek" Pintu kamar dibuka, Dimas yang duduk sembari menunggu Rindu tersadar pun langsung menyambut kedatangan Pak Raka dan juga Bu Kesya. Pak Raka menepuk pundak temannya itu sebagai support.
Mereka akhirnya duduk di sofa dekat ranjang Rindu, memperhatikan Rindu yang tertidur. Bahkan dalam tidurnya pun Rindu nampak begitu lelah.
"Malang sekali Kamu Nak." Ucap Bu Kesya yang ikut merasakan kesedihan Rindu.
Di Kantor Ari.
Ari tengah sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba saja pintu terbuka dan masuk Raja yang merupakan teman sekaligus Saudara sepupu dari Ari.
"Serius banget kerjanya." Sapa Raja yang senang mengganggu Adik Sepupunya itu.
"Kak Raja udah pulang dari luar Negeri, kenapa gak bilang Ari?" Tanya Ari.
"Ngapain bilang Kamu, Kamu kan juga sibuk. Aku mau ketemu Om sama Tante di rumah gak?" Tanya Raja kepada Ari.
"Gak tau si, tadi pagi bilang mau kerumah temannya. Gak tau udah pulang atau belum." Jawab Ari masih fokus dengan layar laptopnya.
"Tapi Natasya ada di rumah?" Tanya Raja yang senang menggoda Tasya.
"Kayaknya gitu." Jawab Ari.
"Yaudahdeh, Aku ke rumah Kamu sekarang aja. Siapa tahu kalo Tante sama Om udah pulang. Nanti oleh-oleh buat Kamu langsung Aku taruh dirumah Kamu ya."Ucap Raja kemudian meninggalkan Ari.
Di Rumah Ari
Natasha tengah bermain basket di lapangan Rumahnya, Ia memainkan bola tersebut dengan lihai, tiba-tiba Raja masuk dan merebut bola miliknya.
"Kak Raja, Kakak sejak kapan pulang ke Indonesia?" Tanya Tasya terkejut.
Ia melompat ke punggung Raja dan langsung digendong oleh Kakak sepupunya itu.
"Apaan nih, tiba-tiba minta gendong. Kamu itu udah besar. Beratttt." Protes Raja.
"Ih Kak Raja mah gitu, Kakak ajak Baby Arkan gak Kak?" Tanya Tasya.
Arkan adalah putra dari Raja yang kini berusia 2 tahun. Ia kehilangan Ibunya saat melahirkannya.
Raja sendiri merupakan seorang Duda yang baru berusia 34 tahun. Ia menikah pada usia 25 tahun hingga di 6 tahun usia pernikahannya, Ia dikaruniai anak. Tetapi sayang sekali Istrinya tidak dapat terselamatkan ketika melahirkan.
"Gak dong, Baby Arkan di rumah sama Neneknya." Jawab Raja, Tasya sangat sayang dan manja kepada Raja karena Raja ramah dan juga lebih perhatian, berbeda dengan Ari yang Cuek dan terkesan dingin.
"Yah, padahal Tasya tuh kangen banget sama Arkan." Protes Tasya.
"Makannya Kamu main ke rumah dong." Titah Raja menurunkan Adik Sepupunya itu.
"Gimana kalo Kamu lawan Kak Raja sekarang." Tantang Raja.
"Oke dealll." Tasya merebut bola basket dari tangan Raja dan kembali bermain.
Di Rumah Rindu
Rindu perlahan-lahan membuka kedua matanya, Ia menyentuh kepalanya yang masih terasa pusing. Bu Lia langsung menghampiri Rindu.
"Alhamdulillah, Kamu udah bangun Nak, kenapa Nak kepala Kamu pusing?" Tanya Bu Lia.
"Aku gak papa kok Ma." Jawab Rindu.
"Kamu makan ya Rin, jangan terus larut dalam kesedihan, Kamu harus bangkit. Jangan kalah dengan keadaan seperti ini terus Sayang." Bu Lia membelai rambut Putrinya.
Sejenak Rindu membenarkan apa yang dikatakan oleh Mamanya, Ia berfikir bahwa Ia harus melupakan semua kejadian tentang Farel.
"Mama benar, Seharusnya Aku gak terlalu memikirkan masalah ini." Ucap Rindu menatap Mamanya.
"Tadi Tante Kesya sama Om Raka kesini, Mereka menawarkan Mama untuk menginap di villa dekat dengan perkebunan. Dengan begitu Kamu bisa refreshing disana. Rindu mau?" Tawar Bu Lia yang dijawab dengan anggukan Rindu.
"Kalo gitu, biar nanti Mama hubungi Bu Kesya. Sekarang Kamu makan ya." Titah Bu Lia kemudian menghubungi Bu Kesya.
Di Rumah Ari.
Bu Kesya baru saja mendapatkan telepon dari Bu Lia bahwa Rindu bersedia untuk berlibur Ke puncak. Bu Kesya pun memberi tahu keluarganya dan Mereka setuju, tetapi Ari tengah berada di ruang kerjanya. Bu Kesya pun mendatangi Putranya itu.
"Ari, Kamu udah seharian kerja. Di Rumah pun kerja lagi, Kamu inikan Boss. Jangan terlalu keras dong kerjanya." Protes Bu Kesya menghampiri Putranya dan duduk didepannya.
"Justru itu Mama, karena Ari sebagai pemimpin perusahaan. Tanggung jawab Ari jadi lebih besar." Jawab Ari.
"Ari, Mama boleh gak minta waktu Kamu 3 hari aja." Ucap Bu Kesya.
"Mama kok ngomong gitu sih? Ada apa?" Tanya Ari langsung mengutarakan pertanyaannya.
"Lusa, Mama sama keluarga Bu Lia mau ke puncak. Kamu ikut ya." Pinta Bu Kesya menggenggam tangan Ari, berusaha membujuk Ari.
"Tapi nanti gimana kalo ada meeting Ma, masak Ari gak hadir." Ucap Ari ragu untuk menyetujui permintaan Bu Kesya.
"Tuh kan, Kamu ma gitu. Gak pernah mau ikuti kata Mama." Bu Kesya mengerucutkan bibirnya. Dia mengalihkan pandangannya.
Ari tidak tega melihat Mamanya membujuknya hingga seperti itu, Bu Kesya benar. Selama ini Ari selalu sibuk dengan pekerjaannya. Mungkin Ari butuh berlibur dan meluangkan waktu bersama keluarganya.
"Yaudah iya, Ari mau ikut ke puncak. Mama gak usah sedih gitu dong." Ari akhirnya mengalah, Ia menerima permintaan Mamanya.
"Serius? janji sama Mama, Awas aja kalo gak jadi ikut Mama nanti marah lho." Ancam Bu Kesya.
"Iya, Mama kok gak percaya sih sama Ari, emang Ari pernah bohong sama Mama? kalo Ari bilang iya pasti iya. Tapi kalo Ari gak bisa Ari pasti bilang nggak." Jawab Ari membela diri.
"Nah gitu dong, Ini baru Anak Mama. Yaudah Mama tinggal ya, selamat bekerja Nak." Ucap Bu Kesya girang keluar dari ruangan Ari.
Ari tersenyum melihat tingkah laku Mamanya itu.
Bersambung.....
Akankah Ari dan juga Rindu bertemu kembali? Lantas apa yang akan terjadi di antara Mereka?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments